Goa Selarong Menuju Wisata Ramah Anak dan Difabel

Goa Selarong Menuju Wisata Ramah Anak dan Difabel

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo, memimpin deklarasi obyek wisata Goa Selarong di Kalurahan Guwosari Pajangan sebagai kawasan wisata menuju ramah anak dan difabel, Minggu (2/10/2022).

Kegiatan ini dilaksanakan bersamana dengan  lomba kreasi anak 2022 yang digelar oleh Dinas Pariwisata Bantul.

Deklarasi diikuti oleh Kepala Dinas Pariwisata, Kwintarto Heru Prabowo S Sos, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2AP2KB), Ninik Istitarini MPH, jajaran Forkompimkap Pajangan, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Forum Anak Bantul (Fonaba), forum difabel dan perwakilan masyarakat sekitar.

Usai deklarasi dilanjutkan penandatanganan semua pihak yang terkait pada lembar kain putih dan dipajang di lokasi obyek wisata.

“Apa yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Bantul ini layak untuk diapresiasi. Karena ini merupakan wadah untuk pengembangan bakat anak, memupuk kreativitas mereka, melatih mental keberanian. Hari ini adik-adik dari Sekolah Luar Biasa (SLB) juga diberi wadah untuk menampilkan bakat seni mereka, ini tentu hal yang sangat positif. Juga menggelar lomba lukis dengan lebih dari 400 peserta anak-anak,” kata Joko.

Pemerintah Kabupaten Bantul, lanjut Joko, memiliki komitmen melakukan pemenuhan hak anak serta kaum difabel. Mereka bisa mengembangkan bakat dan kemampuan yang dimiliki secara maksimal dan terlindungi.

Goa Selarong yang menjadi destinasi ramah atau layak  anak ini merupakan kesepahaman bersama dan akan  diuji coba. Setelah ini, kepala dinas akan meminta arahan bupati apakah akan menggunakan keputusan kepala dinas atau keputusan bupati untuk penetapannya.

Kemungkinan tidak hanya Selarong namun akan dilakukan pada beberapa obyek wisata lain yang representatif untuk kegiatan anak-anak.

Sedangkan R Jati Bayu Broto M HUm selaku sekretaris Dinas Pariwisata Bantul dalam laporannya mengatakan Goa Selarong merupakan destinasi  wisata sejarah dan bersejarah.

Dinas ingin memperkenalkan kepada masyarakat termasuk anak-anak. Maka, berbagai kegiatan terkait anak juga akan dilaksanakan di obyek wisata ini, termasuk juga bagi kaum difabel.

“Ini adalah wujud nyata kontribusi sektor pariwisata untuk menuju Bantul sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA) pada tahun 2024,” katanya. (*)