Kelola Sampah, TPST Piyungan Siap Digarap 2023

Kelola Sampah, TPST Piyungan Siap Digarap 2023

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Pengelolaan sampah di TPST Piyungan akan memasuki babak baru. Pemda DIY akan mulai proyek pengolahan sampah di TPST tersebut pada 2023 mendatang.

Pemda siap menggandeng badan usaha untuk mengolah sampah di TPST tersebut. Sebab saat ini persoalan sampah masih saja terjadi. Setiap harinya sekitar 600-900 ton sampah dibawa ke penampungan tersebut.

"Umur teknis TPST Piyungan sudah habis dan hanya mampu menampung sampah hingga 2-3 tahun mendatang. Karenanya perlu segera dikelola,” papar Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan ESDM DIY, Hananto Hadi Purnomo dalam Market Sounding TPST Piyungan Regional Landfill Development di Komplek Kepatihan, Senin (30/11/2020).

Hadir dalam acara kali ini Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda DIY yang sekaligus bertindak sebagai Ketua Simpul KPBU TPST Piyungan Tri Saktiyana dan Pelaksana Harian Unit Manajemen Tim Pelaksana Percepatan Pemabngunan Program Prioritas DIY Rani Syamsinarsi.

Menurut Hananto, Pemda saat ini menjajagi kerjasama dengan sejumlah Pemerintah Badan Usaha (KPBU) dan investor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sekitar 92 badan usaha tertarik untuk ikut berperan dalam mengolah sampah TPST Piyungan.

Tim Percepatan Pelaksanaan Program Prioritas Pembangunan Daerah (TP5D) mentargetkan pengembangan konstruksi TPST Piyungan dapat terlaksana pada 2023-2024. Dengan demikian pada 2025 mendatang diperkirakan wajah baru TPST Piyungan dapat terlihat.

"Diharapkan awal 2025 sudah jalan, 2022 sudah kontrak, 2023-2024 konstruksi. Ada opsi-opsi dalam kpbu, duitnya, satu semuanya oleh badan usaha, ada yang VGF, bantuan kemenkeu maksimum 49 persen, bantuan oleh pemerintah atau badan donor lain dalam rangka tiping fee mampu ditanggung oleh pemda," paparnya.

Sementara Rani mengungkapkan daripuluhan badan usaha yang berharap menjadi pihak ketiga pengelolaan TPST Piyungan, pemda menyaring beberapa badan usaha saja yang dianggap memenuhi kriteria untuk kesepakatan ke depan. Pemda akan melihat sejauh mana mereka bisa mengatasi persoalan sampah di TPST tersebut.

"Dari hasil kemarin sudah 17. Nanti diundang kembali ketika kami lakukan studi kelayakan terakhir," ungkapnya.

Rani menambahkan, Pemda melihat konsep dan teknologi yang ditawarkan oleh para investor yang akan mengelola TPST Piyungan tersebut. Namun diharapkan mereka bisa mengelolah sampah hingga 80 persen lebih. Bahkan dimungkinkan sampah di TPS tersebut bisa dikonversi menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) seperti halnya di TPA Putri Cempo, Solo dan lainnya.

"Kebanyakan kalau teknologi ada dari Eropo, dari Asia Tenggara sudah banyak. Mereka bergabung dengan yang ada di sini. Karena persyaratan harus memberi satu badan usaha Indonesia untuk bergabung, harus konsorsium," jelasnya.

Sejumlah opsi muncul dari sistem KPBU tersebut. Diantaranya pembiayaan seluruhnya bersumber dari badan usaha. Selain itu bantuan anggaran dari Kemenkeu maksimum sebesar 49 persen. Dan sumber pendonoran dari pemerintah lain.

"Ada opsi dalam KPBU, pertama anggarannya semuanya oleh badan usaha, ada yang VGF, bantuan Kemenkeu maksimum 49 persen, dan badan donor lain," imbuhnya.(adv)