Industri Rumahan Rambak Kulit Sapi Terganggu Covid-19

Industri Rumahan Rambak Kulit Sapi Terganggu Covid-19

INDONESIA saat ini mengalami pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 di Indonesia pertama kali dideteksi pada 2 Maret 2020. Covid-19 tersebut merupakan virus yang penularannya sangat cepat. Pemerintah akhirnya telah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk melakukan segala aktivitas di rumah atau Work From Home (WFH), serta adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), penerapan Social Distancing, dan memutuskan untuk kegiatan perkuliahan dan kegiatan belajar mengajar secara daring. Masyarakat harus menerapkan kebijakan-kebijakan tersebut dan mengharuskan masyarakat untuk berdiam diri di rumah, yang manfaatnya untuk menghindari penularan dan penyebaran Covid-19.

Dampak Covid-19 tidak hanya merugikan sisi kesehatan, tetapi juga menimbulkan dampak terhadap perekonomian Indonesia. Salah satunya yang terdampak pandemi Covid-19 adalah sektor UMKM. Misalnya UMKM Rambak Asin Kulit Sapi UD. Berkah Nggolo Putro. UMKM tersebut milik Suhardiyono, beralamat di Jembangan RT 02, Segoroyoso, Pleret, Bantul. Dirinya menjelaskan bahwa  UD. Berkah Nggolo Putro selama pandemi Covid-19 membawa 2 dampak yaitu dampak negatif dan dampak positif. “Bisnis ini selama pandemi memilik dampak negatif dan ada juga dampak positifnya,” tuturnya.

Selain itu dirinya menjelaskan pada dampak negatifnya selama pademi ini. “Sejak pandemi Covid-19 masuk Indonesia pada bulan Maret, bisnis ini mengalami penurunan omzet sampai 70%,” jelas Suhardiyono. Menurutnya, hal tersebut dikarenakan anjloknya permintaan konsumen. Dengan adanya pembatasan sosial tersebut mengakibatkan cara pemasaran secara konvensional menjadi terbatas yang berimbas kepada penurunan omzet.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa penurunan omzet tersebut menyebabkan perputaran modal menjadi terhambat, sehingga proses produksi tidak berjalan dengan lancar, karena kurangnya biaya bahan baku. “Karena adanya pandemi ini modal jadi terhambat, jadi untuk produksi kurang lancar karena biaya untuk bahan baku kurang,” jelas Suhardiyono.

Ia menjelaskan, bahwa di,samping adanya dampak negatif, ada pula dampak positifnya. “Meski terjadi penurunan pada sisi omzet, namun adanya pandemi Covid-19 ini membuat eksistensi bisnis UD. Berkah Nggolo Putro meningkat,” tuturnya. Menurutnya, hal tersebut dikarenakan semakin gencar dalam mempromosikan produk. UD. Berkah Nggolo Putro mengembangkan promosi penjualan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen di tengah pandemi ini. UD. Berkah Nggolo Putro menggunakan media digital saat melakukan promosi, karena pelanggan lebih banyak menghabiskan waktu dan beraktivitas di rumah. Selain itu, eksistensi bisnis UD. Berkah Nggolo Putro meningkat dikarenakan banyaknya konsumen yang menjadi reseller, para reseller sering kali menitipkan barang produksi tersebut ke warung-warung kecil, sehingga secara tidak langsung akan membuat lebih banyak orang yang mengetahui tentang produk kerupuk rambak asin.

“Modal saya sempat terhambat karena adanya Covid-19, sehingga banyak karyawan yang saya hentikan karena belum ada modal lagi untuk membiayainya,” jelas Suhardiyono.

Sebelum adanya pandemi Covid-19 biasanya pekerja menghabiskan 1-1,5 kuintal dalam sehari, namun pada saat awal pandemi hanya bisa menghabiskan sekitar 50 kg dalam waktu 1-2 hari. Tetapi pada pertengahan pandemi bisnis ini mulai bangkit lagi sehingga pekerja bisa menghabiskan 1,5 kuintal lebih dalam sehari. 

Dirinya mengatakan, walaupun UD. Berkah Nggolo Putro mengalami penurunan pada sisi omzet, bisnis ini masih tetap bertahan sampai saat ini. Banyak UMKM yang gulung tikar, tetapi untuk UD. Berkah Nggolo Putro tidak akan putus asa bila mengalami penurunan omzet. Tetap bertahan, bersemangat dalam usahannya dan menerapkan strategi bisnis yang tepat agar omzet bisa kembali normal.

Seiring berjalannya waktu, UD. Berkah Nggolo Putro mulai menunjukkan bahwa omzet mulai membaik seperti sebelum adanya pandemi. *

Herlinda Sofiana Devi

Mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa