Hindari Klaster Baru, Swab Test Menyasar ke Ponpes

 Hindari Klaster Baru, Swab Test Menyasar ke Ponpes

KORANBERNAS.ID, SLEMAN--Dinas Kesehatan Sleman melakukan swab test terhadap ustadz dan ustadzah di Pondok Pesantren Pandanaran, Ngaglik, Sleman, Rabu (29/7/2020).

Bersamaan dengan kegiatan ini, diluncurkan gerakan “Cita Mas Jajar” yang merupakan akronim dari Cuci Tangan Pakai Sabun, Memakai Masker dan Jaga Jarak 1,5 Meter. Turut hadir pada kegiatan tersebut Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun.

Wabup mengatakan, kegiatan ini menyasar lembaga pendidikan yang berasrama, seperti ponpes. Pasalnya interaksi yang terus menerus antar penghuni di ponpes, menurutnya dapat menjadi sebab penyebaran Covid-19 jika tidak diantisipasi.

Ditambah lagi penghuni ponpes tersebut berasal dari berbagai daerah, baik dari dalam ataupun luar Kabupaten Sleman.

“Dengan swab test ini diharapkan tidak timbul klaster penularan Covid-19 di pondok pesantren,” kata Sri Muslimatun. 

Wabup mengapresiasi gerakan Cita Mas Jajar yang telah diluncurkan tersebut. Dia menilai, gerakan ini merupakan protokol kesehatan yang harus dilaksanakan oleh siapa pun dan di mana pun.

Kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan gerakan Cita Mas Jajar, menurutnya kunci untuk menghindari penyebaran Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Joko Hastaryo menyebutkan, swab test melibatkan 100 orang. Rencananya, kata Joko, kegiatan serupa akan kembali dilakukan di sejumlah ponpes lainnya. Targetnya swab test akan dilakukan kepada sebanyak 1.000 spesimen dari 5 hingga 7 pesantren.

“Kegiatan ini ditujukan untuk ustadz dan ustadzah, karena santri baru mau datang ke pondok pesantren,” jelas Joko.

Bagi santri yang baru dating, nantinya harus menjalani karantina terlebih dahulu selama 14 hari. Santri beserta seluruh penghuni ponpes juga diharapkan selalu menjalankan protokol kesehatan selama berkegiatan di dalam ponpes. (SM)