Enam Cara Hidup Sehat di Tengah Pandemi

Enam Cara Hidup Sehat di Tengah Pandemi

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Widya Imersif melalui kanal YouTube WISH For Health mengadakan virtual talkshow bertajuk “Indonesia Darurat Covid 19, Apa Yang Bisa Kita Lakukan?”, Rabu (11/8/2021) siang .

Acara yang dipandu  Ersya Dewi ini menghadirkan  nara sumber dr Alius Cahyadi, dokter spesialis penyakit dalam dari RSUD Kotabaru, Kalimantan Selatan dengan peserta yang bisa langsung bertanya kepada nara sumber melalui live chat.

Dalam pemaparanya, Alius mengatakan kasus Covid-19 di tanah air beberapa waktu  terakhir mengalami lonjakan. Hal tersebut karena munculnya varian Delta sebagai varian baru yang penyebaranya lebih cepat.

“Juga masih adanya kebiasaan perilaku sebagian masyarakat  yang belum bagus. Misal, belum memakai masker dengan tepat, seperti diturunkan ke  dagu. Bahkan ada juga yang  tidak memakai masker,” katanya.

Faktor lain adalah target vaksinasi yang belum tercapai. Memang, meski telah divaksin, orang masih bisa terpapar Covid-19, namun tidak menimbulkan gejala berat. Sehingga ketika masyarakat mengikuti vaksinasi, pada akhirnya akan terbentuk herd immunity atau kekebalan kelompok.

“Misal ada yang positif menularkan ke yang lain, ketika sama-sama sudah vaksin maka mereka tidak akan mengalami gejala berat seperti yang saya katakan tadi,” katanya.

Selain vaksinasi, menurut Alius, ada enam cara hidup di tengah pandemi yang saat ini telah memasuki tahun kedua. Enam cara itu biasa disebut 6M, yang awalnya 3 M kemudian 5M dan kini menjadi 6M.

Adapun 6 M adalah Memakai masker, Mencuci tangan mengunakan sabun dan air mengalir, Menjaga jarak,  Menjauhi kerumunan, Mengurangi mobilitas, dan Makan sendiri.

“Jadi menghindari makan bersama-sama. Karena orang makan, kan mencopot masker. Nah ketika makan bersama dan duduk berdekatan, maka ada potensi penularan di sana,” katanya.

Gaya hidup dengan penerapan 6M tersebut harus ditanamkan pada diri sendiri, sebelum akhirnya ke masyarakat. Termasuk juga harus disiplin bagi orang tua yang bekerja di luar, ketika tiba di rumah  harus membersihkan diri dulu, sebelum menyentuh anaknya.

Sementara jika ada yang positif dan harus menjalani isolasi mandiri, maka tidak boleh kontak dengan penghuni rumah yang lain. Pakaian direndam antiseptik ketika hendak dicuci dan tidak boleh bercampur dengan cucian penghuni yang lain. Untuk alat makan, dicuci dan disendirikan. Rumah dipastikan juga memiliki sirkulasi udara yang baik. Rajin berjemur pada jam 9 hingga jam 10 WIB untuk menyerap vitamin D, olahraga, tetap beraktifitas dan mengonsumsi makanan bergizi.

“Jika sekiranya tidak mampu atau sulit melakukan isolasi mandiri, maka bisa isolasi ke shelter,” katanya.

Sementara Prehapsari JM, Public Relation PT Widya Imersif Teknologi, mengatakan kegiatan talkshow yang diikuti  peserta dari berbagai wilayah di tanah air tersebut bertujuan untuk mengedukasi masyarakat  cara hidup di tengah pandemi.  

“Dan sesuai dengan visi misi perusahaan, di mana ingin memberikan solusi pintar, Widya Imersif Teknologi dalam kesempatan ini memperkenalkan sebuah device buatan anak bangsa yang dinamai WISH Smartwatch. WISH dirancang khusus sebagai asisten kesehatan pribadi pengguna, khususnya di tengah pandemi. Kemudahan yang ditawarkan, menjadikan WISH Smartwatch ini mampu membantu monitoring  kesehatan tanpa harus mendatangi Rumah Sakit secara langsung,” paparnya.

Sebagai fitur utama, pengguna jam tangan pintar WISH dapat mengukur suhu tubuh, detak jantung, kadar oksigen, tekanan darah serta kadar kolesterol dan gula darah. Jam ini sendiri secara resmi telah dilaunching ke pasaran bulan Februari silam dan sudah banyak tersedia di berbagai marketplace. (*)