Doktrin Warga Luar Selama Dua Tahun Disebut Memicu Konflik Wadas

Doktrin Warga Luar Selama Dua Tahun Disebut Memicu Konflik Wadas

KORANBERNAS.ID,PURWOREJO -- Kepala Desa Wadas, Kecamatan Bener,  Fahri Setiyanto mengaku konflik di desa tersebut beberapa waktu lalu akibat pro dan kontra pembangunan Bendungan Bener bukan tanpa sebab. Doktrinasi selama dua tahun warga diluar Wadas kepada warga di desa tersebut jadi salah satu pemicunya.

Padahal warga Desa Wadas awalnya warga yang baik, guyub dan rukun. Tetapi mendadak berubah setelah kemasukan orang luar Desa Wadas bahkan luar kota. 

"Orang luar desa tersebut telah mendoktrin warga Desa Wadas selama dua tahun. Akibatnya warga Desa Wadas menjadi berubah dan rentan konflik," ungkap Fahri dalam acara silaturahmi dan konsolidasi Paguyuban Kepala Desa, Kepala Kelurahan dan Perangkat Desa (Polosoro) Kabupaten Purworejo di Ganeca Convention Hall, Purworejo, Rabu (16/2/2022) sore.

Menurut Fahri, orang-orang dari luar desa tersebut dinilainya yang menjadi penyebab konflik horizontal yang terjadi di Wadas saat ini. Dia  tidak mengetahui darimana orang luar tersebut berasal. 

Fahri menilai bahwa permasalahan di Desa Wadas harus diselesaikan melalui diskusi dan musyawarah tanpa melibatkan pihak luar yang tidak berkepentingan di Desa Wadas. Apalagi saat ini terdapat pos dan posko di Desa Wadas yang berjaga bukan warga mereka.

"Saya barusan lewat juga ada dua orang yang berjaga bukan warga kami. Mereka dari luar kota, intinya bukan warga kami, dari LSM atau mana kami kurang tahu, yang jelas itu bukan warga kami. Sebaiknya untuk menyelesaikan permasalahan di Desa Wadas harus dirembug dengan warga masyarakat sendiri, jangan sampai kemasukan dari luar daerah," ungkapnya.

Fahri mengharapkan Desa Wadas kedepannya akan kembali rukun seperti dahulu sebelum ada konflik pro dan kontra penambangan. Pengukuran tanah yang nantinya akan dijadikan lokasi penambangan sudah dilakukan terhadap tanah milik warga yang telah setuju.

"Terima kasih atas dukungan kades se Kabupaten Purworejo, mudahan-mudahan Desa Wadas ayem tentrem. Saat ini tanah yang sudah di ukur sebanyak 346 bidang dari 617 bidang," ujar Fahri.

Sementara itu, Ketua Polosoro Kabupaten Purworejo, Suwarto menyatakan sikap mendukung percepatan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Bener dan menolak provokasi dari luar di Desa Wadas yang akan diambil batuan andesitnya (quarry). 

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Polosoro Suwarta saat Silahturahmi dan Konsolidasi dalam rangka mendukung PSN Bendungan Bener. Polosoro merupakan Paguyuban Kepala Desa (Kades) se-Kabupaten Purworejo yang beranggotakan 469 Kades.

"Kita mendukung agar PSN Bendungan Bener segera terealisasi. Karena kami membutuhkan air dari Bendungan untuk mengairi sawah," paparnya.

Kades Jatimalang Kecamatan Purwodadi tersebut menambahkan Purworejo belum memiliki kemandirian air, karena masih tergantung dari Waduk Wadaslintang yang terletak di Kabupaten Wonosobo.
Silahturahmi dan Konsolidasi dalam rangka mendukung PSN Bendungan Bener tercetus dari inisiatif anggota.

"Yang membutuhkan Bendungan Bener kita, kok kita tidak muncul. Kok yang muncul di media hanya orang-orang yang kontra," sebutnya.

Untuk itu pihaknya mendorong pemerintah untuk mempercepat pembangunan PSN Bendungan Bener, yang berguna untuk warga dan kelangsungan anak cucu kelak. Tak hanya itu, Bendungan Bener tersebut nantinya mampu mengairi sawah khusus daerah selatan seperti Kecamatan Purwodadi, Kecamatan Ngombol, Kecamatan Gebang dan lainnya selain itu Bendungan tersebut untuk mengurangi debit air dan sebagai pembangkit tenaga listrik.

"Kita harus hadir untuk program pembangunan nasional untuk masyarakat Purworejo, seperti PSN Bendungan Bener, Badan Otoritas Borobudur (BOB) dan Tol yang melewati Purworejo," terang dia.

Polosoro sepakat Kabupaten Purworejo tidak boleh di masuki orang lain (provokator dari daerah lain), seperti yang terjadi di Desa Wadas," kata Warto.

Dia berujar bahwa agenda Silahturahmi dan Konsolidasi tersebut memberikan dukungan moral kepada Kades Wadas, atas kericuhan yang terjadi pada Selasa (8/2/2022). Dan kericuhan tersebut menjadi viral di media.

"Kepala Desa Wadas tidak sendiri, karena Polosoro yang terdiri dari 469 Kades siap membantu dan mendukung," tandasnya.

Hadir dalam acara tersebut, Wakil Ketua DPP Papdesi (Perkumpulan aparatur pemerintah desa seluruh Indonesia) JATENG  Heri Nugroho, Sekretaris DPD Papdesi Jateng Jateng Heri Setyo Pranadi dan 469 Kades se-kabupaten Purworejo.(*)