Angka Buta Alquran Masih Besar, Program BBQ YMSM Menyasar

Angka Buta Alquran Masih Besar, Program BBQ YMSM Menyasar

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Sebuah ironi di negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Angka buta Alquran atau tidak bisa membaca Alquran di Indonesia ternyata masih sangat tinggi. Riset yang dilakukan Dewan Masjid Indonesia (DMI) menyebut, sekitar 65 persen umat Islam Indonesia tidak bisa membaca Alquran. Artinya, jika penduduk muslim Indonesia berjumlah 223 juta jiwa maka sekitar 145 juta penduduk buta huruf Alquran.

Wakil Ketua Umum DMI, Komjen (Purn) Syafruddin, dalam sebuah kesempatan mengungkapkan, data ini memantik rasa keprihatinan bersama. Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) ini, tidak menjelaskan detail dari riset, namun ia mengajak semua pihak bahu membahu memperbaiki kondisi ini, dengan terus mendorong percepatan kemampuan membaca Alquran bagi penduduk muslim.

Tak jauh berbeda, data Sensus Nasional Badan Pusat Statistik (BPS) 2018, buta huruf Alquran mencapai 53,57 persen. Dikutip republika.id, Penanggung Jawab Program Indonesia Bisa Baca Quran (IBBQ) Cinta Qur'an Denny Rahman Hakim mengungkapkan, kasus buta Alquran ini terjadi cukup merata di Indonesia. Tidak terkecuali di Yogyakarta.

Kondisi ini, mengundang banyak kalangan bergerak dan berupaya keras untuk mencari solusi, guna mempercepat kemampuan masyarakat dalam membaca dan memahami Alquran. Salah satunya, adalah yang dilakukan oleh Yayasan Muslim Sinar Mas (YMSM), yang menggulirkan program Berantas Buta Quran (BBQ).

Yayasan bekerja sama dengan Forum Masjid dan Mushola se BSD, menggulirkan program ini sejak tahun 2018. Metodenya adalah mengadakan kegiatan Training of Trainers (ToT) kepada guru ngaji di sekitar dengan metode Mama Papa yang langsung dapat membaca Alquran dalam waktu 3 jam.

"Ini salah satu kegiatan unggulan kami. Kami ingin keberadaan yayasan ini semakin membawa manfaat secara luas untuk masyarakat, tidak terkecuali keluarga besar kami dari Sinar Mas grup,” kata Merza Fachys, Ketua Ketua Yayasan Muslim Sinar Mas, kepada koranbernas.id awal September 2022.

Merza menjelaskan, program Berantas Buta Al-Quran (BBQ) adalah program hasil kerjasama antara Sinar Mas Land, Forum Masjid Mushola BSD dan sekitarnya (FMMB) dan Yayasan Mama Papa. Program ini merupakan suatu gerakan kecil untuk menyoroti suatu fenomena besar dan memprihatinkan. Yakni Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, akan tetapi menurut data BPS 2018 sebanyak 65 persen penduduk muslimnya tidak dapat membaca dan memahami Al-Quran dengan baik dan benar.

Pembekalan materi atau Training of Trainer (TOT) yang diberikan dalam program BBQ, yakni dengan memperkenalkan metode Mama Papa sehingga dapat membaca Al-Quran secara cepat kepada ustadz atau guru mengaji yang nantinya akan mengajarkan metode tersebut kepada anak muridnya.

Saat ini, program serupa dilaksanakan juga di berbagai daerah se Indonesia. Targetnya adalah mempercepat upaya membantu penduduk muslim yang belum mampu membaca dan memahami Alquran agar bisa membaca dan memahami Alquran.

Sekretaris Jenderal Forum Masjid dan Mushola BSD, Faisal Achmad Mundji mengaku senang dengan program BBQ yang diluncurkan oleh YMSM. Ia mengatakan, program ini sangat membantu pengurus masjid dan mushola yang ada di sekitar BSD City melatih jamaah dan masyarakat belajar membaca Alquran. Bukan hanya anak-anak, program ini juga sangat membantu remaja, dan bahkan orang tua yang berkeinginan untuk belajar membaca Alquran.

“FMMB membawahi 70 masjid dan mushola di BSD City. Saya merasa program ini luar biasa. Jamaah kami dari yang sama sekali tidak bisa membaca Alquran, dalam hitungan jam langsung bisa. Kami diberikan semacam buku panduan. Jadi ada toolsnya. Ini yang memudahkan jamaah dan masyaraka sekitar belajar membaca Alquran,” ujar Faisal, dihubungi koranbernas.id Senin (12/9/2022).

BBQ, kata Faisal, sejalan dengan program yang ada di masjid dan mushola di BSD City. Pengelola atau takmir masjid setempat, selama ini berjuang keras agar warga muslim di sekitar mereka bisa membaca Alquran. Kemampuan membaca Alquran, menjadi awal dari program selanjutnya agar mereka memahami isi dan makna dari kitab suci Umat Islam.

“Salah satu program kami adalah bagaimana memberikan edukasi atau pendidikan kepada anak-anak di lingkungan masjid, agar mereka dari yang belum bisa membaca menjadi bisa dan mahir membaca Alquran. Kemudian mereka juga bisa menulis huruf Arab. Tentu dengan cara membaca dan menulis yang benar. Yang menarik, dengan metode BBQ ini, anak-anak juga lebih senang belajar. Lebih mudah katanya. Jadi ini juga meringankan kerja kami merangkul mereka agar mau belajar,” jelasnya.

Program Berantas Buta Al-Quran (BBQ) kerja sama YMSM dengan FMMB. (istimewa)

Program Pemberdayaan

Kerja sama atau sinergi FMMB dengan YMSM, kata Faisal, sudah berlangsung cukup lama. Kerja sama tidak terbatas pada pembelajaran membaca Alquran, namun juga berkembang hingga ke kegiatan sosial serta pemberdayaan atau up scaling bagi pengelola atau pengurus masjid dan masyarakat.

Untuk kegiatan sosial, merupakan agenda reguler yang diselenggarakan rutin. Setiap Ramadan misalnya, yayasan menggelar berbagai program yang diarahkan untuk meringankan beban hidup masyarakat lantaran desakan harga komoditas yang biasanya merangkah naik menjelang Idul Fitri.

Kegiatan serupa juga dilakukan, manakala situasi dan kondisi membutuhkan. Misalnya terjadi kelangkaan untuk komoditas-komoditas atau barang kebutuhan pokok sehari-hari. Apabila ini terjadi, maka Yayasan Muslim Sinar Mas bisa dipastikan akan menggelar pasar murah atau bazaar bekerja sama dengan instansi terkait dan masyarakat.

“Termasuk kami menerima juga bantuan berupa sarana dan prasarana serta bantuan Alquran untuk masjid dan mushola. Kemudian selama masa pandemi lalu, kami bekerja sama menggelar program vaksinasi untuk jmaah dan masyarakat sekitar. Total lebih dari seribu warga di sekitar BSD,” imbuhnya.

Selain itu, yayasan juga menginisiasi kegiatan lain untuk mendorong keterampilan masyarakat, khususnya kalangan remaja. Melalui kegiatan pelatihan pemrograman atai coding, YMSM dan FMMB berupaya memberdayakan masyarakat, yang kemudian juga berdampak positif bagi masjid an mushola.

“Sekarang ini sudah sampai batch 7. Setiap batch sekitar 18-20 peserta. Hasilnya sangat terasa. Sebagian dari warga kami bisa diterima bekerja di berbagai perusahaan. Tapi yang lebih menggembirakan lagi, masjid dan mushola yang kami kelola perlahan mampu berkembang menjadi lebih baik. Tata kelola keuangan makin bagus dan terdigitalisasi. Bahkan, ada anak-anak kami yang berhasil membuat aplikasi untuk cek suhu badan melalui android. Kami bisa membangun sistem informasi yang sangat transparan dan memudahkan diakses oleh masyarakat secara digital. Masyarakat yang dalam kondisi kurang beruntung secara ekonomi, dengan mudah kami ketahui dan mereka dengan mudah juga mengakses bantuan dari masjid. Sebaliknya, warga yang berkelebihan juga bisa dengan mudah menyalurkan amal dan sedekah, dan mereka dapat memantau juga dengan mudah. Bahkan, warga kami yang kurang mampu, setiap Jumat tinggal datang ke masjid dan memencet tombol di boks yang sudah kami siapkan. Otomatis beras 5 kilogram keluar dan bisa mereka bawa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pelatihan ini, juga sangat bermanfaat untuk pengembangan ekonomi umat. Sebagian dari anggota kami berhasil mengembangkan kegiatan ekonomi produktif di lingkungan masjid dan mushola,” lanjut Faisal.

Kegiatan Pelatihan Administrasi Masjid di BSD. (istimewa)

Kolaborasi Seluruh Pilar Bisnis

Ketua Ketua Yayasan Muslim Sinar Mas, Merza Fachys mengungkapkan, hingga 100 tahun Eka Tjipta Widjaja selaku pendiri Sinar Mas, jangkauan dari YMSM semakin meluas. Demikian pula jenis kegiatan atau program yang dilaksanakan. Kalau di awal, yayasan yang didanai oleh seluruh pilar bisnis di bawah Sinar Mas group ini lebih banyak bersentuhan dengan kegiatan kerohanian utamanya Islam, maka sekarang semakin melebar ke kegiatan kemanusiaan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Bahkan, yayasan juga mulai masuk ke kegiatan-kegiatan pemberdayaan SDM, sebagai bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat secara lebih luas.

Pembentukan yayasan ini, awalnya dilatarbelakangi oleh keterkejutan perusahaan dengan demikian banyaknya masjid yang telah mereka bangun baik di lingkungan perusahaan Sinar Mas, maupun yang jauh di luar lingkungan perusahaan.

Merza menyebutkan, hingga saat ini sudah lebih dari 350 masjid yang pembangunannya didanai oleh perusahaan. Jumlah ini terus bertambah. Bahkan saat ini, Sinar Mas sedang dalam proses membangun Masjid Raya di BSD City, yang nantinya mampu menampung lebih dari 6.000 jamaah sekaligus.

kemudian melakukan evaluasi. Melihat ke lapangan kondisi masjid dan lingkungannya. Ada yang mampu berkembang sangat baik dan maju. Tapi tidak sedikit pula yang ala kadarnya. Dari situ, kami manajemen berkumpul. Kami tergerak untuk bisa berbuat lebih ke masyarakat. Dulu, kegiatan semacam ini dikelola oleh masing-masing perusahaan di bawah Sinar Mas. Tapi sekarang semua dikelola lewat yayasan ini. Tujuan kami awalnya, adalah bagaimana kami bisa ikut memakmurkan masjid dan lingkungannya,” terang Merza.

YMSM dalam perkembangannya, kemudian bergerak tidak hanya dalam lingkup keagamaan, tapi juga menjangkau aspek sosial kemasyarakatan. Kalau berhubungan dengan kesehatan, maka yayasan ini akan menggandeng anak perusahaan yang berkecimpung dalam bidang kesehatan. Kalau menyangkut kemanusiaan misalnya penanganan bencana, maka seluruh pilar bisnis dari Sinar Mas akan dilibatkan.

Sejauh ini, YMSM, telah menggelar Program Wakaf Quran untuk negeri yang telah berlangsung sejak 2008, didukung penuh Asia Pulp & Paper Sinar Mas. Sampai dengan tahun 2022 sudah tersalurkan lebih dari 1 juta mushaf Alquran, 150 ribu Juz Amma, dan 300 set Alquran Braille bagi tuna netra.

Yayasan juga mencatatkan peran penting dalam penanganan pasca-bencana tsunami di wilayah Banten berupa pembagian buku dan alat tulis, rekonstruksi sarana pendidikan bersama Muhammadyah dan GP Ansor. Kemudian menyebarkan buku khutbah Jumat MUI bersama Dewan Masjid Indonesia, pemberian bantuan bahan pangan dan masker untuk 1.000 takmir masjid sekitar wilayah BSD serta pembuatan video Hari Ibu bersama tokoh lintas agama.

Menggandeng pihak terkait, yayasan juga menggelar Training Administrasi Masjid, pelatihan guru agama, kerja sama antara YMSM dengan Paramadina/Madania, bakti sosial pemeriksaan kesehatan gratis kerjasama dengan Yayasan Budha Tzu Chi dan Eka Tjipta Foundation, serta program vaksinasi Covid-19 selama masa pandemi Covid-19 dengan membuat sentra vaksin untuk 2.000 peserta yang terdiri dari DKM Masjid di BSD.

“Kami bersyukur, seluruh kegiatan ini bisa kami cukupi dari perusahaan. Jadi tidak ada penggalangan dana sama sekali dari karyawan. Di lapangan, kami terus bergerak, apa yang bisa kami lakukan untuk masyarakat, untuk bangsa. Begitu ketemu, kami siapkan skenarionya dan kami tawarkan ke pilar bisnis, siapa yang mau ambil program itu. Itu caranya. Dan alhamdulillah, nyatanya bisa berjalan lebih baik dan lebih powerfull. Banyak manfaat yang kita rasakan dengan adanya YMSM ini. Semua kegiatan yang bernuansa keagamaaa Islam, akhirnya bisa terkoordinir dengan lebih baik. Tidak dijalankan sendiri-sendiri oleh anak perusahaan. Otomatis lebih terasa manfaatnya, ketika kegiatan punya magnitude size yang besar,” lanjut Merza.

Merza mengakui, aktivitas dan jangkauan YMSM belum menjangkau seluruh wilayah dan masyarakat yang membutuhkan. Apalagi saat ini yayasan masih tersentral di Jakarta. Kegiatan hingga ke daerah, masih ditangani oleh Paguyuban Keluarga Besar Sinar Mas yang ada di daerah.

Namun Merza memastikan, yayasan akan terus bergerak dan siap bergandeng tangan dengan berbagai pihak, untuk berbuat lebih bagi masyarakat.

“Meskipun namanya Yayasan Muslim Sinar Mas, kami sudah bergerak tidak hanya dalam lingkup muslim. Kami menjunjung tinggi keberagaman dan ingin membawa semangat Sinar Mas untuk Indonesia. Untuk itu, kami juga konsern dengan masalah kemanusiaan dan kesehatan, juga pemberdayaan masyarakat. Untuk itu, kami siap berkolaborasi dengan pihak manapun, unttuk berbuat bagi masyarakat dari latar belakang apapun,” pungkasnya. (*)