Berlangsung Semarak, Ikatan Keluarga Gunungkidul Gelar Grebeg Suro

Berlangsung Semarak, Ikatan Keluarga Gunungkidul Gelar Grebeg Suro

KORANBERNAS.ID, JAKARTA – Dalam rangka perayaan Tahun Baru Hijriah 1 Muharram 1444  atau 1 Suro, Ikatan Keluarga Gunungkidul (IKG) bekerja sama dengan Badan Penghubung Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (Banhubda DIY), menggelar kegiatan Malam Tasyakuran Grebeg Suro IKG. Acara yang dipusatkan di Taman Wiladatika Cibubur itu berlangsung semarak.

Ini merupakan kegiatan tahunan IKG yang sempat terhenti karena adanya pandemi Covid 19. Tahun ini, kegiatan tersebut kembali dapat dijalankan dengan konsep hybrid yakni luring dan daring.

Grebeg Suro IKG selain dihadiri Badan Pengurus Harian IKG, Dewan Pembina dan Penasihat, Banhubda DIY, Ketua Komisi A DPRD DIY, juga perwakilan dari 18 Koordinator Kapanewon (Korkap) IKG, 12 Koordinator Wilayah (Korwil IKG) serta warga IKG di Jabodetabek.

Acara puncak Grebek Suro IKG adalah pergelaran wayang kulit semalam suntuk oleh dalang Ki Mendot Suwasono dengan lakon Bima Suci. Selain itu, juga dilaksanakan kirab budaya dan pameran UMKM.

Tema utama dari kegiatan Grebeg Suro IKG kali ini mengambil spirit dari lakon wayang yakni Tumandang Gawe Manunggal Sedyo IKG Ngrembaka dengan landasan solidaritas, gotong royong, saling menguatkan dan selaras dalam suasana yang adhem dan ayem.

Melalui siaran pers ke koranbernas.id, Minggu (31/7/2022), Ketua Umum IKG, Eddy Sukirman, menyampaikan warga IKG di Jabodetabek sejumlah lebih dari 299 ribu jiwa. Bagi organisasi yang telah berusia 52 tahun, event tersebut menjadi momen penting dan tentu sebagai kekuatan penting bersama membangun Gunungkidul dan DIY.

“Grebeg Suro IKG kali ini lebih dari sekadar perayaan semata, melainkan juga bentuk nyata dan aktualisasi dari amanah UUD 1945 yang secara khusus termaktub dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 3, Pasal 30 ayat 1 dan ayat 2, yang menegaskan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam pembelaan negara,” ujar  Eddy.

Hal ini dilakukan melalui ragam profesi, organisasi dan dalam setiap kehidupan sehari-hari. Hal ini juga diatur dalam berbagai perundangan yang ada.

"Dengan berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan IKG selama 52 tahun, yang fokus pada pengembangan warga dan Kabupaten Gunungkidul, mulai dari sektor UMKM, pariwisata, kebudayaan dan pembangunan karakter, jelas hal ini sebagai bentuk partisipasi nyata dalam membangun ekonomi nasional dan karakter bangsa," jelasnya.

Eddy juga menjelaskan komitmennya turut membangun ekonomi nasional. IKG memiliki lebih ratusan bahkan ribuan UMKM yang saat ini sedang diorganisir. IKG juga telah mendirikan Koperasi Jasa IKG. Dari sektor pendidikan, IKG memiliki lembaga pendidikan mulai dari tingkat PAUD, TK, SD, SMP dan SMA.

Di hadapan Kepala Banhubda DIY serta Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, lebih lanjut Ketua Umum IKG menyampaikan harapannya dengan banyaknya warga IKG di Jabodetabek. Namun, kata dia, IKG saat ini belum memiliki tempat yang permanen untuk melaksanakan ragam program dan kegiatannya.

"Kami telah memiliki tanah seluas 1.300 meter di wilayah Gunung Sindur Bogor, dan lokasi inilah yang sedang kami bangun untuk menjadi "Omah IKG". Saat ini baru rumah limasan yang telah berdiri, untuk rumah utama berupa Joglo IKG sedang kami perjuangkan dari sisi pembiayaan dan dengan dukungan Kepala Banhubda DIY serta Ketua Komisi A DPRD DIY. Saya yakin mimpi kami dapat segera terwujud,” kata Eddy Sukirman.

Penyerahan tokoh wayang menandai pergelaran wayang kulit dalam rangka Malam Tasyakuran Grebeg Suro IKG. (istimewa)

Eko Suwanto menjelaskan, dirinya sebagai wakil rakyat apabila dilihat dari sisi pangkat adalah di bawah rakyat, dalam hal ini warga IKG. Menurutnya, wakil rakyat perlu laporan kepada yang diwakilinya.

Eko menyampaikan ada hal yang membanggakan terkait dengan spirit IKG seperti yang tercantum dalam Mars IKG yakni spirit kemajuan dengan landasan gotong royong, saling membantu, saling menguatkan dan saling mengikatkan diri dalam satu tujuan yang dibingkai dalam visi dan misi IKG.

Mengenai program pengembangan kebudayaan dan dana Keistimewaan, Eko Suwanto menyampaikan akan memimpin rapat terkait dengan alokasi dana keistimewaan, dan diharapkan dapat tercapai sebesar Rp 3,6 miliar.

"Kami minta doa dari warga IKG agar alokasi dana keistimewaan sebesar Rp 3,6 miliar tersebut dapat terwujud. SSemoga Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam keadaan sehat selalu dan segera dilantik oleh presiden di Istana Negara, kemudian kami akan adakan ramah tamah di Taman Mini Indonesia Indah," kata dia.

Sekjen IKG, Sastro Harjanto, menambahkan IKG sebagai badan hukum yang sudah tercatat dalam administrasi negara, menjadi ujung tombak mengelola, melestarikan dan menerapkan nilai-nilai kearifan lokal dalam setiap langkah keseharian, baik dalam lingkungan sendiri maupun organisasi IKG.

“Pengurus dan Paguyuban IKG siap menjadi ujung tombak dalam menjaga, melestarikan dan mensosialisasikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam adat istiadat dan budaya Indonesia sebagai landasan sosial kemasyarakatan warga IKG di Jabodetabek dan seluruh Indonesia,” ucapnya.

Sedangkan Humas IKG, Tarsih Ekaputra, menjelaskan Grebeg Suro IKG yang merupakan hasil kolaborasi antara IKG dan Banhubda DIY bisa menjadi tonggak semakin terpatrinya kearifan lokal di dalam benak dan hati generasi masa kini khususnya generasi dari wilayah Gunungkidul dan DIY.

"Biarlah anak Citayam dengan Citayam Fashion Weeknya, kita warga Gunungkidul dengan Grebeg Suro-nya dan senantiasa dalam kesibukan kita merawat budaya adiluhung dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal kita. Inilah dasar kita untuk tetap guyub dan rukun," kata dia. (*)