Hasil Survei, Guru Paling Berperan Membentuk Profil Pelajar Pancasila

Hasil Survei, Guru Paling Berperan Membentuk Profil Pelajar Pancasila

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Pakar pendidikan dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang juga pimpinan Menoreh Institute, Dr Deni Herdianto MPd, menyatakan guru merupakan sosok yang paling berperan membentuk profil pelajar Pancasila.

Ini merupakan hasil survei yang dilakukan lembaga tersebut. “Pertanyaan dengan jawaban ganda, 70 persen responden menyatakan guru paling berperan dalam membentuk profil pelajar Pancasila, 53 persen menyatakan orang tua paling berperan, 45 persen lingkungan dan 23 persen menyatakan lingkungan yang paling berperan,” ungkapnya, Selasa (16/8/2022).

Sebelumnya, pada Senin (15/8/2022) Menoreh Institute mengadakan diskusi publik menghadirkan beberapa pakar pendidikan dari UGM dan UNY. Hasil dari diskusi tersebut, perlu peningkatan pemahaman dan aplikasi karakter pelajar Pancasila.

Lebih lanjut, Deni Herdianto menyatakan survei terkait Profil Pelajar Pancasila tersebut mengambil 925 responden di seluruh Indonesia. 50 persen responden sudah mengetahui tentang profil pelajar Pancasila, sementara 33 persen mengetahui sebagian dan 17 persen tidak mengetahui sama sekali.

Terkait pelaksanaan ibadah, bersikap dan berpenampilan sesuai ajaran agama masing-masing, 83 persen sepakat hal tersebut merupakan implementasi penting dari profil pelajar Pancasila.

Selaku narasumber diskusi, Prof Khairudin dari UNY menyampaikan tentang elemen kunci gotong royong dalam pendidikan adalah kolaborasi, kepedulian dan berbagi.

Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan profil pertama yang semestinya dimiliki oleh pelajar Pancasila.

“Guru adalah sosok yang sangat penting perannya dalam hal ini. Jika ada guru mengajarkan muridnya untuk beribadah dan taat agama semestinya tidak dipermasalahkan. Mempermasalahkan guru yang melaksanakan tugasnya bisa terjadi karena komunikasi yang kurang baik antara orang tua dengan pihak sekolah. Perbaikan komunikasi dan kerja sama sekolah dan orang tua wali menjadi sangat penting saat ini,” kata dia.

Sedangkan Prof Yuny Erwanto dari UGM menyampaikan perlunya menjadi orang tua yang bijaksana. Komunikasi dan kerja sama antara orang tua dengan sekolah adalah mutlak dan  sangat penting untuk keberhasilan pendidikan.

Pemerhati pendidikan dari kalangan milenilal, Muhammad Syamsyudin, menambahkan kondisi pemuda saat ini banyak yang perlu dibenahi bersama. 79 persen pemuda lebih senang menghabiskan waktunya dengan gadget sehingga minat bacanya sangat rendah.

Ditambah lagi, sifat foya-foya terlalu menonjol, nilai nilai norma dalam diri remaja mulai banyak yang luntur dan kecenderungan kurang memahami jati diri maupun budaya Indonesia. Sebaliknya, budaya Barat maupun asing yang negatif bahkan tidak sesuai dengan budaya bangsa, cenderung banyak diikuti.

Prof Yuny menambahkan berbagai problem ini merupaka PR bersama, perlu kerja sama dan komunikasi yang baik antara institusi pendidikan dengan orang tua.

“Bukan saatnya sebenarnya berpolemik saling mencari kesalahan. Saatnya berkolaborasi mencari solusi, jika ada kesalahan saling memaafkan,” tandasnya. (*)