Air Minum Dalam Kemasan, Praktis tapi Bisa Berbahaya

Air Minum Dalam Kemasan, Praktis tapi Bisa Berbahaya

AIR Minum Dalam Kemasan atau AMDK dinilai lebih praktis dan sehat untuk dikonsumsi sebagian orang; namun mengkonsumsi air ini bisa saja berbahaya bagi lingkungan. Kandungan mineral yang terdapat pada AMDK seperti kalsium, dapat membantu dalam mengatur detak jantung dan membantu memperlambat proses pengeroposan tulang serta kandungan magnesium dapat mengurangi risiko penyakit jantung dengan menurunkan tekanan darah. Untuk memenuhi permintaan masyarakat, banyak perusahaan yang telah berinovasi mengembangkan produk air minum dalam kemasan. Banyak dari perusahaan memproduksi kemasan dalam berbagai ukuran, seperti 350 ml, 600 ml, 1500 ml, bahkan ada dalam bentuk galon baik isi ulang maupun sekali pakai. AMDK diambil langsung dari pegunungan yang ada di Indonesia dan telah melalui proses penyaringan yang memadai. Salah satunya proses penyaringan AMDK yaitu multimedia, di mana penyaringan ini memanfaatkan berbagai media untuk memproses air.

Sebagian besar Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dikemas menggunakan plastik bening. Perusahaan AMDK lebih memilik menggunakan plastik, karena banyak masyarakat mempercayai bahwa penggunaan plastik bening lebih sehat dan higienis. Hal ini juga sangat menguntungkan perusahaan, karena biaya produksi yang dikeluarkan lebih sedikit. Selain itu, pemakaian desain pada produk AMDK juga menambah daya tarik masyarakat untuk membeli produk AMDK tersebut.

Semakin banyak masyarakat yang mengonsumsi produk AMDK, maka semakin banyak pula sampah plastik yang dihasilkan. Sampah plastik tersebut akhirnya dibuang secara sembarangan. Mereka masih kurang menyadari akibat dari pembuangan sampah sembarangan, yakni menimbulkan pencemaran dan merupakan salah satu penyebab pemanasan global. Misalnya, fenomena banjir yang terjadi di Jakarta, hampir sebagian besar sampah jenis plastik. Perusahaan-perusahaan AMDK kurang memaksimalkan pengolahan sampah plastik yang dihasilkan, sehingga masalah-masalah terkait pencemaran masih berlanjut hingga saat ini.

Namun, banyaknya sampah botol plastik justru sangat membantu perekonomian rakyat kecil. Salah satunya menambah pendapatan bagi pemulung dan pengepul sampah. Juga mengurangi pengangguran rakyat kecil. Para pengelola sampah bersama Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia (APSI), saling bekerja sama dalam mendaur ulang sampah dari botol plastik sehingga proses daur ulang lebih terarah. Meskipun telah terdapat pengolahan sampah plastik lewat APSI, masyarakat juga harus meningkatkan kesadaran akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Apalagi telah banyak tersedia tempat sampah pada setiap rumah maupun di tempat-tempat umum. Harusnya hal ini dimanfaatkan sebaik mungkin oleh masyarakat, agar pengelolaan sampah berjalan dengan baik, sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan. *

Bayuarditama, Nada, Ismiati, Suwandi, dan Kurniawan

Mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.