Bregada Ambar Satria Menarik Perhatian, Kirab Budaya Padukuhan Ambarrukmo

Bregada Ambar Satria Menarik Perhatian, Kirab Budaya Padukuhan Ambarrukmo

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Hujan deras tidak menyurutkan semangat warga Padukuhan Ambarrukmo, Caturtunggal Sleman mengikuti Kirab Budaya, Selasa ((16/8/2022).  Sejak pukul 14:00 peserta kirab sudah berkumpul di Balai Padukuhan Ambarrukmo, yang lokasinya tidak jauh dari Ambarrukmo Plaza.

Mulai dari anak-anak balita, remaja, pemuda bahkan lanjut usia (lansia) terlihat penuh antusiasme mengikuti jalannya acara yang digelar dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia.

Peserta Kirab Budaya Padukuhan Ambarrukmo kali ini tak hanya mengenakan busana adat Jawa tetapi juga berkreasi dengan kostum-konstum yang unik, termasuk ada yang menggunakan mahkota dari daun nangka.

Salah satu yang menarik perhatian adalah keberadaan Bregada Ambar Satrio. Seluruh personel bregada ini terdiri dari para remaja di Ambarrukmo, beberapa masih berusia SLTA.

Kepada wartawan di sela-sela kegiatan, Dukuh Ambarrukmo, Hendi Kurniawan, menyatakan Bregada Ambar Satria masih baru, terbentuk Agustus dan beranggotakan anak-anak muda. Sebelumnya, mereka sudah melaksanakan latihan sepuluh kali. “Bregada Ambar Satria ini baru berdiri. Kita ambil yang muda-muda biar ada regenerasi,” kata Hendi.

Selama ini pasukan bregada didominasi oleh orang lanjut usia atau orang dewasa, maka pada peringatan HUT ke-77 RI kali ini, Padukuhan Ambarrukmo ingin melestarikan budaya Nusantara, khususnya tradisi Keraton Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat.

Diharapkan generasi muda mewarisi tradisi, yang mungkin di kalangan remaja adalah sesuatu yang tidak lagi menarik. Sebanyak kurang lebih 30 pemuda dengan bangga dan senang hati melestarikan tradisi bregada.

Peserta kirab berangkat dari Balai Padukuhan Ambarrukmo dan berakhir di kompleks Makam Modan padukuhan tersebut. Kirab Budaya diikuti oleh hampir seribuan warga masyarakat padukuhan yang terdiri dari 12 RT tersebut. Mulai anak-anak, remaja, pemuda, bahkan lanjut usia turut memeriahkan acara tersebut. Di Makam Modan, peserta diterima oleh Lurah Caturtunggal, Agus Santoso SPsi MM.

Ketua panitia rangkaian acara HUT ke-77 RI Padukuhan Ambarrukmo, Endri Nugraha Laksana, menambahkan tema Kirab Budaya adalah melestarikan tradisi budaya Nusantara yang luhur dan mulia.

Dresscode peserta kirab adalah Busana Adat Nasional Indonesia dengan variasi dan kreasi masing-masing rombongan RT. Selain itu, juga diselingi atraksi atau yel-yel untuk menyemarakkan suasana.

Tak hanya tumpeng, gunungan hasil bumi juga ikut dibawa saat berlangsung Kirab Budaya Padukuhan Ambarrukmo. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Kirab Budaya memperebutkan juara I, II dan III dengan hadiah uang pembinaan, piala dan piagam. Bersamaan dengan Kirab Budaya, juga diselenggarakan Lomba Tumpeng. Tumpeng sebagai tradisi masyarakat Jawa tersebut ikut diarak dalam kirab.

Persyaratan tumpeng adalah tinggi masimal 50 cm, lebar dasar maksimal 70 cm, biaya maksimal Rp 350.000, memakai nasi kuning tanpa ingkung. Tumpeng ini juga memperebutkan Juara I, II dan III dengan hadiah pembinaan, piala dan piagam.

Kirab Budaya berakhir di Makam Modan dengan Kenduri sebagai tradisi yang sudah dilakukan masyarakat Padukuhan Ambarrukmo. Kenduri akan dipimpin oleh Lurah Caturtunggal dan diikuti seluruh peserta Kirab.

Dalam rangka memeriahkan HUT ke-77 RI ini, Padukuhan Ambarrukmo juga menyelenggarakan pertandingan dan 13 kegiatan lomba.

Hendi Kurniawan menambahkan, melalui peringatan HUT ke-77 RI ini semoga warga Padukuhan Ambarrukmo dapat mewarisi nilai-nilai perjuangan para pahlawan bangsa dengan mengisi kemerdekaan melalui aktivitas membangun negeri.

Dia juga berpesan supaya momentum peringatan HUT ke-77 RI menjadi ikatan persatuan bagi warga Padukuhan Ambarrukmo khususnya, sehingga ke depan dapat membangun padukuhan dengan lebih baik dan menjadikan warga menjadi sejahtera.

Menurut dia, Padukuhan Ambarrukmo yang rata-rata tanahnya magersari itu banyak didiami oleh trah Keraton Yogyakarta. Ini tidak lepas dari keberadaan pesanggrahan Sultan HB VII. Beberapa sesepuh dari padukuhan ini ada yang menjadi abdi dalem Keraton Yogyakarta. (*)