Bandara YIA Harus Menjadi Etalase Kebudayaan

Bandara YIA Harus Menjadi Etalase Kebudayaan

KORANBERNAS.ID, KULON PROGO -- Bandara di Indonesia didorong menjadi etalase kebudayaan. Hal ini disebabkan seiring meningkatnya traffic penerbangan yang mencapai 70 %. Kegiatan festival budaya di bandara sendiri dimulai pada Januari 2020 di Bali dan Jakarta sebelum pandemi Covid-19.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kepada koranbernas.id Rabu (22/6/2022) mengatakan, Yogyakarta International Airport (YIA) salah satu bandara yang menjadi etalase kebudayaan.

“Festival budaya di bandara diharapkan dapat memberi ruang bagi seniman dan budayawan serta membuka lapangan pekerjaan,” kata Erick Thohir.

Lebih lanjut Erick Thohir mengungkapkan, rencana BUMN mengedepankan kebudayaan telah diinisiasi sebelum Covid-19. Akan tetapi agenda tersebut harus terhenti karena pandemi Covid-19.

“Adanya kebangkitan pariwisata tersebut, saya meminta agenda-agenda kebudayaan di bandara kembali diadakan. Alhamdulilah, ketika saya lihat di Bali, begitu para wisatawan sudah mulai kembali 70 persen, di Jakarta juga mulai kembali 70 persen dan di Yogyakarta saat ini mulai kembali 60 persen, saya meminta para pengelola airport yang kebetulan di bawah BUMN untuk mengaktifkan kembali festival budaya. Supaya ide awal bahwa airport ini menjadi etalase kebudayaan kita, ini bisa kembali berjalan lagi,” ungkap Erick Thohir.

Erick Thohir menjelaskan bahwa kegiatan kesenian ini dapat terus menghidupkan budaya lokal setempat. Dengan adanya festival budaya di bandara juga menjadi bagian dari upaya menjaga budaya agar jangan sampai hilang.

“Berdasarkan riset, banyak sekali sekarang bahasa bahasa daerah di Indonesia mulai hilang, karena generasi mudanya tidak belajar lagi. Di sini kami coba maksimalkan airport menjadi festival budaya,” jelas Erick Thohir.

Menteri BUMN berpesan agar komunitas kesenian yang selama ini terdampak Covid-19, ekonominya dapat kembali lagi dan tentunya pembukaan lapangan kerja terasa lagi. Sejauh ini program festival kebudayaan di bandara ini telah berjalan di tiga bandara yakni Bali, Jakarta dan Jogja.

Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan bahwa dari sejumlah pagelaran budaya telah dihelat di YIA pada akhir pekan. Penampilan kesenian tersebut diambil dari berbagai desa di DIY secara bergiliran.

“Setiap Sabtu - Minggu ini secara rutin dari 72 desa di DIY itu bergiliran, menampilkan budayanya masing-masing. Kami ingin membuat bandara ini bisa menjadi etalase kebudayaan. Apalagi Jogja kota budaya,” Kata Fahmi.

Fahmi menerangkan bahwa ini menjadi panggungnya para seniman, tidak hanya tari menari tetapi juga lukisan, batik, patung akan mendapatkan tempat khusus. (*)