Ekonomi DIY Mulai Menggeliat di Masa Pandemi

Ekonomi DIY Mulai Menggeliat di Masa Pandemi

KORANBERNAS.ID, JOGJA -- Meski pandemi Covid-19 belum juga selesai, perekonomian di DIY mulai menggeliat. Berbagai program bantuan yang digulirkan pemerintah diyakini akan membuat perekonomian DIY membaik.

Program bantuan sosial (bansos) yang digulirkan misalnya, membuat pelaku Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM) di DIY mulai beroperasi. Ini artinya konsumsi masyarakat pun juga mulai berangsur-angsur meningkat meski sempat mengalami penurunan laju pertumbuhan ekonomi pada semester awal 2020 hingga -6,74 persen,

"Kami menyalurkan biaya hidup kepada masyarakat miskin di seluruh DIY. Jumlahnya 156 ribu masyarakat miskin yang sudah disalurkan BPD sesuai by name dan by address di seluruh DIY," papar Direktur Utama Bank BPD DIY, Santoso Rohmad di kantor Bank BPD DIY, Jumat (4/9/2020).

Pergerakan orang di DIY beberapa waktu terakhir juga mulai cukup ramai. Karenanya sektor pariwisata juga ikut terdampak positif.

Meski sejumlah pihak mengkhawatirkan resesi di semester kedua 2020, Santoso justru berpendapat sebaliknya. Apalagi banyak nasabah mulai kembali recovery dengan tatanan normal yang baru.

Dengan penghitungan resiko terburuk di kuartal ketiga 2020, perekonomian DIY masih bisa bertahan kalaupun tak mengarah kearah positif sekalipun.

“Wisatawan sudah mulai masuk ke DIY. Prediksi saya ini sudah mulai tumbuh. Bisa dilihat saat libur kadang jalanan padat meski belum seramai dulu," ungkapnya.

Santoso menambahkan, Bank BPD menyiapkan skenario dalam rangka pemulihan perekonomian masyarakat DIY  Diantaranya program Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi pelaku usaha mikro dan menengah.

Bank BPD DIY juga masih membukukan catatan pertumbuhan DPK yang cukup baik. Bahkan berusaha menekan angka kredit macet (NPL) di bawah 3,5 persen.

"Program KUR yang digulirkan saat ini sudah tersalurkan bagi 22.361 nasabah. Program ini kami gulirkan agar bertumbuh ekonominya," ungkapnya.

Sementara ekonom dari UGM sekaligus Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni UGM, Amirullah Setya Hardi mengungkapkan pilkada di tiga kabupaten DIY seperti Gunung Kidul, Sleman dan Bantul bisa berdampak positif pada perekonomia. Biaya kampanye dan poltik 9 bakal calon (bacalon) bupati dan wakil bupati yang bertarung bisa membuat UMKM beroperasi.

“Misalnya saja pembuatan kaos dan banner bergambar para kandidat atau pengumpulan massa yang membutuhkan logistik cukup besar akan menggerakkan perekonomian DIY,” imbuhnya. (*)