Pelaku Perjalanan Tingkatkan Naiknya Angka Pasien Covid-19 di Sleman

 Pelaku Perjalanan Tingkatkan Naiknya Angka Pasien Covid-19 di Sleman

KORANBERNAS.ID,SLEMAN--Kasus Covid-19di Kabupaten Sleman kembali meningkat. Sejumlah klaster penularan ditemukan, mulai dari keluarga, sekolah, tenaga kesehatan hingga perkantoran. 

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo menyebutkan, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Sleman rata-rata berasal dari pelaku perjalanan. Karena itu, Kustini menghimbau kepada masyarakat Sleman yang telah bepergian dari luar daerah, sebelum beraktivitas kembali di masyarakat, diharapkan melakukan swab terlebih dahulu. 

"Setelah bepergian dari luar daerah, sebelum masuk sekolah atau kantor, kami harapkan melakukan swab dulu sebelum beraktivitas. Apabila seandainya kondisi badan tidak fit, jangan masuk dulu. Lebih baik istirahat tiga hari," kata Kustini, kepada wartawan, Jumat (11/2/2022). 

Selain itu, Kustini juga mengharap kepada masyarakat, ketika melakukan aktivitas di manapun, termasuk jika bepergian ke luar daerah tetap mengedepankan dengan protokol kesehatan ketat, terutama memakai masker. Jika kembali ke Sleman , maka diminta swab. 
Kustini memberikan contoh, dirinya beberapa waktu lalu sempat bepergian ke luar daerah.

Kemudian, ketemu dengan orang yang dinyatakan positif Covid-19 akhirnya swab dan ternyata terpapar Covid-19. Anjuran swab setelah bepergian ini juga akan diedarkan ke sekolah-sekolah. Ini untuk mengantisipasi agar tidak terjadi penularan. 

Sementara dalam menghadapi lonjakan kasus Covid-19 saat ini,  pihaknya mengaku lebih siap. Oksigen, obat-obatan dan vitamin, dipastikan dalam kondisi aman dan cukup. 

"Selter isolasi untuk menampung pasien Covid-19 bergejala ringan sudah disiapkan di Asrama Haji dan Rusunawa Gemawang. Jika penuh, maka rencananya akan ditambah," jelasnya.

Terpisah Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Sleman, dr. Khamidah Yuliati mengatakan, swab bagi warga yang telah bepergian, bukan suatu kewajiban.
Tetapi merupakan kesadaran personal untuk menjaga agar tidak terjadi penularan di lingkungannya. 

"Untuk saat ini memang tidak ada kewajiban. Tapi kesadaran sendiri ya, kalau dari perjalanan jauh maka kondisi tubuh yang lelah biasanya lebih mudah ditulari. Sehingga, akan lebih aman kalau lebih dulu mengetahui jika kondisi negatif. Sehingga mau masuk lingkungan sekolah ataupun kantor benar-benar merasa aman dan bebas," kata Yuliati. (*)