DPRD Jateng Memantau Kesiapsiagaan Daerah Hadapi Bencana

DPRD Jateng Memantau Kesiapsiagaan Daerah Hadapi Bencana

KORANBERNAS.ID, SEMARANG -- DPRD melakukan pemantauan ke berbagai daerah di Jawa Tengah terkait kesiapsiagaan mengatasi kebencanaan di kabupaten/kota.

Ketua Komisi E DPRD Jateng, Abdul Hamid,  mengharapkan tindakan mitigasi atau deteksi dini terhadap bencana dioptimalkan.

"Dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) merupakan ujung tombak dalam penanganan kebencanaan di daerah. Kita berharap adanya kerja sama BPBD dengan semua pihak dalam melakukan deteksi dini karena sangat penting," kata Abdul Hamid di ruang kerjanya, Selasa (8/11/2022).

Komisi E dalam kunjungan kerjanya ke kantor BPBD Sragen  akhir pekan lalu memperoleh informasi bahwa konsolidasi berbagai pihak berjalan dengan baik dalam upaya migitasi.

“Penjelasan yang kami terima dalam penanganan bencana, BPBD mengonsolidasikan kepada OPD terkait supaya benar-benar optimal,” sambung Ahmad Ridwan, anggota Komisi E DPRD Jateng.

Selain itu diungkapkan dalam salah satu peran penanganan deteksi dini kebencanaan daerah perlu ada political will dari kepala daerah. Dengan demikian dapat memudahkan dalam berkoordinasi dan berkomunikasi dengan satuan kerja di bawahnya.

“Dengan begitu, kendala-kendala baik teknis maupun nonteknis bisa langsung diberikan solusi terbaik,” kata Ahmad Ridwan.

Hal berikutnya adalah menyiapkan desa tanggap bencana. Tujuan pengembangan desa tangguh bencana (Destana) adalah agar masyarakat desa di sekitar kawasan rawan bencana bisa terlindungi dari dampak merugikan lainnya.

Dengan begitu, warga desa diharapkan mampu mengkaji, menganalisa, menangani, membantu, mengevaluasi dan mengurangi risiko-risiko bencana yang ada di wilayah mereka dengan memanfaatkan sumber daya lokal.

Dari kiri ke kanan, Kepala BPBD Sragen Agus Cahyono, anggota Komisi E DPRD Jateng, Ahmad Ridwan dan Kepala BPBD Jateng, Bergas C. (istimewa/Dokumentasi Humas DPRD Jateng)

Kepala BPBD Jateng, Bergas C, menyampaikan bahwa pihaknya mendukung kabupaten/kota terus menambah Destana pada daerah rawan bencana agar dapat meminimalisir dampaknya.

“Masyarakat harus paham akan bencana, maka kawan-kawan sukarelawan dan BPBD jadi yang pertama hadir. Setiap bencana memiliki dampak yang berbeda-beda, jadi bantuan logistik dari BPBD dapat langsung didistribusikan. Nah, kami nanti support untuk bantuan tersebut,” kata Bergas di tengah kunjungan kerja.

Kepala BPBD Sragen Agus Cahyono menambahkan pihaknya telah mengantisipasi beberapa potensi bencana di wilayahnya. Yaitu dari 120 desa, sudah terbentuk sekitar 30 an Desa Tanggap Bencana.

Kunjungan kerja Komisi E DPRD Jateng ke BPBD Sragen. (istimewa/Dokumentasi Humas DPRD Jateng)

Diungkapkan, dalam proses penanganan kebencanaan, komunikasi dan koordinasi terus dijalin dengan OPD terkait baik kebutuhan logistik, maupun koordinasi dengan Sekda selaku pemberi komando.

"Bencana angin kencang beberapa waktu terakhir sering terjadi di sini. Sebagian sudah dapat kami petakan. Ormas-ormas telah kami gandeng untuk menjadi sukrelawan yang siaga 24/7, jadi kami juga sudah mengantisipasinya," jelas Agus Cahyo.

Tetapi untuk destana, BPBD Sragen masih membutuhkan support supaya desa-desa lainnya dapat menjadi desa tanggap bencana juga. (adv/anf)