Anak-anak Muda Ini Siap Bantu Masyarakat Agar Tak Jadi Korban Digital

Anak-anak Muda Ini Siap Bantu Masyarakat Agar Tak Jadi Korban Digital

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Pesatnya perkembangan teknologi digital perlu diimbangi kesiapan sumber daya manusia (SDM). Inilah yang jadi konsens anak-anak muda tergabung dalam DPD Gradasi (Generasi Digital Indonesia) DIY siap membantu masyarakat agar tidak menjadi korban digital.

“Kalau kita tidak tanggap digital, hanya menjadi konsumen dan penonton maka kita menjadi korban digital,” ungkap Andika Angga Pramuda Wardana, Ketua DPD Gradasi DIY, Sabtu (8/2/2020), di Gedung Teaterikal Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Didampingi Wakil Ketua DPD Gradasi DIY, Syarif Guska, kepada wartawan usai Pelantikan dan Pengukuhan DPD Gradasi DIY Periode 2020-2025. Andika mengajak mengajak generasi muda dan mahasiswa mulai menghilangkan mindset konsumtif yang selama ini dilakukan.

Bersamaan dengan acara itu berlangsung Seminar Nasional Digital Transformation From 4.0 to 5.0  yang diikuti  kurang lebih 200 peserta dari seputar DIY terdiri dari mahasiswa, guru SMK Negeri jurusan bisnis daring dan pemasaran, pelaku bisnis online  maupun pelaku UMKM di DIY.

Adapun narasumber Surgana, seorang praktisi dan pelaku bisnis digital dari taskertas.net serta Yoyok Rubiantono selaku owner Yoshugi Media.

Hadir pada acara itu Dewan Pembina  DPD Gradasi DIY, Gandung Pardiman, Kepala BP PAUD dan Dikmas DIY, Cipto Suncoko, Ketua Umum DPP Gradasi Pusat, Muhammad Sidik K Tomsio beserta Sekjen, Kepala Bidang Aplikasi Informatika Diskominfo DIY, Bayu Februarino Putro serta stamu undangan.

Lebih jauh Andika mengatakan saat ini seluruh aspek kehidupan sudah digital. Di tengah banyaknya aplikasi, anak-anak muda biasanya hanya sebagai penikmat. Melalui kegiatan ini Gradasi ingin mengajak mereka menjadi pencipta.

“Jadi tidak hanya melulu menjadi penikmat, buktikan bahwa kita bisa menjadi pencipta dan ikut bergabung untuk kemajuan digital,” ujarnya.

Dewan Pembina DPD Gradasi DIY Gandung Pardiman (tengah) diwawancarai media. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Andika menyatakan akan melakukan kerja sama dengan beberapa dinas terkait seperti Kominfo, Dinas Pendidikan, Dinas Koperasi UMKM DIY, Telkom maupun kampus.

Gradasi bukan hanya hadir pada acara seminar nasional seperti ini tetapi juga melakukan beberapa kerja sama di antaranya PKL dengan SMK Negeri atau Swasta yang terdapat mata pelajaran Bisnis Daring dan Pemasaran, magang bagi mahasiswa untuk pelatihan pembuatan toko online, sosmed, SEO, melihat target market pasar, pembuatan website gratis, programing hingga aplikasi, termasuk  kerja sama pelatihanbakat anak muda go digital.

Ini dilakukan karena Gradasi merupakan wadah perkumpulan orang-orang kreatif. Mereka yang memiliki ilmu luar biasa dan keahlian bisa bergabung dan memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya anak muda.

“Kita tidak bisa melawan teknologi tetapi harus mengikuti. Kami siap kolaborasi dengan Pemda DIY dan organisasi mitra untuk percepatan digitalisasi. Daerah pelosok kurang sentuhan. Program Gradasi ke depan adalah membuat 1.000 kampung digital,” paparnya.

Sukses terselengaranya seminar kali ini berkat kerja sama dengan sponsor yaitu GPC, UIN Sunan Kalijaga, Baruna Academy, Biogreenstore, Eco Racing, Hepi Car, JSC, Bukit Sekipan Tawangmangu.

Muhammad Sidik menegaskan Gradasi yang saat ini sudah berdiri di 12 provinsi, bukan organisasi politik serta tidak akan jadi parpol. ”Kerja kita melayani masyarakat Indonesia untuk literasi digital,” kata dia.

Joko Sutrisno juga menegaskan jangan sampai organisasi ini hanya seremonial kemudian tidak ada kegiatan.

Sedangkan Gandung Pardiman menyatakan generasi milenial Yogyakarta harus bangkit. Apabila mereka mampu menguasai menguasai teknologi informasi maka tidak akan menjadi korban digital.

“Apakah kita ingin jadi penonton, subyek atau justru korban teknologi informasi? Itu tergantung kita semua,” kata dia. (sol)