Ada Masalah Keluarga, Bisa Mengadu ke Puspaga

Ada Masalah Keluarga, Bisa Mengadu ke Puspaga

KORANBERNAS.ID, BANTUL--Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih meresmikan Gedung Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Projotamansari yang berlokasi di Jalan DR Wahidin Sudirohusodo Nomor 76 (belakang UPTD PPA), Jumat (27/1/2023).

Peresmian ditandai dengan pemotongan tumpeng dan dihadiri Erlina Hidayati Sumardi, Kepala DP3AP2 DIY, Kompol Sancoko P. Seksono, MH, Wakapolres Bantul, Agus Budi Raharja Sekda Kabupaten Bantul dan Ninik Istitarini,Kepala DP3AP2 Kabupaten Bantul.

Dalam sambutannya, Ninik Istitarini mengatakan, Kabupaten Layak Anak (KLA) yang mempunyai sistem pembangunan berbasis pada hak anak dilakukan melalui pengintegrasian komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan.

“Bentuknya adalah kebijakan program kegiatan yang ditujukan untuk memenuhi hak dan perlindungan anak yang senantiasa harus kita upayakan,” kata Ninik.

“Kabupaten Bantul menuju Kabupaten Layak Anak pada tahun 2024 dengan harapan dapat tercapai, maka pada tahun 2023 ini minimal kita harus mencapai utama pengukuran menggunakan 24 indikator yang mencerminkan pemenuhan dan perlindungan anak dari aspek kelembagaan dan 5 cluster substantif konversi hak anak,” lanjut Ninik.

Salah satu clusternya adalah tentang lingkungan keluarga dan pengakuan alternatif yang diukur melalui salah satu indikatornya tersedianya layanan konsultasi layanan konseling pengasuhan bagi orang tua ataupun keluarga

Untuk itulah kemudian dibentuk Puspaga sebagai unit layanan keluarga yang berfungsi untuk memampukan para orang tua untuk bertanggung jawab dan berkewajiban mulai dari mengasuh, mendidik, melindungi anak, menumbuhkembangkan minat bakat anak, mencegah perkawinan usia anak dan membangun karakter dan nilai-nile budi pekerti.

Hal ini sesuai dengan amanah Pasal 26 Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Adapun prinsip Puspaga adalah non diskriminasi, kepentingan terbaik bagi anak dan keluarga,hak hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan,menghargai pandangan anak dan mudah di akses.

Kemudian tujuan Puspaga adalah tersedianya layanan keluarga one stop services yakni layanan satu pintu keluarga holistik integratif berbasis hak anak.

Tersedianya tempat pembelajaran keluarga melalui penyediaan layanan bagi keluarga, tersedianya tempat mendapatkan layanan intormasi, konsultasi dan konseling bagi anak, orang tua atau orang yang bertanggung jawab terhadap anak serta tersedianya tempat penghubung rujukan sebagai solusi bagi permasalahan anak dan keluarga.

“Juga menguatnya kemampuan keluarga dalam mengasuh dan melindungi anak untuk mewujudkan keluarga yang berkesetaraan gender dan sesuai hak anak serta menguatnya sinergitas kerjasama antara pusat dan daeran dalam pemenuhan hak anak dan kualitas keluarga serta percepatan KLA,” katanya.

Sehingga sasaran pelayanan Puspaga adalah anak,orang tua, wali,calon orang tua dan orang yang bertanggung jawab terhadap pengasuhan anak.

Sedangkan Abdul Halim Muslih menyampaikan, bahwa Kabupaten Bantul dan Indonesia punya cita-cita luhur yakni bagaimana negara ini termasuk Bantul menjadi daerah yang ramah perempuan dan memberikan perlindungan yang memadai bagi anak.

“Secara khusus Bantul telah menetapkan sebuah visi misi. Untuk misi yang kelima di dalam RPJMD kita yaitu penanggulangan masalah kesejahteraan sosial secara terpadu dan pencapaian Bantul sebagai Kabupaten Layak Anak, ramah perempuan dan penyandang disabilitas. Bantul menyadari pentingnya pemberdayaan perempuan dan anak untuk mendorong kehidupan lebih baik lebih sejahtera karena kita punya visi terwujudnya masyarakat Bantul yang harmonis sejahtera dan berbahagia,”katanya.

“Hari ini kita saksikan bersama bagaimana proses pemberdayaan perempuan itu sudah menampakkan hasil-hasilnya yang nyata. Proses pemberdayaan perempuan emansipasi itu berhasil kalau RA Kartini lahir kembali. Dia akan tersenyum bangga saat dokter-dokter spesialis RSUD Panembahan Senopati semakin banyak yang perempuan. Kepala-kepala dinas di Kabupaten Bantul semakin banyak yang perempuan bukan karena ke perempuannya ,bukan karena kecantikannya tetapi karena hasil asesmennya itu menunjukkan perempuan ini layak untuk diberikan mandat yang semakin besar,” katanya. (*)