Cara Kreatif Kunena Eatery Mengembangkan Bisnis Saat Pandemi

Cara Kreatif Kunena Eatery Mengembangkan Bisnis Saat Pandemi

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Dua tahun pandemi bukan masa yang mudah untuk mengembangkan usaha. Terlebih bagi pengusaha kuliner, pembatasan jam buka dan pembatasan jumlah pengunjung demi mencegah penyebaran Covid-19 sangat memberi dampak yang signifikan.

Perlu ide kreatif agar bisa bertahan dan mengembangkan lini bisnis ini. Seperti yang dilakukan Kunena Eatery yang berlokasi di Jalan Kompol Bambang Suprapto, Baciro, Yogyakarta. Sejak pandemi, Kunena yang sebelumnya adalah restoran kekinian melakukan beberapa inovasi.

"Kami berkolaborasi dengan Bhumi Nararya Farm kami mengembangkan produk siap makan bagi para konsumen yang bisa mereka bawa pulang dan konsumsi di rumah masing-masing. Hal ini untuk menghindari kegiatan makan di tempat seiring dengan pembatasan kuota oleh pemerintah," papar Tia Roten, General Manager Kunena Eatery saat reopening restorannya, Rabu (9/2/2022).

Bersamaan dengan dibukanya kembali restoran Kunena Eatery, dibuka juga BHUMI poultry and Groceries yang akan menjadi butik dan ruang pamer pertama bagi keju Mazaraat.

"Banyak produk ready to eat yang tersedia di gerai Kunena dan Bhumi. Produk ini sudah dimasak dan tinggal dihangatkan atau makan langsung. Hal ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi dine in,” lanjutnya.

Tia menerangkan, Bhumi Nararya Farm (BNF) merupakan salah satu peternakan kambing perah termodern di Indonesia, dan menjadi salah satu pemasok kebutuhan susu kambing segar untuk industri baik rumahan maupun skala menengah.

Pada 2020 BNF mulai membuat home product berupa turunan susu kambing yaitu susu bubuk yang sudah ada dipasaran, yogurt dan kefir yang sedang dalam tahap perijinan, serta yang terbaru yang akan segera beredar adalah keju.

Tia melanjutkan, pihaknya juga mengapresiasi sejumlah kelonggaran dalam aturan pembatasan yang diterapkan oleh pemerintah. Seperti jam operasional yang tetap normal dan juga kuota makan di tempat yang mencapai 60 persen.

"Kapasitas juga jam operasional juga menjadi pertimbangan besar buat kami, kalau dikatakan jam normal tidak terlalu pendek itu sudah suatu angin segar buat kami. Kapasitas 60 persen kami perhatikan juga dan sama-sama berdoa biar bisa jadi 100 persen lagi,” ujarnya.

Jamie Najmi, salah satu produsen keju di DIY menyebut industri groceries justru berpotensi dan berkembang pesat di masa pandemi. Karena di masa sekarang ini masyarakat mencari akses makanan sehat dan organic.

Peningkatan permintaan konsumen ini bahkan menurutnya mencapai 200 persen. Di aplikasi jual beli daring juga produk makanan menurutnya ada di peringkat kedua terbanyak setelah produk farmasi dan meningkat hingga lima kali lipat.

“Kalau kami tidak menyediakan makanan probiotik yang bermanfaat nanti susah diakses. Jadi kami kerjasama dengan kurir untuk bisa mengirim ke rumah-rumah,” tutup Jamie.(*)