BPIP dan Fatayat NU DIY Deklarasi Jihad Pangan

BPIP dan Fatayat NU DIY Deklarasi Jihad Pangan

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Wabah Covid-19 tak hanya menciptakan ancaman kesehatan publik karena tingkat penularannya yang cepat dan tak mengenal golongan sosial. Meluasnya penularan penyakit ini juga menciptakan dampak ikutan berupa pembatasan sosial dan ekonomi yang berimbas pada perlambatan ekonomi.

Di tingkat akar rumput, rentetan dampak ini berupa berkurangnya ketersediaan pasokan pangan dan menurunnya tingkat daya beli bahkan untuk kebutuhan primer seperti pangan. Pandemi memperburuk persoalan ketersediaan bahan pangan, di samping faktor alam seperti ancaman kekeringan dan bencana alam.

Sebagai upaya mengurangi ketergantungan pasokan pangan dari luar sekaligus mendorong solidaritas sosial, Pengurus Wilayah (PW) Fatayat NU DIY mengkampanyekan kemandirian pangan dengan mengajak anggotanya dan seluruh komunitas menanam bahan pangan di lingkungan atau pekarangan masing-masing maupun lahan bersama.

Dengan menanam bahan pangan di ladang sendiri maupun di lahan bersama diharapkan masyarakat bisa memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri. Mereka juga mampu memenuhi kebutuhan pokok, tidak terpengaruh oleh menurunnya daya beli akibat perlambatan ekonomi.

Kampanye kemandirian pangan ini akan diluncurkan dalam acara deklarasi Jihad Pangan, Tanam Berkah yang merupakan kerja sama antara Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan PW Fatayat NU DIY.

Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi, hadir secara daring memberikam sambutan dan menyaksikan penandatanganan deklarasi ini. Bagi BPIP, kemandirian dan kerja sama antar-komunitas yang dituju oleh kampanye ini adalah wujud nyata pengamalan nilai-nilai Pancasila di masa pandemi.

“Jihad pangan yang diinisiasi oleh perempuan pegiat sosial dari PW Fatayat merupakan  kontribusi penting perempuan sebagai simpul penting penggerak masyarakat. Perempuan bukan hanya aktor penting di wilayah domestik atau publik, melainkan juga memainkan peran penting sebagai penghubung antarmasyarakat,” paparnya.

Kemandirian, kerja sama dan solidaritas sosial yang ditunjukkan oleh para perempuan pegiat sosial di lingkaran Fatayat mengejawantahkan spirit Pancasila yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa. Program jihad pangan adalah bagian dari ketahanan keluarga. Ketahanan keluarga adalah bagian dari ketahanan nasional.

“Keluarga dengan pondasi ketahanan pangan yang kuat tidak akan mudah terjebak dalam pemahaman kebangsaan yang keliru atau radikalisme,” paparnya.

Deklarasi jihad pangan memuat tiga poin penting, yaitu kebulatan tekat para perempuan pegiat sosial untuk menginternalisasi dan mengejawantahkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari serta menyebarluaskan kesadaran.

Selain itu, juga kerja sama dengan berbagai elemen masyarakat terkait ketahanan pangan terutama di masa pandemi, dan kesiapan menjaga keberlanjutan tekat ketahanan pangan di masa new normal.

Deklarasi Jihad Pangan adalah puncak dari kampanye bercocok tanam atasi pandemi, yang sudah digaungkan oleh PW Fatayat NU DIY sejak September 2020. PW Fatayat sudah membagi 400 bibit di 20 kecamatan yang tersebar di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Selain itu, juga sudah disebar ribuan bibit lele untuk komunitas.

Selama masa pandemi, PW Fatayat sudah melakukan beragam kampanye dan bantuan dengan jumlah penerima manfaat program 7.511 penerima manfaat yang berasal dari berbagai golongan.

Di antaranya dalam bentuk ribuan alat pelindung diri (APD) untuk tenaga kesehatan, pesantren dan LP Wanita, bantuan sembako untuk keluarga tidak mampu dan suplai makanan dan vitamin di klaster-klaster Covid-19.

Pada acara deklarasi Jihad Pangan di kantor PWNU DIY ini dibagikan paket tanaman untuk peserta dan praktik pelatihan menanam dengan cara hidroponik.

Hadir mewakili BPIP dalam penyerahan bibit tanaman untuk peserta adalah Hotrun Siregar (Kasubdit Sosialisasi) dan Rahmad Mustafa (Kasubdit Pengembangan Jaringan).

Untuk memenuhi protokol kesehatan, semua peserta dan tamu undangan yang hadir diwajibkan mengikuti rapid test dan mempraktikkan 3M, mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker. (*)