Bungkusan Bom di Masjid UNY Hanya Ulah Jahil

Bungkusan Bom di Masjid UNY Hanya Ulah Jahil

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Masjid Al-Mujahidin kompleks Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sempat digegerkan penemuan bungkusan yang awalnya dikira bom atau bahan peledak. Kejadian tersebut bermula, Selasa (11/08/2020) siang, sekitar pukul 09:15 saat pengurus takmir masjid setempat hendak membersihkan tempat penyimpanan barang alias loker.

“Kami sedang membersihkan loker dan kita merogoh ke dalam, takut ada sepatu atau barang tertinggal. Kemudian kami temukan bungkusan,” kata Rizky Nugraha, Ketua Takmir Masjid Al-Mujahidin UNY.

Pada bungkusan plastik warna hitam itu sempat tertera tulisan bom bila teriak melawan meledak bersama. Awalnya, Rizki dan teman-temannya tidak menganggap tulisan itu ancaman serius. Namun pengurus takmir kemudian menemukan jam berdetak dililit kabel dan sebuah baterai powerbank.

“Awalnya kita mikirnya hanya candaan saja, cuma guyonan. Setelah kita selidiki lagi, di dalamnya ternyata ada benda seperti bom,” ungkapnya.

Tim penjinak bahan peledak (jihandak) atau Gegana Polres Sleman langsung diturunkan setelah mendapat laporan benda mencurigakan di Masjid Al-Mujahidin. Mobil gegana tiba sekitar satu jam kemudian lengkap dengan personel yang hendak menjinakkan bom.

“Setelah kita bongkar, ternyata isinya hanya rangkaian kabel charger atau powerbank yang seolah-olah dililit seperti rangkaian (bom),” kata AKP Deni Irwansyah, Kasatreskrim Polres Sleman kepada koranbernas.id.

Aparat belum mengindentifikasi pelaku atau menemukan motif ketika menaruh bom palsu tersebut di loker masjid. Dari keterangan takmir, loker masjid sudah lama tidak dioperasionalkan karena masjid sempat ditutup untuk berjamaah akibat pandemi.

“Kita belum bisa simpulkan apakah ini teror. Kita akan periksa saksi-saksi terlebih dahulu. CCTV ada banyak lokasi di kampus dan tempat parkir. Kita buka (rekaman) dan kasus ini nanti kita back up. Mudah-mudahan bisa segera terungkap,” ujar Deni yang baru menjabat Kasatreskrim di Polres Sleman itu.

Kapolres Sleman AKBP Anton Firmanto menyebutkan, bungkusan plastik setelah diurai oleh tim jihandak atau gegana tak satu pun terdapat bahan peledak berbahaya. “Itu bentuknya saja mencurigakan, kemudian ada timer-nya, nggak ada (bahan peledak),” kata Kapolres.

Anton Firmanto menegaskan, pihaknya meminta masyarakat tidak perlu terlalu cemas. Insiden tersebut diduga kuat hanya karena ulah jahil seseorang. “Itu rangkaian kosong. Pokoknya nanti masih kita lihat (kasus) ya, tunggu laporannya nanti,” tandas Anton. (sol)