Dimulai Tahun Depan, Sleman Siap Vaksinasi Anak Dibawah 12 Tahun

Dimulai Tahun Depan, Sleman Siap Vaksinasi Anak Dibawah 12 Tahun

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA— Dinas Pendidikan Sleman akan melakukan pemetaan sekolah yang dinilai siap menerima vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun. Pemetaan tersebut dilakukan sambil menunggu keputusan resmi dari pemerintah dan dinas kesehatan setempat.

Kepala Disdik Sleman Ery Widaryana mengatakan, di Sleman terdapat sekitar 70.000-80.000 anak usia 6-11 tahun yang bersekolah di jenang pendidikan SD, baik negeri maupun swasta. Disdik, katanya, akan segera melakukan pemetaan vaksinasi bagi mereka. Pemetaan dilakukan agar saat nanti regulasi dari pemerintah, maka pelaksanaan vaksinasi bagi siswa SD bisa langsung dilaksanakan.

“Kami siapkan dulu dan ketika sudah ada aturannya, kegiatan vaksinasi (usia 6-11 tahun) bisa dilaksanakan. Saat ini kami melakukan koordinasi dengan pihak sekolah maupun Dinas Kesehatan,” katanya.

Dijelaskan, mekanisme maupun strategi yang dilakukan untuk vaksinasi siswa SD kemungkinan tidak akan jauh berbeda dengan vaksinasi yang diberikan bagi siswa SMP. Siswa akan diminta datang ke sekolah secara bertahap. Berdasarkan pengalaman vaksinasi di tingkat SMP tersebut, kata Ery maka pelaksanaan vaksinasi jenjang SD akan lebih mudah diberikan.

“Saya kira akan lebih mudah dan cepat, karena (vaksinasi) hanya fokus bagi siswa SD. Kalau siswa SMP awalnya kan digelar berbarengan dengan program vaksinasi masyarakat,” katanya.

Menurut Ery, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi siswa usia 12-18 tahun sejauh ini sudah tidak menemui kendala. Saat ini, Disdik masih menyelesaikan vaksinasi bagi siswa SMP yang belum tervaksin. “Masih ada sekitar 5 persen siswa yang belum divaksin karena pada saat penjadwalan sedang sakit maupun baru terpapar Covid-19 sehingga belum divaksin,” katanya.

Secara terpisah Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, capaian vaksinasi Covid-19 secara nasional terus meningkat. Saat ini, ada 21 provinsi yang vaksinasinya tercatat sudah mencapai lebih dari 70 persen.

Untuk vaksinasi anak, disebutkannya, dapat diawali di kabupaten/kota yang telah mencapai target dosis 1 lebih dari 70 persen total sasaran, dan lebih dari 60 persen populasi lansia. Vaksinasi anak direncanakan dimulai pada 2022. Mengingat ada 26,4 juta anak usia 6-11 tahun di Indonesia, maka dibutuhkan 58,7 juta dosis untuk dua kali suntikan. Sementara untuk vaksin booster, menurut Nadia diekspektasikan dimulai pada Januari 2022.

“Sesuai rekomendasi ITAGI,saat ini indonesia perlu memprioritaskan pemenuhan cakupan vaksinasi lengkap Covid-19 pada populasi umum. Booster dapat dilakukan setelah lebih dari 50% sasaran tervaksinasi lengkap sehingga terbentuk herd protection, dimulai dengan prioritisasi pada orang lanjut usia,” papar Nadia, dalam sessi press conference terkait perkembangan penanganan Covid-19, Rabu (10/11/2021).

Pemberian booster dimulai pada kelompok lansia berdasarkan pertimbangan faktor risiko dan diharapkan dapat dimulai di Januari 2022 saat 50% sasaran sudah divaksinasi lengkap.

Dalam keterangannya, Nadia menekankan, vaksin adalah salah satu temuan berharga dunia sains, sehingga masyarakat diminta jangan ragu dan jangan takut ikut vaksinasi. Namun, walaupun sudah di vaksinasi dan situasi pandemi semakin membaik, ia mengingatkan warga untuk tetap menjaga protokol kesehatan agar tidak terjadi lonjakan kasus.

“Relaksasi berbagai kegiatan saat ini harus disikapi secara bijak. Kita semua harus selektif memilih kegiatan-kegiatan yang prioritas saja dengan mengedepankan protokol kesehatan sehingga tetap bisa sehat dan produktif,” tegasnya. Kendornya protokol kesehatan saat mobilitas meningkat, kata Nadia, bisa memberikan kesempatan virus berkembang dan bermutasi.

Untuk pengelola tempat publik, ia juga mengimbau untuk melakukan pengawasan ketat selama jam operasional berlangsung agar tidak terjadi kerumunan dan pelanggaran Prokes.

“Kepada seluruh masyarakat, mari pertahankan kondisi yang baik ini jangan sampai kita harus kembali menarik rem darurat kembali. Tetap disiplin protokol kesehatan dan segera mengakses vaksin dengan jenis vaksin apapun yang tersedia,” pesan Nadia.(*)