Bawaslu Purworejo Launching Buku Mozaik

Bawaslu Purworejo Launching Buku Mozaik

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Purworejo me-launching Buku Mozaik Sejarah, Peran dan Dinamika Pengawasan di Kabupaten Purworejo, Selasa (9/8/2022), di Ruang Sidang Nurhadi.

Sebuah karya pustaka milik Bawaslu Purworejo itu menjadi semangat meningkatkan kesadaran literasi oleh penyelenggara pemilu.

“Buku ini merupakan satu di antara karya pustaka Bawaslu Purworejo yang sebelumnya pernah diterbitkan,” ujar Rinto Hariyadi, Koordinator Divisi Hukum, Humas, Data dan Informasi, sekaligus editor penulis buku Mozaik.

Menurut Rinto, penulisan buku tersebut sebagai upaya dokumentasi kisah dan peristiwa dari jajaran pengawas pemilu yang bertugas mengawal demokrasi di Kabupaten Purworejo.

"Bawaslu Purworejo ingin menggabungkan serpihan cerita pengawasan dan perjuangan penyelenggara pemilu pada masa lalu," kata Rinto melalui siaran pers ke koranbernas.id, Rabu (10/8/2022).

Launching Buku Mozaik dihadiri Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Purworejo dan awak media cetak, online, serta radio.

Hadir pula narasumber buku yang merupakan anggota pengawas pemilu mulai periode tahun 2004 sampai 2018.

Kegiatan launching buku juga disertai bedah buku yang dihadiri dua narasumber yakni Amir Machmud NS selaku Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jawa Tengah dan Drs Dulrohkim,  anggota Pengawas Pemilu tahun 2004, 2005 dan 2009.

Amir Machmud mengatakan penulisan Buku Mozaik merupakan bagian dari kesadaran membangun tradisi dokumentasi.

Buku ini dapat menjadi pegangan dalam menyelesaian berbagai persoalan yang membutuhkan refleksi dari peristiwa-peristiwa lalu.

Penulisan buku menjadi praktik baik untuk membangun inspirasi penyelenggara pemilu. Penulisan buku, juga dapat membangun intelektualitas pengawas. "Jangan dikira pekerjaan rutin pengawas pemilu tidak membutuhkan penerbitan karya pustaka," katanya.

Menurut Amir, roh intelektualitas pengawas dapat ditampakkan dan adanya latar belakang akademik dapat membuat pengawas pemilu tampil berbeda.

Sedangkan Rinto menjelaskan, tim penulis buku mulai melakukan penyusunan pada Januari 2022, melalui riset di media online dan cetak, wawancara langsung dengan anggota pengawas pemilu, serta riset melalui laporan akhir.

Diakui, ada kendala riset. Beberapa laporan akhir pengawas tidak tersimpan dengan baik dalam arsip karena keberadaan lembaga yang masih adhoc.

Begitu pula proses wawancara. Pengawas pemilu, lanjut Rinto, lupa menceritakan ulang peristiwa dan kisah yang terjadi selama menjalankan tugas pengawasan dulu.

Ketua Bawaslu Kabupaten Purworejo, Nur Kholiq,  mengatakan, Buku Mozaik yang dikerjakan oleh penyelengara pemilu merupakan sumber ilmu pengetahuan yang selayaknya patut didokumentasikan.

"Buku Mozaik patut menjadi warisan ilmu untuk generasi mendatang," jelasnya.

Pengawasan yang dilakukan oleh generasi sebelumnya ada serpihan sejarah yang tidak boleh hilang. "Penulisan buku tersebut bentuk untuk menyelematkan sejarah pengawas pemilu pada masa lalu yang kemudian terpublikasikan dalam bentuk buku," kata Kholiq. (*)