Berkat Kunir Putih Penderita Tumor Ini Batal Dioperasi

Berkat Kunir Putih Penderita Tumor Ini Batal Dioperasi

KORANBERNAS.ID –  Banyak testimoni mengenai khasiat kunir putih. Minggu (30/11/2019) sore itu, datang Ny Pariyem ke kediaman Prof Dr Ir Hj Dwiyati Mujimulyani MS.

Penduduk Dusun Kaliurang Argomulyo Sedayu Bantul itu pernah terkena penyakit miom atatu tumor dan divonis harus operasi. "Kula ajrih sanget. Pun saranken dening kathah tiyang, ngunjuk kunir pethak. (Saya takut sekali operasi. Lalu atas saran banyak orang minum kunir putih)," kata Pariyem.

Awalnya dia merebus sendiri tetapi lama-lama dirasa repot. Apalagi dia diberitahu sudah ada kunir putih berbentuk kapsul dengan dosis terukur.

Harganya murah. Dengan telaten dia meminumnya. "Alhamdulillah lebih kurang satu tahun minum kapsul miom-nya hilang," kata dia.

Dokter yang sedianya hendak mengoperasi merasa heran setelah diperiksa secara teliti miom-nya tidak ada lagi.

“Minum apa?” ujar Pariyem menirukan pernyataan dokter.

Saking senangnya dokter itu pun langsung dia peluk. “Dokternya saya peluk sambil bersyukur," ucapnya sambil tertawa renyah.

Meski miom sudah hilang tetapi perempuan berkerudung itu tetap menggunakan kapsul kunir putih jika menghadapi masalah kesehatan. Sore itu dia merasa tengkuknya agak kaku.

Banyak orang awam menerjemahkan sebagai gangguan kolesterol. Dia berharap masalahnya segera bisa teratasi dengan kunir putih.

Bonggolnya yang berakar jadi bibit siap tanam. Rimpangnya (terpisah) siap diproses jadi kapsul. (arie giyarto/koranbernas.id)

Kunir putih mangga

Ya, kunir putih memang berkhasiat. Rimpangnya apabila dipatahkan warnanya memang putih agak kekuningan segar. Bukan oranye seperti kunir biasa. Kunir itu membaurkan wangi mangga.

Kunir putih mangga (curcuma mangga val) atau Curcuval DP itulah yang digunakan Prof Dr Ir Hj Dwiyati Mujimulyani MS sebagai bahan baku kapsul kunir putih dengan banyak manfaat mengatasi berbagai penyakit.

Di antaranya tumor, kanker, mium, jantung, stroke, diabetes dan banyak lagi.

Produknya kini sudah menyebar ke berbagai kota hampir di seluruh Indonesia melalui jaringan alumni, sesama dosen dan kenalan.

Produksi rata-rata setiap hari 500 botol isi 60 kapsul agar bisa memenuhi permintaan masyarakat. Kebutuhan kunir putih sebagai bahan baku pun semakin bertambah.

"Saat ini kebutuhan bahan bakunya sekitar 80 sampai 100 ton per tahun," kata Prof Dwiyati menjawab pertanyaan koranbernas.id di rumahnya  Jalan Wates Km 9,5 Plawonan Argomulyo Kecamatan Sedayu Bantul.

Waduh, berapa puluh hektar lahan diperlukan untuk menanam?

Menurut Prof Dwiyati, tidak ada lahan super luas untuk itu. Tetapi terbagi-bagi. Di antaranya dia bekerja sama dengan kelompok tani di berbagai wilayah.

Luasnya bervariasi mulai ratusan meter persegi tapi di banyak tempat ada juga yang 1 hektare.

"Selain di Bantul dan Sleman, ada juga lahan di Gading, Playen Gunungkidul," kata Dr Sulastriyono SH, sang suami yang ikut mendampingi Prof Dwiyati.

Bahkan baru saja Dwiyati menerima kepercayaan dari Mamik, anak (alm) Lurah Argomulyo yang akrab disapa Pak Wito.

Ada lahan 3.000 m2 untuk budidaya kunir putih dengan perjanjian bagi hasil. Tanah itu baru akan ditanami.

Dokter dan mantan pejabat Dinas Purbakala konsumen kunir putih untuk mengobati penyakitnya. (istimewa)

Panen 8 bulan

Dia berharap, memasuki musim penghujan ini bibit kunir putih yang sudah ditanam di berbagai lokasi segera tumbuh daunnya menghijau segar.

Kunir putih baru bisa panen 8 bulan kemudian setelah tumbuh. "Kalau kurang umur, rimpang kunir akan mengambang bila dimasukkan air," Sulastriyono menambahkan.

Masalah bibit tidak kesulitan karena bonggolnya mudah ditanam lagi untuk bibit, sedang rimpangnya diolah menjadi kapsul.

Banyak "laskar" membantu di rumah produksi. Termasuk.para mahasiswanya Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) kampus Sedayu Bantul tempatnya mengajar.

Dari hasil penelitian yang dilakukan sejak 2004, kunir putih mangga aman dikonsumsi tanpa efek samping. Karena dia membuatnya asli dengan bahan alami tanpa tambahan unsur kimia.

Selain itu, juga sudah diuji klinis dengan tikus sebagai percobaan. Ada juga yang khawatir akan mengendap di ginjal sehingga muncul masalah baru.

Menurut Dwiyati apabila terdapat endapan akan bisa dihancurkan dan keluar bersama air seni, tanpa perlu tambahan obat.

Prof Dr Ir Hj Dwiyati bersama laskarnya di kebun kunir putih yang subur menghijau.(istimewa)

Dosis berbeda

Dalam botol tertera aturan pakai 2 x 3 kapsul per hari.  Ini untuk pencegahan. Tetapi pada dasarnya kebutuhan setiap orang berbeda tergantung kondisi sakitnya.

Karenanya banyak yang konsultasi. Ada yang sekali minum 5 kapsul bahkan lebih. Ternyata memang harus beda dosis agar cepat sembuh.

Testimoni begitu banyak tercantum dalam leaflet lengkap by name sehingga kebenarannya bisa dicek kepada yang bersangkutan.

"Banyak sekali yang sudah merasakan manfaatnya dan sembuh dari penyakitnya. Banyak pula yang sudah meningkat kesejahteraannya berkat kerja sama menanami lahan dengan kunir putih maupun menjadi reseller. Azas manfaat itu yang penting," kata Prof Dwiyati yang latar belakang pendidikan awalnya adalah Pertanian.

Dia bersyukur bisa menolong dan membantu orang lain. Itulah makanya dia menjual kapsul kunir putih dengan harga sangat murah. Isi 60 kapsul Rp 20.000 dan isi 30 seharga Rp 10.000.

Ternyata banyak juga orang yang kemampuannya hanya Rp 10.000 untuk beli obat. Dan "Windra Mekar" pun menyediakannya. (sol)