Bupati Resmikan SMP Montessori Gamping

Bupati Resmikan SMP Montessori Gamping

KORANBERNAS.ID, SLEMAN--Beragamnya model dan sistem sekolah, memberikan keleluasaan kepada masyarakat untuk memilih sesuai dengan yang dikehendaki. Salah satunya adalah metode pendidikan Montessori yang dinilai Bupati Sleman, Sri Purnomo dapat memberikan alternatif pendidikan.

“Kehadiran sekolah SMP Montessori Sleman di wilayah Gamping ini, adalah untuk memberikan alternatif pendidikan bagi masyarakat,” kata Sri Purnomo saat meresmikan SMP Montessori di Bedog, Trihanggo, Gamping pada Rabu (2/9/2020).

Menurutnya, pada saat ini metode pendidikan Montessori yang didasari pada aktivitas kesadaran diri sendiri, pembelajaran langsung dan permainan kolaboratif, sudah mulai banyak ditemukan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa sistem pendidikan Montessori juga diminati dan diterima oleh masyarakat.

Sri Purnomo mengharapkan, hadirnya SMP Montessori Sleman ini dapat semakin melengkapi pilihan sistem pendidikan yang dikehendaki masyarakat.

“Sebagai sekolah yang berlabel Montessori, saya harapkan agar guru yang ada di sekolah ini benar-benar memiliki kompetensi yang dapat dipertanggungjawabkan. Karena, dalam pendidikan model Montessori ini, hubungan murid dengan guru adalah kunci yang terpenting dalam proses pembelajaran,” tuturnya.

Founder dan Direktur Pendidikan SMP Montessori, Vandalina Susanto mengatakan, bahwa sekolah ini terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu VII, VIII, IX. Setiap tingkatan dibagi menjadi dua kelas dengan daya tampung siswanya mencapai 90 siswa dengan masing-masing kelas 15 siswa. Pendirian SMP Montessori ini diinisiasi oleh Yayasan Pendidikan Bambini Pelita Bangsa.

Dia juga menjelaskan, visi pendidikan metode Montessori yaitu menjadi pembelajar, pribadi berkarakter, berpotensi dan berkontribusi pada masyarakat. Prinsip-prinsip esensial perkembangan manusia menjadi acuan untuk meningkatkan pengembangan potensi manusia di semua aspek.

“Beranjak dari studi secara komprehensif mengenai karakteristik dan kebutuhan para remaja inilah, yang mendorong kami mengawali metode Montessori di Yogyakarta,” kata Vandalina. (*)