Bendung Arus Ekstremisme, Anggota DPD RI Beri Pencerahan Pelajar Muhammadiyah

Bendung Arus Ekstremisme, Anggota DPD RI Beri Pencerahan Pelajar Muhammadiyah

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Munculnya aksi teror di Makassar maupun Mabes Polri memperoleh perhatian beberapa kalangan.  Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI daerah pemilihan DIY, Muhammad Afnan Hadikusumo, merasa perlu memberikan pencerahan kepada para pelajar tergabung dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).

Langkah ini dinilai efektif sebagai upaya membendung arus ekstremisme. “Generasi muda sebagai salah satu kelompok paling aktif di tengah masyarakat perlu dihindarkan dari paham ekstremisme untuk menjaga keutuhan bangsa,” kata Afnan pada kegiatan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan, Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, Jumat (9/4/2021), di Gedung DPD RI DIY.

Generasi muda, lanjut Afnan, perlu diberikan motivasi agar mencari kajian-kajian yang lurus dan produktif, salah satunya berkiprah di organisasi anak muda semacam IPM.

Afnan menegaskan, ekstremisme tidak selalu terkait agama.  Harus ditegaskan pula agama tidak mengajarkan kekerasan dan kekerasan tidak hanya datang dari ekstremisme beragama.

“Ekstremisme memang bisa datang dari pemahaman agama yang salah, namun tidak hanya itu saja, ektremisme bisa juga datang dari ideologi yang merasa benar sendiri seperti premanisme dan semacamnya,” kata cucu Pahlawan Nasional Ki Bagoes Hadikoesoema ini.

Sosialisasi kali ini diselenggarakan DPD RI bekerja sama dengan Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah DIY (PW IPM DIY). Peserta sekitar 100 pelajar Muhammadiyah datang langsung di lokasi acara maupun mengikutinya secara virtual.

Agenda kolaboratif antara PW IPM DIY dengan Anggota DPD RI Afnan Hadikusumo kali ini dimaksudkan untuk mewujudkan anak muda khususnya pelajar makin berkemajuan dan inklusif dengan menjunjung tinggi pilar-pilar kebangsaan.

Sebagian pelajar peserta Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di DPD RI DIY. (istimewa)

Ketua Umum PW IPM DIY, Ahmad Hawari Jundullah, berharap pelajar Muhammadiyah terus berkarya di tengah kondisi pandemi Covid-19. Pandemi jangan dijadikan halangan produktivitas pelajar.

“Hidup harus maju ke depan, sehingga tidak perlu lagi menggunakan kalimat  akibat pandemi atau karena pandemi dan semacamnya,” kata dia.

Satu rangkaian dengan acara itu diadakan Collaboratalk menghadirkan Laila Hanifah selaku Sekretaris Umum PW IPM DIY serta Racha Julian, Ketua Bidang Advokasi PW IPM DIY yang juga aktivis Rumah Polhukam Pelajar dan Mataram Brotherhood.

Laila Hanifah memaparkan mengenai peran perempuan di dalam sebuah komunitas. Perempuan harus ikut andil sebagai penggerak di dalam sebuah ikatan, bukan hanya mengikuti arus pergerakannya.

Komunitas merupakan rumah bersama sehingga diperlukan sharing power yang setara dan kooperatif dari setiap anggota komunitas.

Sedangkan Racha Julian menambahkan inklusivitas gerakan komunitas adalah harga mati. Apabila diaplikasikan di dalam IPM maka dakwah komunitas merupakan dakwah nilai, bukan sekadar dakwah simbolik. (*)