Ganjar Pranowo Layak Jadi Ikon Gerakan Ngepit Tanpa Ngovid

Ganjar Pranowo Layak Jadi Ikon Gerakan Ngepit Tanpa Ngovid

KORANBERNAS.ID, SEMARANG – Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Jateng Kombes Pol Arman Achdiat mengenalkan jargon Ngepit Tanpo Ngovid. Ini merupakan sebuah propaganda bersepeda sehat, riang dan aman  sembari bersiasat menghindari Covid-19.

Berdasarkan cetak biru gerakan ini, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo disebut-sebut layak dijadikan ikon. Apalagi Ganjar dikenal hobi bersepeda. Staminanya tangguh. Saat pandemi Covid-19 dia selalu menggandalkan sepeda tatkala beraktivitas tatap muka dengan masyarakat.

Selain itu, sosoknya juga familiar serta terbiasa bertutur menggunakan bahasa lokal yang mudah dimengerti lawan bicara sehingga terwujud dialog produktif dan berhasil guna.

Pak Ganjar Pranowo memiliki jejaring luas memudahkan transfer pesan protokol adaptasi kebiasaan baru dan keselamatan berlalu lintas ke publik lewat  propaganda Ngepit Tanpo Ngovid,” ujar Kombes Pol Arman Achdiat, di Semarang, Minggu (9/8/2020).

Menurut Arman, dibutuhkan waktu dua bulan meriset jargon lokal yang membudaya dan mewarnai tutur kata keseharian masyarakat, tanpa terkandung maksud menghina, marah atau mengintimidasi satu dengan lain.

Rencananya puluhan jargon menggelitik akan terpasang di ruang publik untuk mengingatkan agar masyarakat terhindar dari virus Corona. Sebut saja misalnya Nyedhak Dupak, Mepet Kepret, Ndudul Gajul, Nengah Gusah, Mblandang Dugang.

Ada juga kata-kata lucu lainnya untuk mengingatkan pentingnya menjaga jarak, seperti  Nyerak Keplak, Nubruk Kepruk, Nyenggol Borgol, Nyetut Sikut, Mbeling Tempiling, Mlirik Gitik, Mlerok Bonyok, Ndhugal Balang Sandal, Nyodhok Gontok, Mbanggel Pendel, Ndhempel Kentel, Ngrunjak Tatak, Nekat Sikat, Mlengos Jotos, Mbethu Balang Alu, Ngantuk Tapuk.

Puluhan ungkapan lucu yang familier di telinga diolah menjadi jargon unik tetapi mengena di hati. Serangkaian jargon ini akan memenuhi ruang publik yang diharapkan menjadi daya dorong masyarakat untuk menjaga jarak mengikuti protokol adaptasi kebiasaan baru.

Sebagaimana arahan Presiden RI Joko Widodo, Covid-19  seharusnya disikapi sebagai bagian kehidupan, bukan sebuah bencana mengingat hingga detik ini belum ada penawarnya.

Ngepit Tanpa Ngovid, kata Kombes Pol Arman Achdiat, sedianya dieksekusi sebagai rangkaian kegiatan memperingati HUT ke-75 RI tetapi urung dilaksanakan seiring rotasi jabatan dirinya ke Jakarta per Selasa 11 Agustus 2020. Dia berharap cetak biru kampanye bersepeda sehat, riang dan aman bisa terwujud di lain kesempatan.

Berbicara soal ikon kampanye, Kombes Pol Arman Achdiat terkesan dengan ketrampilan dan ketahanan fisik Gubernur Jateng dalam bersepeda.

Di tangan Ganjar sepeda tak ubahnya media penyambung pesan setiap kali berkesempatan menyapa warga. “Bukan mau memuji. Kenyataannya memang begitu,” tegas perwira polisi lulusan Akpol 1992 seraya mengacungkan dua jempol tangannya.

Arman berharap esensi Ngepit Tanpo Ngovid kelak menjadi kebiasaan yang mendongkrak disiplin komunitas penggemar sepeda agar tertib berlalu lintas serta mematuhi protokol kesehatan.

Dengan begitu, bersepeda secara sehat, riang dan aman setidaknya mengurangi publikasi buruk yang menstigma komunitas sepeda sebagai kelompok pelanggar disiplin di jalan umum. Selain itu, juga mematahkan ekspos berlebihan atas orang yang meninggal saat bersepeda.

Maraknya kabar melalui sosial media dan media massa ditambah berbagai bumbu dan kepentingan lain dengan mengaitkan bersepeda sebagai hobi orang kaya, membuat persepsi masyarakat terbelah. Jika dibiarkan, bangunan persepsi yang tidak proporsional itu rawan jadi sumber konflik.

“Mewakili negara, Polantas hadir di garda terdepan mempersempit sebaran Covid, melindungi masyarakat dari ancaman kematian, juga mengedukasi warga dengan pemahaman yang pas dan benar lewat kampanye Ngepit Tanpo Ngovid,”kata Arman Achdiat. (sol)