Kawasan Cagar Budaya Ini Peroleh Sentuhan Khusus

Kawasan Cagar Budaya Ini Peroleh Sentuhan Khusus

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Kotagede merupakan satu dari lima Kawasan Cagar Budaya (KCB) di Provinsi DIY yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub). Dari total Rp 1,3 triliun Dana Keistimewaan (Danais) yang diterima Pemda DIY dari pemerintah pusat tahun ini, sebagian besar alokasinya diprioritaskan untuk Kotagede.

“Sejak pertama kali dana keistimewaan diterima Provinsi DIY tahun 2013, Kotagede mendapat sentuhan khusus. Pasti Kotagede dapat perhatian khusus,” ungkap Devi Arianti, Kepala Bagian (Kabag) Pelayanan Paniradya Kaistimewan, Jumat (31/1/2020), di Kantor Kecamatan Kotagede.

Ririn, panggilan akrabnya, menjelaskan Kotagede yang dulu merupakan pusat Keraton Mataram sampai saat ini masih menyimpan banyak peninggalan bersejerah yang terawat sehingga tercipta living museum.

“Pusat Keraton Mataram kenapa di Kotagede dulu pasti ada alasannya. Kotagede istimewa tempatnya maka perlu kita gali peninggalan budayanya,” ujarnya.

Apalagi kawasan ini masih banyak menyimpan benda cagar budaya termasuk arsitektur tradisional Jawa Klasik, joglo-joglo maupun rumah-rumah-rumah Kalang.

Ketua Komisi  Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, saat memimpin Monitoring dan Evaluasi Kawasan Cagar Budaya Kotagede terkait dengan alokasi danais menyampaikan, Kotagede banyak melahirkan tokoh hebat pendiri republik ini.

Sebut saja salah seorang di  antaranya yaitu anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) sekaligus anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), KH Abdul Kahar Muzakir. Pahlawan nasional itu juga tercatat sebagai rektor pertama UII (Universitas Islam Indonesia).

Eko meminta Paniradya Kaistimewan tetap memperhatikan rumah peninggalan tokoh Muhammadiyah lulusan pondok pesantren Termas Pacitan Jawa Timur itu.

“Di dalam aspek kebudayaan pasti ada sejarah. Ini dimaksudkan agar sejarah Kotagede tidak terlupakan,” ujarnya didampingi Wakil Ketua Komisi A Suwardi dan Sekretaris Retno Sudiyanti.

Hadir pula anggota komisi yang membidangi pemerintahan ini yaitu KPH Purbodiningrat, Sutemas Waluyanto, Bambang Setyo Martono, Muhammad Syafi'i, Siti Nurjannah, Hifni Muhammad Nasikh, Sudaryanto, Heri Dwi Haryono dan Stevanus Christian Handoko.

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto (kiri) bersama Camat Kotagede Rajwan Taufik. (sholihul hadi/koranbernas.id)

“Pemda DIY harus punya perhatian khusus mengingat Kotagede memiliki sejarah luar biasa hebat sebagai pusat peradaban yang memiliki kekhasan. Kami berharap Kotagede menjadi pusat segala kebudayaan,” ujarnya.

Camat Kotagede, Rajwan Taufik, mengapresiasi langkah-langkah serta dukungan DPRD DIY bersama Pemda DIY mengembangkan wilayah tersebut. Apalagi Kotagede masuk tujuh besar pelestarian cagar budaya tingkat dunia.

“Dukungan DPRD DIY sangat kami butuhkan dalam rangka pengembangan kawasan Kotagede,” kata dia.

Pertemuan kali ini juga dihadiri Lurah Purbayan Ari Suryani, Lurah Rejowinangun Wulan Purwandari, Lurah Prenggan, Haryatun maupun Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kota (LPMK) dari masing-masing wilayah.

Pada forum dialog, mereka mengungkapkan sejumlah persoalan di antaranya kurangnya aksebilitas, pelestarian kerajinan perak, kuliner khas serta kesiapan masyarakat setempat apabila menerima kunjungan wisatawan. (sol)