Ini Kuncinya Jika Ingin Ketahanan Pangan Bisa Mapan

Ini Kuncinya Jika Ingin Ketahanan Pangan Bisa Mapan

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Pangan adalah yang pertama sebelum yang lain-lain. Mau tak mau pemerintah harus menempatkan ketahanan pangan sebagai program prioritas. Keberhasilan itu kuncinya ada pada petani sedangkan pemerintah cukup berperan sebagai fasilitator.

“Pemerintah harus mendorong keterlibatan petani dan gabungan kelompok tani (gapoktan) dalam rangka membuat ketahanan pangan di Provinsi DIY ini bisa mapan,” ungkap Nurcholis Suharman, anggota Komisi B DPRD DIY.

Kepada wartawan Kamis (2/7/2020) di gedung dewan Jalan Malioboro Yogyakarta usai mengikuti kunjungan Komisi B meninjau UPTD Balai Pengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Unit Ngipiksari Pakem Sleman, Nurcholis menyatakan pelibatan petani selaku produsen perlu dilakukan secara komprehensif mulai dari hulu sampai hilir.

Mengingat Pemda DIY tidak sepenuhnya mampu memenuhi anggaran untuk petani sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan, saran dia, perlu pelibatan pihak ketiga terdiri swasta, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) maupun perguruan tinggi.

Apalagi Pemda DIY memiliki PD Taru Martani yang saat ini diarahkan menjadi semacam bulog-nya daerah agar bisa berperan memacu ketahanan pangan lebih mapan lagi.

“Kita punya banyak kampus yang memiliki jurusan pertanian. Ini harus kita manfaatkan semaksimal mungkin melalui riset,  penyediaan bibit, produksi sampai dengan pasca-panen dan distribusi. Jangan sampai setelah panen distribusinya tidak lancar sehingga mempengaruhi ketahanan pangan,” ungkap anggota Fraksi Partai Golkar ini.

Wisata dan UMKM

Pada bagian lain ditanya mengenai pemulihan sektor wisata dan UMKM, Nurcholis menyampaikan dirinya yakin setelah Juli 2020 Yogyakarta akan kebanjiran wisatawan. Ini harus diimbangi dengan kebijakan pemerintah membantu para pelaku wisata dan UMKM.

Selama empat bulan pandemi Covid-19 dua sektor tersebut terpuruk. Adapun bantuan dari pemerintah bisa berupa keringanan pajak maupun keringanan bunga bank. “Termasuk kalau memang punya dana hotel bisa disubsidi. Sekarang hotel-hotel banting harga dari semula Rp 1,5 juta dijual Rp 300 ribu, ning ora ana sing nginep,” kata dia.

Nurcholis menyarankan dinas terkait segera bergerak melakukan terobosan dan inovasi out of the box. “Pelaku wisata dan UMKM perlu dikaruhke,” tambahnya.

Selain itu, dinas terkait perlu mendorong masyarakat DIY berwisata di daerahnya sendiri. “Saya yakin masyarakat Yogyakarta sudah tidak kerasan tinggal di rumah. Jangan dulu berharap kedatangan wisatawan dari luar daerah apalagi luar negeri. Yang lokal digarap dulu dengan disertai SOP Pencegahan Covid-19,” kata dia. (sol)