Kekeringan Tahun Ini Jadi yang Terburuk di Kebumen

Kekeringan Tahun Ini Jadi yang Terburuk di Kebumen

KORANBERNAS.ID--Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kebumen mengakui, kekeringan yang terjadi pada sawah berpengairan tehnis tahun ini, paling luas dibanding kekeringan tahun -tahun sebelumnya. Dari 33.890 hektar realisasi tanaman padi, 4552 hektar mengalami kerusakan. Bahkan, 1486 hektar diantaranya puso.

“Akibat kekeringan sangat memprihatinkan,” kata Ir Tri Haryono Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kebumen kepada wartawan, Rabu (11/9/2019).

Selain air irigasi tidak menjangkau lahan persawahan, gagal panen yang terjadi di areal seluas 1486 hektar, juga disebabkan musim kemarau yang datang lebih awal.

Kerugian petani sebenarnya bisa dikurangi, jika petani memompa air tanah atau air sungai di sekitarnya, meskipun tidak dianjurkan pada sawah tadah hujan.

Hal ini, lantaran perhitungan usaha tani dengan pompa untuk mencukupi kebutuhan air, tidak menguntungkan petani.

“Maret lalu, hujan sudah mulai jarang. Juni dan Juli sudah tidak ada hujan. Jika menggunakan pompa, tidak menguntungkan untuk sawah tadah hujan,” kata Tri Haryono yang didampingi Kepala Bagian Humas Pemkab Kebumen Budi Suwanto.

Di Kabupaten Kebumen, hingga sekarang ada 600 unit pompa air. Masih kurang 400 an unit pompa. Pompa air hanya untuk mengatasi keadaan, ketika musim kemarau lebih awal seperti tahun ini,” katanya.

Perbaikan jaringan irigasi juga mendesak, untuk mengurangi kebocoran air, karena rusaknya saluran air irigasi. (SM)