Dimulai Saat Tahun Ajaran Baru, 546 Sekolah Terapkan Kurikulum Merdeka

Dimulai Saat Tahun Ajaran Baru, 546 Sekolah Terapkan Kurikulum Merdeka

KORANBERNAS.ID,PURBALINGGA--Sebanyak 546 sekolah di Purbalingga, terdiri 469 SD dan 77 SMP baik negeri maupun swasta pada tahun pelajaran baru 2022/2023  yang dimulai pertengahan  bulan Juli 2022  menerapkan kurikulum merdeka.

"Semua sekolah di Purbalingga, baik SD maupun SMP negeri dan swasta siap menerapkan Kurikulum Merdeka sesuai arahan dari pemerintah pusat," ujar Kepala Dinas Pendidikan dna Kebudayaan Kabupaten Purbalingga, Tri Gunawan Setyadi, SH MH di sela-sela kunjungan kerja pimpinan dari Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jateng ke daerah terkait Implementasi Kurikulum Merdeka di Aula SMP Negeri 3 Purbalingga, Selasa (19/7/2022).

Hadir dari BBPMP, dua widyaprada yakni Slamet Tri Hartanto dan Dedy Gunawan. Dalam kunjungan kerja di SMPN 3 Purbalingga itu, hadir juga para kepala bidang dan kepala seksi di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga, Ketua Kelompok Kerja Kepala SD (K3S SD), Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMP (MKKS SMP), para kepala sekolah penggerak dan guru perwakilan berbagai sekolah.

Tri Gunawan menegaskan, untuk mendukung program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tersebut, pihaknya telah melakukan sosialisasi Kurikulum Merdeka kepada para tenaga pendidik di semua sekolah.

"Pelatihan dan sosialisasi ini dilakukan secara berjenjang untuk mendukung program Kurikulum Merdeka tersebut," katanya.

Menurut dia, pelatihan dan sosialisasi penerapan Kurikulum Merdeka tersebut tidak hanya diberikan kepada guru, namun pegawai di sekolah itu juga dilibatkan dalam mendukung kegiatan Kurikulum Merdeka.

"Pelatihan ini secara bertahap, ada yang dilaksanakan atas inisiatif sekolah itu sendiri dan dari dinas," katanya.

Ia mengatakan, Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi dalam pelajaran yang diberikan.

Tri Gunawan mengakui, ada kendala dalam penerapan Kurikulum Merdeka ini. Pasalnya, secara geografis ada daerah yang sulit dijangkai sinyal internet, seperti di wilayah Purbalingga bagian utara yang berupa pegunungan, yakni di Karangjambu. Namun perlahan dan pasti, hal itu dapat diatasi, dengan mengoptimalkan dana yang ada untuk diprioritaskan di bidang pendidikan. (*)