Belajar Matematika Itu Harus Menyenangkan
KORANBERNAS.ID--Upaya menghapus stigma pelajaran matematika sebagai momok karena sulit dan tidak menyenangkan, terus dilakukan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika, Yogyakarta. Lembaga ini, melakukan inovasi dan eksplorasi metode-metode baru yang bisa dikembangkan menjadi media dan bahan ajar yang menyenangkan.
Salah satu inovasi yang akan dilakukan oleh PPPPTK adalah melakukan Pencanangan Gerakan Ayo Belajar Matematika (AJarMat), yang merupakan rintisan gerakan nasional dari tujuh titik lokasi perwakilan wilayah di seluruh Indonesia.
Gerakan secara serentak melalui Video Conference (Vicon) dilaksanakan Rabu (27/11/2019) pukul 08:00 WIB dari PPPPTK Matematika Yogyakarta.
Ketujuh titik lokasi AJarMat yang mengikuti pencanangan Gerakan AJarMat tersebut adalah di Kabupaten Aceh Tamiang, Kota Jakarta Timur, Kota Bogor, Kota Pontianak, Kota Makassar, Kota Denpasar, dan Kabpaten Sumba Tengah.
Pada saat pencanangan Gerakan AJarMat tersebut, ketujuh titik lokasi AJarMat bersamaan juga melakukan diseminasi kepada para orang tua siswa dan anggota masyakarat.
Pada saat acara tersebut, direncanakan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Dr Supriano, M.Ed, akan membuka secara resmi kegiatan, dengan melakukan Vicon didampingi oleh Kepala PPPPTK Matematika, Dr Daswatia Astuty, M.Pd, dan Kepala Bidang Program dan Informasi sebagai pencetus Gerakan AJarMat, Dr Rachmadi Widdiharto, MA.
Gerakan AjarMat merupakan program yang dimiliki oleh PPPPTK Matematika, yang dicetuskan sebagai salah satu terobosan dalam upaya membangun ekosistem pendidikan khususnya bidang matematika, guna mengatasi stagnasi dan keterlambatan peningkatan prestasi belajar matematika siswa saat ini.
Dr Rachmadi Widdiharto, M.A., pencetus Gerakan AJarMat meyakini bahwa, matematika sebagai ilmu dasar pasti memiliki kontribusi terhadap mata pelajaran lain.
“Matematika tak hanya bisa melatih untuk berpikir kritis, kemudian berkomunikasi dan problem solving, semua itu ada di matematika. kalau kita lihat sekarang, bagaimana gaming dan statistik juga berasal dari matematika,” paparnya saat konferensi pers di PPPPTK Matematika, Selasa (26/11/2019) siang.
Sasaran dari Gerakan AJarMat adalah orangtua siswa/murid (forum wali murid, komite sekolah, dan sebagainya), kelompok/komunitas anggota masyarakat (PKK, dasawisma, jam belajar masyarakat/JBM, dan sebagainya.)
“Inti dari Gerakan AjarMat adalah mendorong dan mengajak orang tua atau masyarakat agar ikut serta membangun iklim pendampingan yang saling asih, asah, dan asuh dalam pembelajaran matematika dengan suasana yang kreatif, inovatif, inspiratif, dan menyenangkan,” tandasnya.
Gerakan AjarMat ini memanfaatkan alumni yang dimiliki oleh PPPPTK Matematika sebagai motor untuk menggerakkan program agar sampai ke orang tua atau anggota masyarakat.
Dr Sri Wulandari Danoebroto, M.Pd yang merupakan salah satu tim ahli AJarMat dan penyusun buku saku gerakan AJarMat mengatakan, matematika kini harus humanis. Matematika dimunculkan melalui interaksi antar manusia. Dalam hal ini orang tua dan anak. Jadi nilai-nilai humanis itu akan muncul jika ada interaksi antar keuanya.
“Ketika hitungan itu masuk ke dalam kehidupan sehari-hari, maka itulah yang disebut matematika yang humanis, secara sederhana kita mengatakan kontekstual, tetapi konstektual sini tidak di skenario seperti pelajaran di sekolah, karena yang dilakukan bersama orang tua itu natural dan berjalan alami,” imbuhnya.
“Karena itu, kita ingin membekali orang tua punya keinginan untuk memunculkan ide-ide yang kreatif. Hal ini berbeda dengan guru yang memang harus mengajarkan metode-metode dengan masalah kontekstual yang relevan. Harapannya ke depan gerakan AJarMat ini adalah milik masyarakat jadi mereka yang akan mengembangkan ide-ide selanjutnya,” pungkasnya.(SM)