Gandeng Bebas Jam Kerja, Mahasiswa UMY Mengikuti Pelatihan Prakerja

Gandeng Bebas Jam Kerja, Mahasiswa UMY Mengikuti Pelatihan Prakerja

KORANBERNAS.ID,YOGYAKARTA -- Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan program Prakerja.

Ini merupakan tindak lanjut penandatangan kerja sama antara Rektor UMY Gunawan Budianto dengan Direktur Eksekutif Manajemen Kartu Prakerja, Denni Puspa, serta beberapa lembaga pelatihan seperti Direktur Bebas Jam Kerja, Andi Pranata, Jumat (3/2/2023), di kampus setempat.

Bebas Jam Kerja melalui lamannya www.bebasjamkerja.com ikut ambil bagian dalam pelaksanaan pengembangan dan penilaian konten pelatihan keterampilan kerja dan kewirausahaan pada manajemen pelaksana program kartu prakerja di kampus. Pelatihan ini berdurasi enam jam.

Kartu Prakerja merupakan program pemerintah yang dilandaskan kemitraan multipihak dengan pemerintah dan menggandeng pihak swasta.

Prinsip gotong-royong dijalankan dalam melaksanakan Program Kartu Prakerja. Ada 14 Kementerian/Lembaga, 6 Platform Digital, 6 Bank dan Fintech, 3 portal kerja, ratusan lembaga pelatihan dan 8 Institusi Pendidikan sebagai tim ahli asesor-pemantau pelatihan.

"Ada puluhan indikator asesmen lembaga pelatihan dan pelatihan yang harus dipenuhi untuk bisa masuk ke ekosistem Kartu Prakerja. Persaingannya sangat ketat, rata-rata hanya 30-an persen pelatihan yang lolos. Untuk melakukan proses asesmen ini, kami dibantu asesor pelatihan dari lembaga-lembaga pendidikan terbaik di Indonesia yang bersifat independen," papar Denni pada peluncuran kerja sama di UMY.

Menurut dia, pada ekosistem Prakerja memungkinkan adanya persaingan yang sehat oleh banyak penyedia. Dengan demikian masyarakat bisa memilih dengan rasional penyedia terbaik sesuai kebutuhan mereka.

Walaupun Kartu Prakerja membuka kesempatan seluas-luasnya bagi lembaga pelatihan untuk masuk ke ekosistem, manajemen Prakerja juga menerapkan seleksi yang sangat ketat. Hal itu dilakukan untuk memastikan kualitas pelatihan yang dijual sangat baik.

UMY, menurut Denni, akan melakukan asesmen terhadap konten silabus usulan pelatihan, termasuk kesesuaian judul, tujuan, metode pembelajaran, durasi, harga dan evaluasi pembelajaran dengan mempertimbangkan kebutuhan pasar kerja serta kewirausahaan.

Selain itu, tim asesor juga akan melakukan pengecekan terhadap metode ajar untuk pemenuhan syarat pelatihan sebagaimana diatur oleh Manajemen Prakerja, menyusun rekomendasi pelatihan yang dapat ditawarkan.

"Juga catatan terhadap pelatihan yang tidak direkomendasikan untuk ditayangkan dalam Program Kartu Prakerja," paparnya.

Gunawan Budianto menyampaikan harapan agar sisi softskill sosial mahasiswa dan lulusan semakin terasah dengan adanya kerja sama. Alumni akan mendapat wawasan baru karena banyaknya pelatihan yang bisa diakses melalui Prakerja tersebut.

"Ini keuntungan untuk alumni dan mahasiswa kami, karena akan mendapatkan wawasan baru dalam prakerja. Ada banyak pekerjaan yang berubah karena adanya teknologi digital. Harus dikenalkan agar mereka jadi pemain aktif. Mahasiswa bukan menjadi aktif pencari kerja tapi pencipta kerja," jelasnya.

Andi menambahkan, mahasiswa UMY juga mendapatkan 10 ribu voucher pelatihan dari Bebas Jam Kerja, salah satu penyedia pelatihan. Berbagai pilihan bisa diakses dengan waktu pelatihan selama enam jam.

"Kami ingin membantu teman-teman mahasiswa untuk mempertajam softskill terutama bidang seni. Ada banyak hal yang bisa dipelajari, terpenting mereka suka seni dahulu, pasti akan bermanfaat," jelasnya. (*)