Danais Bergeser dari Niat Awal Sejahterakan Masyarakat
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Wakil Ketua Komisi B DPRD DIY Dwi
Wahyu Budiantoro menilai penggunaan Dana Keistimewaan (Danais) sepertinya bergeser
dari niat awal menyejahterakan masyarakat.
“Nawaitu Danais adalah sepeser pun yang
digunakan harus meningkatkan perekomian. Sekarang pertanyaannya, dari tahun
2013 sampai hari ini tahun 2020, Danais menurunkan angka kemiskinan berapa?†ujarnya
kepada wartawan, Sabtu (1/8/2020).
Dana dari
pemerintah pusat itu diterima Pemda DIY sebagai konsekuensi dari terbitnya
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2020 tentang Keistimewaan DIY. Danais diterima
Pemda DIY setiap tahun sejak 2013. Tahun ini digelontorkan Rp 1,32 triliun.
Pada Triwulan
II tahun 2020 capaian kinerja pelaksanaan Danais lebih rendah dibanding
triwulan yang sama tahun lalu. Penyebabnya adalah pandemi Covid-19. Memang terdapat
peningkatan kinerja fisik terutama pada urusan tata ruang.
Ketua Fraksi
PDI Perjuangan DPRD DIY ini melihat penggunaan Danais cenderung lebih dominan untuk
seni di atas panggung, bukan mengungkit
perekonomian. “Ming performance thok.
Kebudayaan juga meliputi pertanian dan wisata,†ungkapnya.
Mestinya,
kata dia, penggunaan Danais mengedepankan capaian bukan serapan. Selain itu,
juga tersalur secara terukur sehingga berdampak nyata bagi peningkatan ekonomi
masyarakat.
“Angka
kemiskinan masih tinggi. Kalau kita gelontorkan Danais tahun ini sebesar Rp
1,32 triliun berapa sih yang bisa
untuk menurunkan angka kemiskinan. Kita kan
nggak pernah tahu,†kata dia.
Menurut dia,
sampai saat ini belum ada kajian sampai seberapa besar Danais mampu menurunkan
angka kemiskinan di Provinsi DIY. Dengan kata lain harus ada evaluasi.
Dwi berpendapat
ada kesan Pemda DIY mengejar serapan bukan capaian dengan tujuan supaya tahun
depan memperoleh kembali. (sol)