Cinta Angga Yunanda dan Putri Marino Kandas Demi Orang Tua

Cinta Angga Yunanda dan Putri Marino Kandas Demi Orang Tua

KORANBERNAS ID, YOGYAKARTA -- Sebuah film keluarga karya sineas muda Gina S Noer meramaikan dunia perfilman di tanah air. Film berjudul Cinta Pertama, Kedua dan Ketiga ini bisa disaksikan di bioskop-bioskop mulai Kamis (6/1/22). Cinta Pertama, Kedua dan Ketiga adalah sebuah film keluarga yang reflektif dan menghangatkan hati untuk menambah semangat untuk membuka tahun 2022.

"Film ini adalah surat cinta untuk banyak keluarga yang selalu berusaha mencari bentuk terbaik dalam keadaan tersulit pun. Film ini berusaha mengulik bagaimana keluarga tetap bisa terbentuk di keadaan yang tak ideal," kata Gina S Noer, kepada wartawan, Rabu (5/1/22), di Jogja City Mall, Yogyakarta.

"Saya menceritakan tentang dua keluarga dengan orang tua tunggal, anak yang mendewasa di rantai sandwich generation, dan yang menjadi pengurus orangtuanya yang sakit," imbuh peraih penghargaan ganda Penulis Skenario Asli dan Adaptasi Terbaik di Festival Film Indonesia 2019 ini.

Gina melanjutkan, mereka bertemu di sebuah ruang tunggu tempat berlatih dansa. Dewa dan Linda menemukan kecocokan. Pada saat yang sama, Raja, anak lelaki Dewa, bertemu dengan Asia (Putri Marino). Asia adalah anak perempuan Linda yang selalu menemaninya saat melatih dansa.

"Film ini banyak sekali menampilkan adaptasi kebiasaan baru saat masa pandemi. Bagaimana di masa penuh keterbatasan ini kita tetapi tetap bisa ‘lincah berdansa’ dengan hidup untuk menemukan cinta, humor, dan harapan di sana," lanjutnya.

Ini adalah film yang pertama kali diproduksi pada masa awal pandemi 2020. Cerita Raja (Angga Yunanda) dan Asia (Putri Marino) mewakili anak yang beranjak dewasa dengan beban tanggung jawab mengurus orangtuanya. Haruskah mereka mengalah untuk orangtuanya, dan apakah itu yang terbaik untuk semua sebagai keluarga yang utuh?

“Cinta Pertama, Kedua dan Ketiga adalah tentang perayaan cinta dan keluarga yang penting ditonton segenap keluarga untuk menghangatkan hati," lanjut Gina.

Kepiawaian Gina S Noer tidak perlu diragukan lagi dalam menuturkan kisah reflektif. Film pertamanya, Dua Garis Biru, meraup sukses, baik dari segi jumlah penonton maupun sambutan positif dari kalangan kritikus dan pengamat film. Walau baru dua film yang ia sutradarai dan produseri, beberapa film laris lain juga pernah ia tulis.

Di antaranya film Bebas dan Ali & Ratu-ratu Queens pada 2021 lalu, menjadi bukti bahwa Gina S Noer merupakan sineas perempuan Indonesia yang berbakat dan diperhitungkan.

Melalui film ini Gina berharap bisa memberi penyegaran atas makna baru tentang keluarga serta relasi antar-anggota keluarganya.

Sementara Chand Parwez Servia, Direktur Utama Starvision dan Produser film Cinta Pertama, Kedua & Ketiga mengatakan, karya kolaborasi ini mengajak kita untuk bercermin tentang nilai-nilai cinta dan keluarga. Indah penuturannya tapi bernas pesannya.

"Bagi saya film ini sangat personal sebagai seorang anak laki-laki dari seorang ayah, juga sebagai ayah untuk anak-anak saya. Sebagai film pembuka tahun 2022, Cinta Pertama, Kedua dan Ketiga diharapkan dapat meningkatkan antusiasme penonton untuk kembali ke bioskop," ujar Chand Parwez.

Salman Aristo, CEO Wahana Kreator, menyambut baik kolaborasi kedua bersama dengan Starvision untuk mendukung eksplorasi Gina dalam film ini. Banyak hal yang dipelajari selama proses produksi dan pembuatan film ini yang mudah-mudahan membuat kolaborasi ini semakin solid dan dapat dinikmati oleh seluruh keluarga Indonesia.

"Kami selalu percaya cerita yang tulus bisa pemicu semangat di keadaan dunia yang sedang menantang," tambahnya. (*)