Buntut Pernyataan Supriyono, FPRB Mengusung Peti Jenazah ke Kantor DPRD

Buntut Pernyataan Supriyono, FPRB Mengusung Peti Jenazah ke Kantor DPRD

KORANBERNAS.ID, BANTUL--Ratusan relawan dan anggota Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) se Kabupaten Bantul, melakukan aksi unjuk rasa dan menggerudug DPRD Bantul, Senin (22/2/2021). Nampak juga perwakilan dari BMJ (Brigade Muda Jogja) Satu Tekad Satu Komando, UNSUR SAR DIY, Mbah Joyo selaku pembina Forum Komunikasi Ormas dan Relawan (FKOR) DIY serta Pristiawan Buntoro KomandanTRC BPBD DIY.

Massa datang dengan membawa peti jenazah bergambar anggota DPRD Bantul H Supriyono M.Si dan diberi taburan bunga. Juga ditempeli tulisan Geger Geden Kami Marah Kami Saki Hati !!.. Nek Gak Iso Nangani Pandemi Orasah Kakean Cangkem 4). Panjang Umur Relawan,. Geger Geden Nex Perlu Gelut !!! dan nada kekecewaan lainya.

Juga beragam poster diantaranya berbunyi Oknum di cari Ànggota Dewan Partai Anjing untuk dimakamkan secara protokol Anjing, Ra Melu nangani rasah kokean Cangkem, Mundur, Mendem Kirik Bolengan Ki !!!, Rumangsamu Nganggo Hazmat Kepenak...?,- Proyek Gendhel...!!! dan lainnya.

Aksi itu dipicu pernyataan H Supriyono M.Si yang mengatakan pemakaman standar covid adalah proyek. Dan orang meninggal dengan penyakit lain seperti kanker payudara dan gula, juga dicovidkan. Dalam video yang berdurasi 30 detik dan beredar luas sejak kemarin, politisi Partai Bulan Bintang (PBB) tersebut mengatakan, jika hidup mati di tangan Allah SWT. Tapi sekarang apa-apa dikatakan kena covid, dan dimakamkan seperti kirik (anjing-red).

Dipendem mak blesek. Gek iki jaman opo?,katanya dalam video yang diduga merupakan penggal acara pengajian tersebut. Dan dia menilai jika pemakaman jenazah covid itu adalah proyek oleh Dinkes.

Waljito SH Ketua Forum FPRB Bantul mengatakan, aksi unjuk rasa sebagai wujud menyatakan sikap dan ingin melakukan konfirmasi atas peryataan tersebut. Namun yang bersangkutan diketahui sedang tidak ada di kantornya dan berada di luar kota.

Massa ditemui oleh Subhan Nawwawi, Anggota DPRD Kabupaten Bantul dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Damba Aktivis dari Fraksi Partai Amanat Nasional serta Komandan Satpol PP Yulius Suharta M.Si.

Kita semua tidak terima dengan pernyataan yang menjelek-jelekkan institusi terkait dalam penanganan Covid. Kita akan menuntut secara hukum dan mengklarifikasi apa yang menjadi statemen anggota dewan tersebut. Hari ini kita datang ke kantor anggota dewan yang terhormat ini, untuk memberikan aspirasi kita semua terkait pernyataan salah salah satu anggotanya. Pernyataan ini akan memberikan penyesatan dan opini yang tidak baik kepada warga,” katanya.

Jangan melukai kami, kami ini tidak digaji dalam melakukan ini semua tidak ada tendensi dan mendapatkan apapun. Kegiatan relawan ini adalah ladang pahala kita semua,” tambah Waljito.

Selanjutnya perwakilan massa diterima di Ruang Ketua DPRD Bantul guna dimediasi dan mencari titik temu.

“Kami ucapkan terima kasih atas kehadiran bapak sekalian dalam rangka menyampaikan aspirasi. Selaku wakil DPRD Kabupaten Bantul, kami ucapkan selamat datang. Dan kami dari pimpinan sangat prihatin akan kejadian ini. Sehingga nanti Bapak Supriono akan kita panggil dan surati dan mengirimkan surat Dispo kepada Badan Kehormatan Dewan (BKD). Hasilnya segera kita sampaikan,”katanya.

Dalam mediasi itu relawan dan respon FPRB menuntut permintaan maaf, serta ingin H Supriyono bertemu mereka serta menyampaikan pernyataan maaf ataupun melalui media massa. (*)