Tujuh Tahun Jadi Misteri, Kasus Pembunuhan Kebun Salak Terbongkar

 Tujuh Tahun Jadi Misteri, Kasus Pembunuhan Kebun Salak Terbongkar

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Misteri jasad wanita yang membusuk di sebuah kebun salak pada 4 Februari 2013 akhirnya terkuak setelah tujuh tahun lamanya. Lewat penyelidikan dari jajaran Ditreskrim Umum Polda DIY berbekal keterangan saksi yang sejatinya terbilang minim, kasus pembunuhan sadis di Desa Wonokerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman berhasil diungkap.

“Alhamdulillah, setelah tujuh tahun kasus ini terjadi, tepatnya kita temukan 4 Februari 2013. Saat itu, ada petani bernama Sarjono ketika hendak memetik salak, ternyata tercium bau busuk di kebun salaknya. Kemudian dicek sudah ada satu mayat perempuan mengenakan daster berwarna biru,” tutur Direktur Ditreskrim Umum (Dirreskrimum) Polda DIY Kombes Polisi Burkan Rudy Satria.

Burkan Rudy Satria kepada awak media, Kamis (03/12/2020) siang menuturkan, pihaknya berupaya menuntaskan kasus yang telah mengendap cukup lama. “Bapak tersebut melaporkan ke Polsek dan kita melakukan penyelidikan. Cukup lama, karena si pelaku ini menghilang dan identitas korban baru kita ketahui kemarin (penangkapan),” ungkapnya.

Awalnya, aparat bahkan tidak dapat mengenali identitas korban wanita yang akhirnya diketahui bernama Sri Utami warga Desa Muntuk Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul. “Jadi selama tujuh tahun kita tidak pernah tahu ini korban siapa. Ini karena kondisi sudah rusak sidik jarinya dan identitas yang menempel juga tidak ada,” sebut Dirreskrimum ketika jumpa pers di Mapolda DIY.

Setelah membongkar kembali hasil penyelidikan pada tujuh tahun silam, Burkan Yudi Satria mengungkapkan, pihaknya mulai menemukan titik terang tentang pelaku pembunuhan sadis tersebut. Menariknya, secercah titik terang itu berawal hanya dari sepeda motor pelaku yang sempat diketahui beberapa saksi mata.

“Kita putuskan untuk berangkat ke Kediri dan Sidoarjo untuk memburu pelaku. Kediri karena si kandidat tersangka ini aslinya rumahnya Kediri, dan berdasarkan petunjuk dari kendaraan bermotor yang spesifik. Waktu itu kita hanya mendapatkan keterangan sejenis motor sport tapi bukan buatan Jepang, itu saja petunjuknya. Akhirnya kita ketemukan Bajaj Pulsar platnya AG,” papar mantan Kapolres Sleman itu.

Berawal dari Cemburu

Pencarian kandidat tersangka akhirnya mengerucut pada sosok pria berinisial EBP warga Kediri Jawa Timur. Pelaku berusia 39 tahun itu berhasil ditangkap petugas ketika berada di Sidoarjo pada 3 Desember. Pelaku ternyata sempat memiliki hubungan asmara dengan korban Sri Utami sebelum insiden pembunuhan.

“Dari keterangan tersangka, baru kita temukan identitas korbannya kemarin. Ternyata korbannya adalah seorang perempuan dari Bantul bernama Sri Utami, kelahiran 20 Februari 1980, alamatnya Karangasem, Muntuk Dlingo Bantul. Kalau nggak salah (korban) janda beranak dua,” ungkap Burkan kepada koranbernas.id.  

Tersangka EBP yang ditangkap pada 2 Desember malam, dijerat pasal berlapis dengan tuntutan utama pembunuhan berencana sesuai pasal 340 KUHP. Ketika dilakukan interogasi, motif pelaku melakukan pembunuhan diawali perasaan cemburu terhadap korban.

“Berdasarkan keterangan sementara, (pembunuhan) ini sudah direncanakan. Kemudian motifnya adalah adanya kecemburuan pelaku terhadap si korban,” tambahnya.

Dirreskrimum Polda DIY ketika disinggung tentang motif kecemburuan pelaku menegaskan, berdasar keterangan EBP dirinya berkali-kali dihina dan disbanding-bandingkan dengan pria lain yang juga menjalin hubungan dengan korban. Hal itu menyulut emosi pelaku sehingga merencanakan pembunuhan sadis.

“Sampai dikubur (korban) tidak ada yang mencari. Sampai dengan kemarin (3 Desember) juga tidak ada yang mencari si korban. Baru kita temukan setelah ada identitas dari tersangka, dan kemudian kita berangkat ke Dlingo dan keluarga membenarkan bahwa korban telah hilang tujuh tahun,” papar dia.

Pelaku EBP terancam ancaman pidana seumur hidup atau hukuman 20 tahun penjara. Polisi menyita sejumlah barang bukti di antaranya sepeda motor Bajaj Pulsar tahun 2011 berplat AG 4139 FQ serta dua buah helm.(*)