Ada Delapan Grup di Wukirsari Bantul, Sholawat Rodat akan Diajukan ke UNESCO

Ada Delapan Grup di Wukirsari Bantul, Sholawat Rodat akan Diajukan ke UNESCO

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Sholawat Rodat  akan diajukan ke The United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) oleh Dinas Kebudayaan DIY sebagai  warisan budaya.

UNESCO sebagai Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merupakan badan khusus yang didirikan pada 1945.

Lurah Wukirsari Imogiri Bantul, Susilo Hapsoro, di sela-sela acara Festival Sholawat Rodat se-Wukirsari di Masjid Al 'Ala Singosaren Wukirsari, Jumat (12/8/2022) malam, menjelaskan Sholawat Rodat merupakan kesenian yang memadukan sholawat dan zikir dengan alunan musik rebana dan gerakan tubuh.

Kesenian ini telah diwariskan secara turun temurun sejak masa Sri Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1759. Sholawat Rodat dimainkan puluhan jamaah laki-laki.

Mereka duduk berjajar rapi dan saling berhadapan. Masing-masing membawa kipas dan  pada bagian lain ada sekelompok jamaah  menabuh rebana.  Lalu dilantunkan sholawat dan  zikir dengan iringan rebana yang dipadukan gerakan tubuh dari para pemain Rodat.

Mereka menggerakkan tubuh secara serempak dan harmoni sambil mengayunkan kipas yang dipegang. Perpaduan itulah yang menjadi fokus utama dari kesenian tersebut.

“Di Kalurahan Wukirsari total ada delapan grup Sholawat Rodat dan malam hari ini yang ikut festival lima grup. Sholawat Rodat saat ini sedang dalam proses untuk diajukan ke UNESCO oleh Dinas Kebudayaan DIY,” kata Lurah Susilo kepada koranbernas.id di lokasi.

Di dalam Sholawat Rodat terdapat pakem gerakan yang kemudian ditambah atau dikreasikan oleh masing-masing grup. “Gerakan pakemnya itu ada. Nanti tinggal pengembangan dari masing-masing grup sholawat,” katanya.

Di Wukirsari kesenian ini banyak ditampilkan pada berbagai kegiatan seperti pengajian, menyambut tamu, menyambut juri perlombaan maupun kegiatan kemasyarakatan lainnya.

Joko Nugroho selaku ketua panitia mengatakan festival kali ini digelar dalam rangka merti dusun Singosaren yang ketujuh kalinya. Peserta tampil 30 menit mulai dari persiapan hingga   penutupan.

Kelompok yang tampil mendapatkan penghargaan dan uang pembinaan dari Pemerintah Kalurahan Wukirsari. “Festival digelar sebagai salah satu bentuk pelestarian seni tradisi yang sudah ada sejak dulu di wilayah kami. Selain tentu, untuk syiar agama Islam,” katanya.

Festival Sholawat Rodat menarik perhatian masyarakat yang memadati lokasi  acara. Tampak hadir Ketua TP PKK Kabupaten Bantul, Hj Emi Masruroh yang juga istri dari Bupati Bantul H Abdul Halim Muslih. (*)