Di Masa Pandemi Covid-19 Kasus HIV/AIDS Justru Melonjak

Di Masa Pandemi Covid-19 Kasus HIV/AIDS Justru Melonjak

KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL -- Di masa  pandemi Covid-19, kasus pederita HIV/AIDS di Kabupaten Gunungkidul justru melonjak. Hingga triwulan ketiga tahun 2020, terdapat tambahan 37 kasus dengan rincian 29 kasus HIV dan sisanya 8 kasus merupakan penderita AIDS.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Gunungkidul, Sumitro, menyampaikan kasus penderita HIV/ AIDS di kabupaten ini terus bertambah. Hal ini terlihat dari adanya temuan kasus baru. Secara akumulasi hingga akhir September ada penderita HIV ada 396 kasus dan AIDS sebanyak 229 kasus.

“Untuk yang triwulan empat belum masuk karena masih pendataan. Hingga akhir September ada tambahan kasus HIV sebanyak 29 orang dan AIDS sebanyak delapan kasus,” kata Sumitro.

Menurut dia, upaya pencegahan penularan akan terus dilakukan. Meski demikian, upaya menekan penyebarannya juga butuh partisipasi aktif dari masyarakat.

Adapun sosialisasi, lanjut Sumitro, menggunakan rumus ABCDE. A memiliki arti abstinence atau tidak melakukan hubungan seks secara bebas. Langkah ini dinilai efektif karena penularan HIV/AIDS salah satunya melalui hubungan badan.

Untuk B memiliki arti be faithful atau setia pasangan. Sumitro menjelaskan, dengan tidak berganti-ganti pasangan, maka potensi tertular semakin dapat ditekan. “Berikutnya C atau use condom. Penggunaan alat kontrasepsi ini penting agar terhindar dari penularan HIV,” ungkapnya.

Sedangkan D memiliki arti no drugs, dengan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol sebagai upaya menjaga kesehatan tubuh. Yang terakhir, E, memiliki arti early testing, early treatment.

Sumitro mengatakan dengan pelaksanaan tes awal melalui VCT, menjadi deteksi apakah seseorang tertular virus atau tidak. “Kalau hasil tes positif, maka upaya perawatan bisa lebih cepat sehingga penanganan bisa maksimal,” katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawati, menyatakan penderita HIV/AIDS berkaitan dengan pola perilaku manusia. Diakui, penularan terbesar di Gunungkidul berasal dari hubungan seksual.

“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk ikut partisipasi dalam upaya mencegah penularan, salah satunya dengan tidak melakukan seks bebas atau berganti-ganti pasangan,” pintanya.  (*)