Berwirausaha di Bidang Seni Media Rekam

Berwirausaha di Bidang Seni Media Rekam

DALAM beberapa hari ini media cetak dan online lokal maupun nasional memuat berita terkait Provinsi DIY sebagai provinsi termiskin di Jawa. Berita tersebut bersumber dari publikasi Badan Pusat Statistik periode 2022, yang menyebutkan DIY sebagai provinsi termiskin di Jawa. Banyak yang tidak percaya bahwa DIY sebagai salah satu tujuan wisata di Indonesia ini merupakan provinsi termiskin di pulau Jawa.

Untuk menurunkan tingkat kemiskinan tersebut, bukanlah menjadi tugas Pemerintah Provinsi DIY semata, tapi juga menuntut partisipasi masyarakat DIY. Pemerintah Provinsi DIY dapat menyiapkan program padat karya, mendorong pertumbuhan desa wisata dan program pengentasan kemiskinan lainnya. Masyarakat juga dapat berwirausaha untuk meningkatkan kesejahteraannya dan tidak hanya mengandalkan program yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi DIY. Salah satu wirausaha yang dapat dilakukan adalah berwirausaha di bidang seni media rekam.

Seni media rekam merupakah salah satu disiplin seni yang memanfaatkan produk-produk teknologi untuk menghasilkan berbagai objek seni seperti foto, film dan animasi. Dengan menggunakan alat bantu seperti kamera pencipta atau seniman, seni media rekam mencoba mengekspersikan ide atau intuisinya. Ide atau intuisi tersebut akan dirasakan melalui foto, film atau animasi yang dihasilkan.

Potensi alam DIY, seni budaya serta berbagai benda cagar budaya di DIY merupakan aset untuk memproduksi karya-karya seni media rekam. Masyarakat dapat mendokumentasikan kondisi alam DIY, aktivitas seni dan budaya masyarakat serta situs cagar budaya yang ada di Yogyakarta, dalam format foto atau bahkah video. Foto yang dihasilkan selanjutnya dapat dijual ke berbagai situs yang memfasilitasi penjualan foto seperti www.shutterstock.com, www.dreamstime.com dan www.iStockphoto.com. Sedangkan untuk karya dalam format video dapat diunggah ke Youtube atau media sosial seperti Instagram dan TikTok. Apabila video yang diunggah dalam berbagai media sosial tersebut ditonton oleh banyak orang, memberikan peluang ada iklan yang akan ditampilkan saat mengakses video dan pemilik video akan memperoleh keuntungan finansial dari penayangan iklan.  Foto dan video dapat menjadi alternatif bagi masyarakat untuk menghasilkan uang, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat DIY.

Belajar dari Para Pakar

Untuk mampu menghasilkan foto dan video yang menarik, tentu masyarakat DIY memerlukan kompetensi di bidang fotografi dan videografi. Kompetensi di bidang fotografi dan videografi ini dapat diperoleh dengan mengikuti “Kuliah Literasi Visual”. Kuliah literasi visual merupakan kuliah online bersertifikat hasil kerja sama antara File Academy dan Fakultas Seni Media Rekam (FSMR) ISI Yogyakarta yang didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Kuliah literasi visual memberikan peluang kepada pemula, videografer, fotografer, calon content creator untuk belajar fotografi dan videografi. Kuliah literasi visual akan diampu oleh dosen-dosen dari FSMR ISI Yogyakarta dan para profesional di bidang fotografi dan videografi. Para peserta akan diberikan pengalaman belajar di perguruan tinggi seni tertua dan terbesar di Indonesia, ISI Yogyakarta. Dengan mengikuti kuliah ini peserta akan belajar bagaimana mengasah ide kreatif, memperkuat dasar seni dalam berkarya, terhubung dengan akademisi dan memperoleh sertifikat dari ISI Yogyakarta.

Kuliah literasi visual dapat dimanfaatkan masyarakat DIY untuk belajar bagaimana menghasilkan karya foto dan video yang menarik. Dengan kompetensi di bidang fotografi dan videografi, masyarakat DIY dapat mulai berwirausaha di bidang fotografi seni media rekam. Dengan dua kompetensi ini semoga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat DIY. **

Heri Abi Burachman Hakim, SIP., MIP

Pranata Humas ISI Yogyakarta