Di Sini Tempatnya Bibit Unggul Sayuran Disemai

Di Sini Tempatnya Bibit Unggul Sayuran Disemai

KORANBERNAS.ID, SLEMAN –  Sektor pertanian perlu didukung ketersediaan bibit unggul. Inilah yang menjadi salah satu pertimbangan Pemda DIY mencoba sedikit lebih serius memperhatikan UPTD Balai Pengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Unit Ngipiksari Kaliurang Pakem Sleman.

Di sini, aneka bibit sayuran serta buah-buahan disemai pada lahan seluas total delapan hektar, selanjutnya didistribusikan ke petani.  Ada tomat, sawi, anggur, stroberi dan semacamnya. Semuanya jenis unggul dan bersertitikat.

Menyaksikan langsung potensi kebun bibit pertanian itu, Wakil Ketua Komisi B DPRD DIY, RB Dwi Wahyu B saat memimpin anggotanya melaksanakan peninjauan lapangan, Kamis (2/7/2020), berharap aset berharga tersebut jangan disia-siakan begitu saja.

“Potensi pertanian kita luar biasa. Ini aset untuk menuju ke kedaulatan pangan,” ucapnya kepada wartawan di sela-sela kunjungan kerja.

Dwi tidak ingin Pemda DIY terkesan setengah hati mengelola aset itu. Karena itu, pemda harus benar-benar  serius mengembangkannya demi kepentingan masyarakat. Bila perlu, UPTD ini menjadi bagian penting dari skema mewujudkan ketahanan pangan yang tangguh.

Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DIY ini sepakat perlu ada pelibatan swasta maupun BUMN/BUMD, agar pertanian di provinsi ini makin berkembang, maju dan mampu diandalkan.

Menurut dia, Perusahaan Daerah (PD) Tarumartani milik Pemda DIY bisa diberikan keleluasaan ikut membangun konsep ketahanan pangan. Setidaknya, diberi semacam kewenangan mengelola pemasaran, pendampingan pembibitan maupun menyimpan hasil panen.

Direktur PD Tarumartani, Nur Achmad Afandi, merespons positif dorongan legislatif agar perusahaan itu bisa ikut mengelola UPTD tersebut.

Menurut dia, kewenangan tersebut sesuai dengan peruturan pemerintah maupun instruksi gubernur agar setiap daerah mempunyai cadangan pangan yang dikelola bersama BUMN/BUMD.

Anggota Komisi B Yuni Satia Rahayu mengakui, potensi UPTD Ngipiksari memang luar biasa. “Ada Bu Siti yang pernah dikirim studi banding ke Jepang belajar bagaimana sinergi yang baik antara dinas dengan swasta,” ungkapnya.

Kebun pembibitan sebenarnya tidak hanya sekadar menyediakan bibit saja. Lebih dari itu, bisa dipadukan dengan sektor pariwisata, perdagangan maupun UKM. Setidaknya bisa dipoles menjadi destinasi wisata.

“Bisa juga bekerja sama dengan Dinas Pendidikan agar anak-anak  didik bisa belajar tentang pembibitan berbagai buah dan sayuran. Dari kecil tertanam cinta produk lokal dan kreativitas mengelola lahan yang masih kosong,” kata Yuni. (sol)