Air Kelapa, Nutrisi Alami di Saat Pandemi

Air Kelapa, Nutrisi Alami di Saat Pandemi

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA—Gubuk sederhana di pinggir jalan Selokan Mataram di wilayah Depok, Sleman, Yogyakarta itu, saban hari terlihat ramai. Di tengah terik, pemuda di dalam pondok cekatan memegang parang berukuran sedang.

Beberapa kali ayunan, sebutir kelapa muda atau biasa disebut degan, sudah terkelupas di bagian atasnya. Sebatang sedotan dimasukan ke dalam kelapa muda, sebelum kemudian diterima dengan wajah cerah pembeli yang antre paling depan.

Pondok penjual degan di kawasan Seturan, Depok Sleman ini, hanyalah satu dari ratusan penjual kelapa muda yang bertebaran di Yogyakarta. Terlebih di musim panas atau kemarau seperti sekarang. Kelapa muda dengan airnya yang manis segar, menjadi pelepas dahaga pilihan bagi masyarakat kebanyakan.

“Sudah lama senang degan. Biasanya saya pilih yang murni. Enak dan segar. Harganya juga terjangkau. Kisaran 8 hingga 10 ribu,” kata Nur Azis, seorang penggemar kelapa muda di Sleman, suatu ketika.

Bagi Azis dan penggemar degan lainnya, minum air kelapa muda dan mengunyah daging buahnya yang lembut lezat, boleh jadi tak lebih dari alasan karena menyukai rasanya yang manis dan menyegarkan.

Tapi di ranah kesehatan, air kelapa muda juga dikenal memiliki khasiat yang beraneka macam. Bagi masyarakat di Jawa, rajin minum air kelapa muda, diyakini dapat menghaluskan kulit bayi dalam kandungan ibunya. Bagi yang sudah dewasa, tak jarang air kelapa juga dimanfaatkan untuk membasuh muka. Tujuannya sama, yakni agar kulit muka halus dan bersih bersinar. Air kelapa muda, juga dikenal manjur sebagai penawar bagi mereka yang keracunan makanan.

Di dunia medis, manfaat air kelapa muda juga mendapat pengakuan. DR med. Dr. Maya Surjadjaja M Gizi, SpGK, International Anti Aging Fellowship Clinical Nutrition Specialist menuturkan, air kelapa muda berdasarkan sejumlah studi sangat bermanfaat untuk meringankan pengidap hipertensi. Kandungan yang ada di air kelapa muda, juga dikenal baik untuk meringankan diare, bersifat anti oksidan dan bisa rehidrasi.

“Orang yang mengalami darah tinggi, bisa mengkonsumsi 300 ml dua kali per hari selama 14 hari. Kemudian untuk yang suka olahraga, sebuah penelitian menyebutkan cairan tubuh diganti 120 persen dari cairan yang hilang ketika olahraga. Hanya dalam tempo satu jam setelah olahraga,” kata DR Maya, saat webinar bersama Kalbe Hydrococo di Jakarta, Selasa (12/8/2020) lalu.

Masih ada lagi sederat kandungan gizi air kelapa muda yang baik dan bermanfaat. Misalnya untuk membersihkan pembuluh darah dan memperbaiki fungsi endotel serta baik juga untuk trigliserida dan asam lemak bebas.

Bagi DR Maya, berbagai kelebihan ini menjadi sinyal bahwa air kelapa muda sangat baik untuk orang dengan sejumlah penyakit bawaan kardiovaskular. Di antaranya adalah hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, keganasan serta obesitas.

“Celakanya, Covid-19 kita tahu sangat mengancam orang-orang dengan penyakit komorbid atau penyerta. Terutama penyakit penyerta tidak menular. Kalau terpapar virus corona, tingkat keparahan bisa berlipat ganda pada pasien dengan penyakit penyerta tersebut,” katanya.

Grafis Kementerian Kesehatan RI

Penderita penyakit kronis seperti seperti diabetes, hipertensi, jantung, kardiovaskular, hingga penyakit ginjal, rentan terinfeksi Covid-19 dengan tingkat keparahan tinggi. Hal ini wajar, sebab penyakit penyerta itu diketahui mengganggu sensitivitas imunitas tubuh terhadap infeksi.

Sensitivitas imunitas yang terganggu, otomatis akan menyembunyikan inflamasi, yang kemudian membuat respon imun tubuh penderita juga terganggu dan mempercepat peradangan yang kuat.

“Namanya silent inflammation. Ketika virus masuk, akan cepat sekali infeksinya dan parah,” papar Maya.

Dokter Maya menyatakan, berdasarkan sejumlah penelitian, air kelapa memiliki sifat antiinflamasi yang potensial untuk mencegah keparahan kondisi-kondisi komorbid pada pasien Covid-19. Air kelapa muda bermanfaat sebagai antiinflamasi atau potent anti-inflammatory. Sementara Covid-19 punya sifat yang proinflamasi.

Kasus Terus Bertambah

Kasus Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah dari hari ke harinya. Kasus positif virus Corona atau Covid-19 di Indonesia pertama kali terdeteksi pada Senin (2/3/2020). Pertama kali diumumkan oleh Presiden Joko Widodo.

Sejak hari itu, jumlah kasus positif Corona semakin bertambah dari hari ke hari. Ada pasien yang meninggal dunia, banyak juga yang dinyatakan negatif dan akhirnya sembuh.

Hingga Senin (24/8/2020) jumlah kasus Covid-19 menembus 155.412 orang. Ada penambahan 1.877 kasus baru. Pasien sembuh bertambah sebanyak 3.560 orang. Totalnya mencapai 111.060 orang. Kasus meninggal bertambah 79 orang, sehingga total 6.759 orang.

Jumlah ini tercatat mengalami lonjakan signifikan dibandingkan awal Agustus yang tercatat total masih 109.936 positif. Berdasarkan catatan, peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia saat ini menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara. Demikian juga dengan angka kematiannya.

Berdasarkan peringkat dari Johns Hopkins University Medicine, angka tersebut turut menyumbang 0,66 persen dari total kasus secara global yang mencapai 23.260.775 positif Corona.

Sementara itu, untuk angka kematian di Tanah Air mencapai 6.680 jiwa atau setara 0,82 persen dari angka kematian secara global yakni 805.765 jiwa.

Dengan jumlah angka kematian tersebut Indonesia berada di urutan ke-19 negara terbanyak dari keseluruhan negara yang terpapar Virus Corona.

Sementara untuk angka pasien Corona yang sembuh, Indonesia tercatat pada urutan ke-23 dunia dengan total 107.500 orang. Hal itu, setara dengan 0,71 persen dari angka kesembuhan secara global yakni 14.975.529 jiwa.

Secara umum, Johns Hopkins University Medicine mencatat Amerika Serikat merupakan negara dengan kasus positif terbanyak di dunia yakni 5.678.249 kasus.

Kemudian disusul Brazil dengan jumlah kasus positif Corona yakni 3.582.362, diikuti India 3.044.940 kasus, Rusia 954.328 kasus dan Afrika Selatan yakni 607.045 kasus.

Untuk tingkat kematian tertinggi akibat virus tersebut ditempati Amerika Serikat dengan jumlah korban jiwa mencapai 176.489. Sementara jumlah pasien sembuh terbanyak tercatat di Brazil yakni sebanyak 2.919.647 jiwa.

“Yang bisa kita lakukan, adalah terus menaati protokol kesehatan, sekaligus meningkatkan daya tahan tubuh,” kata Dr Maya. (SM)