Ini Cara Pematung Yusman Berperang Melawan COVID-19

Ini Cara Pematung Yusman Berperang Melawan COVID-19

KORANBERNAS.ID, JOGJA -- Pandemi COVID-19 yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir membuat semua orang fokus pada penanganan wabah tersebut. Kadang mereka lupa untuk memikirkan hal lain, misalnya menikmati seni.

Karenanya seniman patung Yusman mencoba menggugah semangat warga Yogyakarta melalui pameran mini bertajuk Spirit Global Kartini di Tengah Pandemi. Pameran yang digelar di Kompleks Kepatihan, Rabu (23/4/2020) tersebut menampilkan patung perunggu pahlawan nasional RA Kartini.

Sesuai protokol kesehatan, pameran hanya dihadiri oleh segelintir tamu undangan. Diantaranya Paniradya Pati Kaistimewan Beni Suharsono serta Ketua Komunitas Peduli Pariwisata Indonesia (KPPI) Tazbir Abdullah.

Patung setengah badan tersebut terbuat dari perunggu. Dibuat Yusman selama kurang lebih dua tahun, patung seberat 80 kg itu menjadi salah satu caranya melawan pandemi COVID-19.

"Patung Kartini ini sebenarnya sudah saya buat lama, sejak dua tahun lalu tapi masih tersimpan di rumah. Di saat pandemi ini, pameran patung ini diharapkan dapat membantu menggairahkan pariwisata dan dunia seni ditengah dampak buruk pandemi COVID-19," paparnya.

Patung tersebut bagi Yusman menjadi pengingat bangsa ini memiliki harapan meski disaat-saat sulit seperti sekarang ini. Kartini yang mampu memperjuangkan emansipasi perempuan ditengah budaya patriaki pada masanya bisa jadi pembelajaran berharga bagi bangsa ini untuk tidak menyerah atas wabah ini.

Apalagi Kartini dikenal sebagai sosok yang lekat dengan feminisme yang menentang feodalisme. Melalui karya itu, Yusman berharap bisa menyemangati para seniman yang turut terdampak COVID-19.

Pameran tersebut juga menjadi rencana awal dari pameran patung dan relief perjuangan Yogyakarta. Pameran itu rencananya digelar dalam rangka memperingati sewindu UU Keistimewaan Yogyakarta pada Agustus 2020 mendatang dengan nama City Rebranding bersama dengan Komunitas Peduli Pariwisata Indonesia (KPPI) dan pemuda cerdas asal Laweyan, Surakarta yakni Parama Pradana Suteja.
 
"Pameran kecil ini jadi ajakan untuk tetap berjuang di tengah pandemi yang tidak menentu," imbuhnya.(yve)