Dampak Diplomasi Bantuan Indonesia ke Kawasan Pasifik

Dampak Diplomasi Bantuan Indonesia ke Kawasan Pasifik

SELAMA dua dekade terakhir, Indonesia memberi bantuan negara-negara berkembang di Pasifik sebagai alat diplomasi dengan tujuan untuk mengamankan integritas wilayah, khususnya terkait isu separatisme di Papua. Studi itu menemukan bahwa diplomasi bantuan mampu meningkatkan pengaruh Indonesia di Pasifik Selatan. Upaya diplomasi berdampak pada menurunnya dukungan beberapa negara di kawasan itu terhadap separatisme Papua. Diplomasi di Indonesia yang intensif ke Pasifik menghasilkan perubahan sikap dari beberapa negara seperti Tuvalu, Kiribati, dan Nauru yang pada awalnya menentang penguasaan wilayah Indonesia atas Papua.

Bantuan Indonesia yang disalurkan melalui PIDF dianggap sesuai dengan kebutuhan negara-negara kepulauan di Pasifik yang terletak di dataran rendah terancam tenggelam akibat perubahan iklim. Setelah lebih dari 50 tahun menjadi penerima bantuan pembangunan, Indonesia memainkan peran sebagai negara donor meskipun jumlah bantuannya relatif kecil dan terbatas. Bagi negara-negara kecil di Pasifik, besar wilayah Indonesia membawa potensi masalah keamanan. Negara-negara pasifik sebagian besar luasnya di bawah 1.000 kilometer persegi dan berpenduduk sedikit. Kawasan ini berbatasan langsung dengan wilayah Indonesia paling timur.

Sebagian negara Pasifik seperti Vanuatu, Nauru, dan Tuvalu mendukung diplomatik secara moral untuk kemerdekaan Papua. Indonesia lama mengabaikan kawasan Pasifik karena terlalu fokus pada ASEAN. Indonesia termasuk salah satu pendiri negara Asia Tenggara. Indonesia sering memperlakukan Pasifik Selatan sebagai halaman belakang yang terabaikan sekitar dekade 70 sampai 80-an. Perkembangan isu separatisme yang telah diinternasionalisasikan menjadi konsiderasi Indonesia untuk mengembangkan strategi Indonesia dalam mempertahankan Papua. Internasionalisasi separatisme Papua dimulai ketika masyarakat Papua menyuarakan kemerdekaan sebagai akibat dari isu pelanggaran hak asasi manusia yang diklaim belum diselesaikan oleh Indonesia.

Indonesia melakukan segala cara untuk mempertahankan Papua sebagai perwujudan kedaulatan sesuai dengan amanah kepentingan sosial Indonesia. Indonesia sebagai tumpuan dalam melaksanakan strategi untuk meredam isu Papua yang diangkat oleh negara-negara di kawasan Pasifik Selatan. Tetapi sejumlah analisis mengatakan bahwa diplomasi Indonesia tidak akan mempengaruhi dukungan kalangan akar rumput untuk kemerdekaan Papua. Negara-negara kepulauan Pasifik telah meredam protes mereka terhadap otoritas Indonesia di Papua yang termasuk wilayah rawan konflik. Beberapa negara tersebut mendukung agar warga Papua menentukan diri sikap mereka.

Kepulauan Marshall menyinggung isu Papua dengan sedikit merujuk kembali pada seruan lama organisasi regional Pasifik, agar Indonesia menerima delegasi hak asasi manusia PBB. Meredamnya kritikan ini terjadi ketika isu gerakan kemerdekaan Papua di Indonesia dipinggirkan oleh berita mengenai pandemi Covid-19. Protes damai menentang pemerintahan Indonesia dan pelanggaran oleh militer dan polisi Indonesia sering terjadi. Pemerintah Indonesia menyebut kelompok kemerdekaan Papua sebagai kelompok kriminal dan secara konsisten menyangkal pelanggaran hak asasi manusia. Indonesia telah meningkatkan diplomasinya dengan negara-negara Pasifik selama beberapa tahun melalui bantuan kemanusiaan dan upaya hubungan yang lebih erat.

Bantuan Indonesia untuk negara-negara kepulauan Pasifik berjumlah sekitar US$17 juta antara 2014 dan 2020. Pemerintah Indonesia memberikan hibah kepada 3 negara di kawasan Pasifik untuk menanggulangi Covid-19. Bagi Indonesia kawasan Pasifik cukup strategis dan kaitannya masih tergantung pada bantuan luar dalam jangka waktu yang panjang. Menyikapi potensi eskalasi konflik di kawasan Pasifik sebagai dampak dari kesepakatan Aukus, Indonesia akan terus memperkuat kemitraan dengan negara-negara Pasifik guna terciptanya stabilitas, ketahanan, dan pembangunan yang berkelanjutan di kawasan Pasifik.

Indonesia dan negara-negara Pasifik juga telah mengembangkan kerja sama yang saling berhubungan di berbagai bidang termasuk ekonomi, pembangunan, dan kerja sama teknis. Hibah yang diberikan Indonesia untuk penanganan pandemi di beberapa negara Pasifik akan digunakan untuk membiayai pengadaan alat-alat kesehatan yang diproduksi oleh Indonesia. Indonesia berperan dalam mengatasi tantangan di kawasan Pasifik yang sebagian besar merupakan negara kepulauan seperti perubahan iklim, isu kelautan, dan bencana alam. Indonesia ingin berkontribusi dalam upaya pengembangan kawasan Pasifik.

Negara-negara kepulauan Pasifik sangat rentan terhadap ancaman perubahan iklim yang mengakibatkan kerugian yang sangat besar, terutama akibat dari ancaman kenaikan permukaan air laut. Kejadian bencana alam yang semakin intensif menciptakan isu kemanusiaan, di mana masyarakat kepulauan terancam bertahan hidup dengan bermigrasi ke negara lain. Pencapaian besar yang diraih Indonesia dalam peningkatan hubungan dengan kawasan Pasifik Selatan adalah untuk meraih simpati dan dukungan persoalan Papua. Indonesia tidak memiliki batasan untuk bekerja sama serta menjalin hubungan dengan negara-negara lain yang dianggap sebagai mitra sesuai dengan kepentingan nasional.

Kawasan Pasifik memiliki arti khusus bagi Indonesia, yaitu sebagai kawasan tetangga yang perlu didekati dalam konteks mendorong terciptanya lingkungan yang stabil, makmur, dan bersahabat bagi upaya pembangunan. Hubungan Indonesia dengan negara-negara kepulauan di Pasifik telah berlangsung lama dan terus mengalami perkembangan positif dari tahun ke tahun. Indonesia pertama kali membuka hubungan diplomatik dengan Fiji pada tahun 1974 dan terakhir dengan Kiribati pada tahun 2013. Ketertarikan Indonesia dan kawasan Pasifik yang terjalin erat dibuktikan dengan beberapa organisasi dan forum regional yang melibatkan Indonesia di dalamnya. *

Anggun Listiana Widiyanti

Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta