Kementan Punya Solusi Langkanya Minyak Goreng

Kementan Punya Solusi Langkanya Minyak Goreng

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), melalui Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang, menyelenggarakan Millennial Agriculture Forum (MAF).

Ajang ini sebagai wadah edukasi dan diskusi bagi masyarakat luas. Helatan MAF Volume 3 Edisi 16 kali ini mengangkat isu yang sedang hangat yaitu Minyak Kelapa sebagai Solusi saat Minyak Goreng Langka serta Peluang Bisnisnya.

Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL)menyatakan, bahwa saat ini kita dalam kondisi yang tidak biasa-biasa. Pandemi Covid-19 dan climate change menjadi tantangan terbesar bidang pertanian dalam memenuhi pangan nasional. Oleh karena itu, langkah solutif dan inovatif perlu digalakkan untuk keluar dari kondisi ini.

“Pelan tapi pasti Covid-19 dan climate change menghadirkan krisis pangan global. Hal ini sudah diperingatkan oleh FAO sejak awal pandemi. Kementerian Pertanian telah menyiapkan dan menjalankan langkah strategis untuk menghadapinya,” papar Mentan SYL saat membuka MAF volume 3 edisi 16 secara virtual, Senin (11/4/2022).

“Langkah strategis tersebut di antaranya yaitu menggenjot produktivitas, menerapkan teknologi, menggunakan varietas-varietas unggulan dan meningkatkan kualitas SDM pertanian,” lanjutnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, turut membenarkan bahwa climate change mempengaruhi produktivitas dan produksi pangan dunia.

“Salah satunya, yang kita lihat adalah dampak terhadap produktivitas pangan. Terjadi penurunan 10 hingga 30 persen produktivitas berbagai bahan pangan seperti kedelai, jagung, dan juga produksi sawit. Kita harus berpikir solutif untuk ini,” ujar Dedi.

Memenuhi kebutuhan pangan dengan diversifikasi pangan lokal, menurut Dedi Nursyamsi menjadi salah satu kunci ketahanan pangan nasional.

“Kita harus punya solusi yaitu dengan menggenjot produktivitas dan produksi pangan dalam negeri, serta di saat yang sama melakukan diversifikasi pangan lokal,” imbuhnya.

“Kita ganti kedelai dengan koro pedang, ganti daging sapi dengan daging ayam atau kelinci, dan diversifikasi minyak goreng sawit dengan minyak kelapa,” sambungnya.

Direktur Polbangtan YoMa dalam sambutannya pada MAF edisi 16 ini menegaskan, bahwa sekarang bukan saatnya insan pertanian turut berpolemik atau berkutat dengan isu yang beredar. Namun hendaknya melakukan upaya pengoptimalan sumberdaya alam yang dimiliki saat ini.

“Ayo kita ciptakan kemandirian pangan dengan menghasilkan dan memproduksi sendiri bahan pangan kita dari potensi yang ada. Kolaborasi antara akademisi, praktisi dan pemerintah menjadi kunci untuk mewujudkan cita-cita tersebut,” kata Bambang.

Dua narasumber yang berasal dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit dan Coconut Center Indonesia, dihadirkan langsung di tengah-tengah 1000 lebih peserta MAF yang bergabung secara daring di platform zoom meeting dan Siaran Kanal Youtube. Kehadiran narasumber andal tersebut berhasil memantik diskusi menjadi hidup. (*)