Bupati Purworejo: Jangan Ada Lagi Kekerasan di Sekolah

Bupati Purworejo: Jangan Ada Lagi Kekerasan di Sekolah

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO – Anggota Komisi X DPR RI, Bramantyo Suwondo, mengaku prihatin dan menyesalkan beredarnya video aksi pemukulan tiga orang siswa laki-laki kepada temannya seorang siswi SMP di Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo. Politisi Partai Demokrat itu mengingatkan pentingnya penguatan pendidikan karakter bagi siswa.

"Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang telah dicanangkan Presiden Jokowi harus benar-benar digalakkan, salah satunya di sekolah," kata Mas Bram, panggilan akrab Bramantyo, dalam rilis yang diterima koranbernas.id, Jumat (14/2/2020).

Bramantyo meminta kepada pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, supaya memberikan perhatian serius terhadap isu kekerasan di lingkungan sekolah. Jangan sampai angka kejadiannya terus meningkat, terulang lagi dan lagi di masa-masa mendatang.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Jumeri, ditemui koranbernas.id di rumah korban CH (16) pada Kamis (13/2/2020), mengatakan pihaknya sengaja melihat secara langsung kondisi korban. Kalau memang benar korban mengalami Borderline Personality Disorder (BPD), sebaiknya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB). BPD adalah gangguan kepribadian ambang, sebuah kondisi yang muncul akibat terganggunya kesehatan mental seseorang.

Menurut Jumeri, pihaknya sudah membicarakan dengan kedua orang tua korban dan ternyata mereka (orangtua korban) keberatan karena jarak tempuh sekitar 17 km. Untuk pulang dan pergi jarak tempuh menjadi 34 km.

"Kami akan mencarikan bea siswa bagi keluarga miskin, terutama untuk anak berkebutuhan khusus agar bisa dipergunakan untuk ongkos antar jemput," kata Jumeri, di sela kunjungan ke rumah korban bulliying di Kecamatan Butuh, Kamis (13/2/2020).

Menurutnya, hal tersebut perlu dilakukan karena jarak SLB di Kabupaten Purworejo dengan rumah korban cukup jauh.

Menanggapi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Bupati Purworejo Agus Bastian berjanji akan membantu biaya pendidikan korban. "Sebaiknya korban pindah sekolah (SLB). Kalau pun jarak tempuh dengan SLB cukup jauh, maka Pemerintah Kabupaten Purworejo (Pemkab) melalui Dinas Sosial siap membiayai kebutuhan sekolah korban. Pemkab yang akan membiayai korban melalui dana sosial pemberdayaan perempuan dan anak," ujar Bupati.

Bupati berpesan agar kasus perpindahan sekolah korban harus ditangani serius, karena merupakan hal yang harus diperhatikan. "Saya berharap kepada pihak sekolah untuk mengembangkan kemampuan anak-anak yang berkebutuhan khusus," pesan Bupati di rumah korban, Kamis (13/2/2020).

Bupati juga berharap jangan ada lagi perundungan dan kekerasan di sekolah. Sekolah harus membimbing dan mendampingi dalam rangka ketenangan belajar.

Untuk pihak yang berwajib, bupati berpesan agar menangani kasus tersebut, untuk memberikan efek jera bagi pelaku. "Penganiayaan itu tidak bisa diampuni, walaupun pelakunya masih muda alias dibawah umur," tegasnya. (eru)