Dari Event Organizer Beralih ke Bisnis Minuman Kemasan

Dari Event Organizer Beralih ke Bisnis Minuman Kemasan

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN--Sosok Nurudin (43) pengusaha sewa panggung dan tratag untuk lapangan, bukan sosok yang asing bagi warga yang membutuhkan jasanya di Kebumen. Namun di masa pandemi Covid -19, mereka yang kerap membutuhkan jasanya, nyaris tak lagi berhubungan dengan pengusaha yang juga warga Kecamatan Kebumen ini.

Lebih dari enam bulan, peralatan panggung dan tratag dengan daya tampung bisa seribuan orang menganggur. Beberapa event yang selama ini membutuhkan perannya, tidak lagi meminta jasa. Praktis selama enam bulan usahanya tidak memberi penghasilan.

“Kemarin saya berusaha mencari orderan. Mencari tahu ke KPU, apakah ada kampanye di lapangan untuk pemilihan bupati,“ kata Nurudin kepada koranbernas.id, di rumahnya sekaligus gudang tempat menyimpan peralatan panggung dan tratag.

Informasi yang diperoleh mengecewakan. Tidak ada kampanye yang membutuhkan panggung dan tratag lapangan.

Kondisi ini jauh berbeda dengan sebelum ada pandemi Covid -19. Misalnya ketika pemilu legislatif dan Pilpres 2019, Nurudin mengaku pernah mendapat order senilai Rp 130 juta untuk sebuah kampanye.

Saat ini, bisnisnya berada di titik nadir. Ketika pandemi terjadi di Kebumen lebih dari enam bulan lalu, tidak ada pemasukan dari sewa panggung.

“Padahal tiap bulan keluarga saya membutuhkan biaya 10 juta lebih,“ kata Nurudin sambil menyebutkan sejumlah kebutuhan.

Mencari pengguna jasa, warga yang hajatan, dengan jumlah tamu ratusan orang belum terpikir. Usahanya dianggap sewa yang berbiaya mahal. Sehingga warga yang mau hajatan mantu atau syukuran, khawatir harga sewa panggung dan tratag mahal.

“Biaya sewa panggung, tratag dan genset di sini paling murah 15 juta,“ kata Nurudin.

Nurudin mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi kondisi ini. Ia hanya bisa menunggu usahanya kembali bangkit, ketika ada lagi upacara atau kegiatan yang membutuhkan jasanya.

Nasib serupa dialami Achmad Rizal Azis, Direktur Spectrum Kreasindo, perusahaan jasa event organizer (EO). Sebelum pandemi, ia bisa menyelenggarakan 20 event wisata. Namun setelah ada pandemi, hanya bisa menyelenggarakan satu event wisata, yakni Festival Luk Ulo di Kecamatan Buluspesantren dan Klirong.

“Event wisata lagi dipastikan tidak terselenggara. Anggaran program sudah dipangkas dialihkan untuk penanganan Covid,“ kata Achmad Rizal Azis.

Rekanan Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata Kebumen ini, mengaku beralih profesi usahanya memproduksi minuman dalam kemasan. Dengan usaha ini, untuk sementara ada aktivitas yang bisa memberikan hasil meskipun tidak sebesar bisnis EO wisata.

Menurut Rizal, temannya yang bergerak di wedding organizer (WO), konon masih bisa menikmati hasil lebih baik. Tentu dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

“Event wisata dan pernikahan virtual belum familiar di Kebumen,“ kata Rizal.

Ketika Kebumen masuk zona merah, praktis tertutup usahannya. Event wisata dan panggung dipastikan menimbulkan kerumunan massa. Keadaan ini, jelas tidak sesuai dengan protokol kesehatan, seperti jaga jarak dan larangan berkerumun. (*)