Home Visit Diperbolehkan Asalkan Penuhi Syarat Ini

Home Visit Diperbolehkan Asalkan Penuhi Syarat Ini

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman melalui Dinas Pendidikan memperbolehkan kegiatan belajar tatap muka dengan model kunjungan guru atau home visit. Namun ada persyaratan ketat harus dipenuhi khususnya terkait protokol kesehatan serta tidak bisa ditawar-tawar.

“Guru berkunjung ke rumah siswa dan bertatap muka berkelompok diperbolehkan. Namun protokol kesehatan harus dipatuhi. Kami tidak mau tatap muka di rumah siswa ini justru memicu klaster baru Covid-19," tegas Arif Haryono, Plt Kepala Dinas Pendidikan Sleman, Senin (24/8/2020).

Menurut Arif, protokol kesehatan yang harus dipatuhi saat home visit hampir sama dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 lainnya. Di antaranya siswa dan guru harus mengenakan masker, jumlah siswa dibatasi maksimal enam anak, jaga jarak, dan cuci tangan.

Lokasi atau rumah yang akan digunakan home visit juga harus dipastikan tidak ada kasus Covid-19. Begitu pula guru dan siswa yang akan ikut harus dipastikan tidak ada kasus Covid-19 di lingkungannya. “Kalau protokol itu tidak bisa dilaksanakan home visi' tidak boleh berlangsung," kata Arif.

Untuk menunjang pembelajaran daring, Pemkab Sleman pekan lalu meluncurkan Program Sembada Belajar melalui video yang di unggah di kanal youtube. Program tersebut berisi materi pembelajaran kelas 1 hingga kelas 6 selama semester gasal pada tahun ajaran 2020/2021.

“Sembada Belajar tersebut dibuat mengingat hingga saat ini Kabupaten Sleman belum memberlakukan pembelajaran tatap muka di sekolah. Kanal dibuat untuk menunjang pembelajaran daring bagi siswa SD di Kabupaten Sleman,” kata Arif.

Materi yang diberikan sudah disusun sedemikian rupa sehingga runtut dan sesuai Kurikulum 13. Sembada Belajar terdiri 27 tema pembelajaran untuk melaksanakan kurikulum semester pertama sampai bulan Desember 2020.

Diakui Arif, pembelajaran tersebut memang tidak bisa mencapai target kurikulum. Pemkab Sleman terus berupaya memberikan pembelajaran yang efektif dengan materi yang runtut selama masa pandemi ini dan tidak keluar dari pada kurikulum 13.

Di dalam penyampaiannya juga menggunakan metode yang lebih interaktif dan komunikatif kepada peserta didik. “Jadi dibuat seakan-akan guru berkomunikasi  langsung dengan peserta didik," jelas Arif. (sol)