Empat Tahun BPJ, Bidik Prestasi dan Abadi di Yogyakarta

 Empat Tahun BPJ, Bidik Prestasi dan Abadi di Yogyakarta

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Klub basket kebanggaan warga Yogyakarta, Bima Perkasa Jogja (BPJ), kini telah berusia empat tahun tepat pada 30 November 2020. Klub yang dulunya bernama Bimasakti Malang tersebut diakuisisi oleh Edy Wibowo, sosok pengusaha dan sekaligus dokter ternama di Yogyakarta.

Pada usianya yang keempat, BPJ mencanangkan dapat meraih prestasi tertinggi di kompetisi Indonesia Basketball League (IBL) musim depan. Shooting guard dan sekaligus kapten BPJ, Azzaryan Praditya, berbicara kepada media, Senin (30/11/2020) sore mengungkapkan, dirinya mengapresiasi kerja keras manajemen BPJ yang terus membangun klub menjadi lebih baik. Salah satunya dengan mendatangkan pelatih asal Amerika, David Singleton meski di masa pandemi Covid-19 ini.

“Sudah kelihatan keseriusan dari Pak Edy, dari manajemen dengan mendatangkan David Singleton, dan beberapa amunisi baru yang bisa dibilang lebih dari berpengalaman seperti Mas Febri (Utomo) dan Indra (Muhammad). Ini amunisi yang cukup bagus untuk klub ke depannya,” kata dia.

Ketika jumpa pers dan sekaligus acara syukuran perayaan empat tahun BPJ di Teduh Coffee Sleman Yogyakarta, Azzaryan Praditya menegaskan seluruh roster Bima Perkasa saat ini siap untuk berjuang mati-matian demi meraih prestasi bagi klub yang disponsori oleh Bank BPD DIY ini.

“(Skuad) Ini jangan disia-siakan menurut saya, dan kita harus kerja keras untuk dapat hasil yang maksimal di musim yang akan datang,” ungkap pemain berpostur 183 cm itu.

Sementara itu, Edy Wibowo, selaku pemilik klub menyebutkan, pihaknya tidak hanya memikirkan prestasi dan pembinaan pemain ketika mengambil alih Bimasakti Malang di tahun 2016 silam. “Kalau berbicara prestasi, tentu kita ingin meraih prestasi. Saya ingin ada trofi di lemari tim BPJ,” tutur pria ramah senyum itu.

Bawa Singleton

Sebagai pemilik, Edy menginginkan Bima Perkasa menjadi klub basket eksis dalam kurun waktu lama dan sekaligus menjadi ikon olahraga di Yogyakarta. Walaupun disadarinya, popularitas basket masih belum mampu mengungguli sepak bola.

“Target kita yang lebih besar memang sustainability klub, karena kita tahu bersama rata-rata usia klub di Indonesia itu berapa sih. Tentunya kita ingin BPJ jangka panjang,” ujarnya.

Klub basket Bima Perkasa Jogja atau BPJ terlihat lebih serius untuk persiapan musim depan. Selain mengikat David Singleton untuk durasi tiga tahun, BPJ juga telah merekrut Kartika Siti Aminah sebagai asisten pelatih plus manajer teknik. Kartika Siti Aminah sendiri pernah membawa klub basket putri Surabaya Fever menjadi tim yang disegani di Woman NBL.

“Sistem ini yang sedang kita bangun dan harapkan. Mendatangkan coach baru (David) Singleton, memang diharapkan untuk memberikan dampak yang signifikan,” terangnya.

Dave Singleton, bukan sosok sembarang di bola basket Asia Tenggara. Pelatih yang pernah menangani Saigon Heat itu berhasil membawa klub tersebut juara liga basket Vietnam berturut-turut dengan sejumlah rekor fantastis.

Saat memoles Nelson Giant di tahun 2015, Dave juga sukses mengorbitkan kapten timnas New Zealand, Mika Vukana, menjadi salah satu yang terbaik di ASEAN Basketball League (ABL). Sementara ketika melatih Pasific Caesar Surabaya, Dave Singleton juga berhasil menyulap Pasific sebagai klub yang tangguh di IBL musim lalu meski dengan roster yang tak terlalu mengilap.

Bima Perkasa juga baru saja menuntaskan transfer eks pemain CLS Knights Febri Utomo dan mantan pemain Pasific Indra Muhammad yang pada IBL musim lalu meraih gelar Defensive Player of The Year. Indra sendiri ketika diwawancarai koranbernas.id menuturkan, dirinya bersedia menandatangani kontrak dengan BPJ tidak hanya disebabkan ajakan dari David Singleton semata, namun juga karena keseriusan manajemen membangun tim.(*)