Penyandang Disabilitas Masih Kesulitan Mendapatkan Akses Vaksin

 Penyandang Disabilitas Masih Kesulitan Mendapatkan Akses Vaksin

KORANBERNAS ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah, swasta dan komunitas terus bahu-membahu mempercepat vaksinasi bagi seluruh masyarakat Indonesia. Penyelenggaran vaksinasi yang dulu hanya terbatas pada kelompok-kelompok tertentu, kini sudah terbuka bagi semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat vaksin. Segala upaya kolaboratif dilaksanakan demi mempercepat kekebalan komunal.

Meskipun demikian, perhatian bagi penyandang disabilitas belum menunjukkan hasil yang maksimal. Kesulitan mengakses fasilitas-fasilitas vaksin bagi difable masih menjadi kendala bagi kelompok minoritas ini.

"Masalah mobilitas selalu menjadi kendala teman-teman difabel. Selain untuk menuju ke lokasi vaksinasi, saat mengantri pun masih menjadi kendala," kata Eko Septiardi, salah satu relawan difable saat ditemui di Vaksinasi Merah Putih bagi difabel di Taman Pintar, Kamis (9/09/2021).

Eko bersama 11 relawan lain merasa terpanggil untuk secara khusus mengabdikan diri melayani kelompok disabilitas untuk memperoleh vaksin. Dengan terampil dia mengayuh kursi rodanya mendampingi calon penerima vaksin yang ikut mengantri. Tidak jarang, dengan teliti Eko ikut mengisikan formulir skrining yang tidak mungkin bisa dilakukan oleh penyandang disabilitas netra.

Eko yang tergabung dalam Difabel Tanggap Bencana (Difagana) telah lama mengabdikan diri mendampingi kelompok disabilitas mendapatkan vaksin. Tidak hanya terbatas dalam Kota Yogyakarta, kursi roda tidak membuat niatnya pupus untuk menjadi sukarelawan vaksinasi di Bantul hingga Gunungkidul.

"Dari pengalaman-pengalaman selama ini, kelompok difabel sebenarnya sangat membutuhkan kemudahan mendapatkan vaksin. Jika mungkin, didatangi di rumah masing-masing," ungkapnya.

Keinginan Eko bukan tanpa sebab, selain kendala mobilitas yang Ia sebutkan sebelumnya. Antrian panjang dan lama bisa menjadi masalah lain di tempat vaksinasi. "Tidak sedikit teman difabel yang mengurungkan niat setelah sampai di lokasi vaksin yang tidak ramah terhadap mereka," tutup Eko.

Sementara Puteri Raja Keraton Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara membenarkan masih banyak disabilitas di DIY yang kesulitan mengakses vaksinasi Covid-19. Karenanya kali ini Gerakan Kemanusiaan Republik (GKR) Indonesia, Dinas Kesehatan DIY, dan Komunitas Peduli Bersama Natasha Skin Clinic menggelar percepatan vaksinasi bagi kelomppok ini.

"Memang banyak kuota yang belum terpenuhi dari segi persentase masih kecil. "Kendala difabel ini dari akses dari rumah kesini karena difabel banyak macamnya situasi sangat unik bagi setiap orangnya," ujarnya.

Vaksinasi bagi kaum disabiltias sudah dua kali digelar di Taman Pintar. Dalam vaksinasi ini ditargetkan sebanyak 500 kaum disabilitas bisa mengikuti vaksinasi. Program ini mendukung kebijakan pemerintah yang rencananya melakukan vaksinasi di rumah bagi kaum disabilitas.

"Taman pintar pun mengizinkan vaksin di dalam mobil tidak sampai turun ke dalam ruangan. Memang diperiksa di dalam mobil ada penjemputan difasilitasi," imbuhnya.

Sementara untuk melakukan visiting ke masing-masing difabel, GKR Bendara menyebut, hal tersebut sedang digodok.

"Namun kita belum tau apakah itu akan visible atau tidak? Dikarenakan effort untuk visiting ke rumah dengan mendatangkan ke satu lokasi itu tentu berbeda skemanya," tutupnya.(*)