Berkat Inovasi, Sekolah Vokasi Mampu Berjuang di Masa Pandemi

Berkat Inovasi, Sekolah Vokasi Mampu Berjuang di Masa Pandemi

KORANBERNAS.ID,YOGYAKARTA--Pandemi Covid-19 telah berlangsung setahun terakhir di Indonesia dan negara lainnya di berbagai belahan dunia. Meski berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah, mulai dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala Mikro, namun penularan virus masih saja terjadi di sejumlah daerah.

Di sektor pendidikan, pemerintah menetapkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) mulai dari tingkat dasar hingga pendidikan tinggi digelar secara online atau daring. Dan sekolah vokasi, termasuk Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) pun menjadi salah satu jenjang pendidikan yang terdampak besar dalam menyediakan layanan pendidikan bagi peserta didik.

Bilamana tidak, 70 persen KBM bagi siswa sekolah vokasi diisi dengan beragam praktik kerja. Namun karena kebijakan KBM daring, sekolah dan tenaga pendidik pun hrus bekerja keras memutar otak dan berinovasi, agar mereka tetap bisa memberikan pembelajaran praktik meski secara daring.

“Pandemi tentu menjadi tantangan bagi siswa dan guru,” ujar Guru SMK Muhammadiyah Pakem, Teguh Arifin kepada koranbernas.id, Kamis (8/4/2021).

Teguh mengaku KBM daring sulit dilaksanakan secara maksimal karena kendala geografis. Siswa mereka yang tersebar di daerah Sleman Utara dan perbatasan Klaten, menghadapi kesulitan sinyal operator. Masih banyak titik blank spot yang membuat siswa kesulitan mengakses materi yang di bagikan melalui daring oleh guru.

Akhirnya, siswa menjadi kurang terkontrol dalam penerapan pengembangan softskill maupun hardskill. Tingkat pemahaman mereka pun jadi berkurang terutama untuk mata pelajaran (mapel) produktif, karena jam untuk melaksanakan praktik juga sangat kurang.

Padahal jauh-jauh hari sebelum pandemi, guru sudah mulai menggunakan sistem pembelajaran online menggunakan platform Google Classroom, khusus untuk kelas XI yang sedang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Namun saat pandemi terjadi, seluruh elemen sekolah pun terpaksa melaksanakan pembelajaran secara daring.

Tak berhenti berusaha, sekolah pun bekerjasama dengan pihak ketiga untuk build-up aplikasi Learning Management System(LMS). Namun karena ada beberapa kendala dan penyelesaian yang membutuhkan proses selanjutnya, pihak sekolah pun menggunakan LMS yang dikerjasamakan bersama Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang bernama Klassmu.

Pasca kelonggaran KBM luring atau tatap muka terbatas, mulai awal tahun pelajaran 2020/2021, siswa terjadwal terbatas secara bergantian untuk masuk ke sekolah, guna melakukan penyegaran kembali dan pengenalan dengan media pembelajaran di sekolah.

“Namun baru di awal semester genap ini, pemberlakuan KBM bisa tatap muka terbatas, dimulai khusus untuk mapel kejuruan atau produktif produktif,” jelasnya.

Para guru di SMK Muhammadiyah Pakem tak hilang akal menyiasati pembelajaran daring maupun luring terbatas. Menurut Arifin, dia dan guru-guru lain membuat materi dalam bentuk video pembelajaran.

Guru juga menyediakan materi dalam bentuk animasi macromedia flash, baik yang mereka buat langsung maupun dari media hasil berbagi dengan guru yang lainnya di Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Sekolah juga membuat jadwal masuk dengan pembatasan jumlah siswa yang masuk dan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat untuk pembelajaran materi produktif.

“Dan ada juga yang menggunakan platform zoom meeting untuk memberikan materi secara live,” ujarnya.

Karenanya, rencana Kemendikbud yang akhirnya mengizinkan KBM luring terbatas pada Tahun Ajaran 2021/2021 mendatang, para guru di SMK pun sangat bersyukur. Apalagi sejak setahun terakhir, guru telah mempersiapkan materi yang akan diajarkan pada saat tatap muka.

Di SMK Muhammadiyah Pakem, guru siap menerapkan metode Problem Based Learning maupun Project Based Learning. Metode ini dipilih agar siswa termotivasi untuk mengeluarkan imajinasi kreatifnya sesuai dengan bidang kejuruan masing-masing.

Sekolah juga menyusun jadwal untuk pembelajaran bersama dengan guru tamu yang diundang langsung dari praktisi dari dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja (dudika), sebagai implementasi link and match antara SMK dengan dudika.

Tak lupa, sekolah menyiapkan sarana dan prasarana untuk mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi. Mulai dari fasilitas cuci tangan pakai sabun, pemeriksaan suhu tubuh, pembatasan penggunaan ruangan serta pemberian jarak tempat duduk hingga area untuk beribadah.

“Sekolah melakukan pembersihan ruangan dan area kerja dengan disinfektan rutin setiap sebelum dan sesudah kegiatan KBM,” paparnya.

Pengalaman Kompetisi Menguatkan Inovasi

Kekuatan Teguh dan para guru SMK lain menghadapi pandemi ini, bukan perkara yang mudah. Namun pengalamannya dalam mengajar dan berinovasi, membuatnya mampu berjuang melayani siswa di tengah keterbatasan.

Kesulitan, bagi Teguh, justru jadi tantangan untuk berbuat lebih baik. Hal itu sudah dibuktikannya dalam kompetisi “Metrologi Kawan Lama 2021 Khusus Guru SMK Tingkat Nasional”. Melalui kerja keras pantang menyerah dalam kompetisi yang digelar 16 Februari hingga 9 Maret 2021 lalu, Teguh bahkan berhasil meraih juara II di tingkat nasional.

Teguh bercerita, dia mengetahui informasi tentang lomba tersebut pada 28 Januari 2021 di spam email yang tidak sengaja dia buka. Tertarik dengan kompetisi di bidang peminatan Teknik Mesin dan Otomotif tersebut, dia kemudian mencari tahu tentang kompetisi dan memperhitungkan peluang.

“Setelah yakin bisa berbuat optimal, saya berkonsultasi dengan kepala sekolah karena biaya pendaftaran yang juga lumayan. Dan alhamdulillah beliau sangat mendukung dan juga memfasilitasi. Selanjutnya tanggal 31 Januari saya melakukan pendaftaran,” jelasnya.

Pada 2 Februari 2021 lalu, lanjut Teguh mulai dipertemukan dengan semua peserta di grup WA yang dikoordinir oleh panitia. Dia kembali mencari tahu siapa saja peserta dan latar belakangnya. Dari semua peserta itu dia mendapatkan data asal sekolah, rentang usia peserta yang kebanyakan lebih senior darinya. Bahkan ada peserta yang merupakan guru Teguh di SMK tempat dia bersekolah dulu. Mayoritas peserta adalah Guru Teknik Mesin dengan latar belakang Metrology yang lebih mumpuni.

Dari data tersebut dia terpacu untuk belajar otodidak tentang tema lomba, karena dia memahami kompetisi tersebut sangat petat dan berat. Ditambah dengan alat yang dimiliki sekolah hanya vernier caliper dan outside micrometer.

“Maka saya juga mencari tempat yang mempunyai alat lengkap dan bisa saya pinjam untuk berlatih dan pas hari pelaksanaan lomba. Tanggal 22-24 Februari 2021, saya latihan di lab metrology mesin UNY bersama 3 siswa. Kemudian tanggal 25 Februri saat hari penyisihan, alhamdulillah lolos ke final dan menang juara kedua,” akunya.

Keberhasilan Teguh bukan tanpa sebab. Sebaga guru di sekolah vokasi, dia menentukan tujuan dan target maksimal saat mengikuti lomba. Selain mencari tahu kekuatan peserta lain, dia juga mencari tahu terkait info lomba sejenis di pelaksanaan sebelumnya. Diantaranya LKS Metrologi Kawan Lama 2020, dan juga Kompetisi Metrologi Kawan Lama 2019 dan dia putar berulang kali videonya di YouTube.

Dari situ, dia kemudian menyusun rencana strategi untuk mencapai target mulai dari rencana sumber belajar, alat dan bahan, media untuk perekaman, waktu dan tempat latihan dan mentor pembimbing. Teguh melakukannya karena dia merupakan lulusan Jurusan Otomotif, berbeda dari kompetitor yang mayoritas dari jurusan Teknik Mesin Industri.

“Secara materi teori maupun praktik, saya tertinggal dari para senior kompetitor lain. Sehingga saya termotivasi untuk belajar lebih keras dengan target masuk tiga besar. Alhamdulillah malah dapat runner up,” paparnya.

Teguh bersyukur, meski di masa pandemi, perkembangan sekolah vokasi tetap berjalan sangat cepat dan dinamis mengikuti perkembangan zaman maupun teknologi. Sampai saat ini, masih banyak muncul kompetensi-kompetensi keahlian yang baru, mengikuti kebutuhan di masyarakat dan juga industri.

Apalagi didukung teknologi dan dudika seperti Kawan Lama Sejahtera yang terjun langsung ke sekolah. Hal itu berdampak terhadap transfer knowledge yang baik. Dicontohkan Teguh, Kawan Lama mempunyai peran yang sangat penting dalam pengembangan vokasi melalui sharing technology yang membantu guru dalam mempelajari lebih mendalam terkait perkembangan Ilmu metrologi, maupun terkait penggunaan teknologi yang sudah diaplikasikan di dudika.

Selain itu, melalui berbagai kompetisi yang dilaksanakan baik untuk siswa maupun guru yang akhirnya memantik mereka untuk terus belajar dan pengembangan Sekolah Vokasi. Ditambah lagi dengan pemberian hibah dari perusahaan itu untuk sekolah yang berprestasi.

“Diharapkan peran serta dudika memberikan dampak positif bagi sekolah tersebut dan juga sekolah di sekitarnya yang terimbas, sehingga peran tersebut akan berkembang lebih luas lagi setiap tahunnya terhadap sekolah vokasi di Indonesia,” imbuhnya.(*)